Analisis fungsi produksi Metode Analisis Data

3.4.5 Analisis fungsi produksi

Untuk menganalisis fungsi produksi perikanan pelagis di Kota Sorong digunakan pendekatan model fungsi produksi dengan regresi berganda Soekartawi, 1990. Analisis regresi berganda menggunakan Software Minitab 14. Fungsi produksi adalah hubungan fisik antara masukan produksi input dan produksi output. Tujuan dari analisis fungsi produksi adalah menginginkan informasi sumberdaya yang terbatas seperti investasi, tenaga kerja dan lain-lain dapat dikelola dengan baik, agar produksi maksimum dapat diperoleh. Fungsi produksi adalah suatu fungsi atau persamaan yang melibatkan dua atau lebih variabel, dimana variabel yang satu disebut dengan variabel dependen yang dijelaskan oleh Y dan yang lain disebut variabel independen yang menjelaskan X. Penyelesaian hubungan antara Y dan X adalah dengan cara regresi yaitu variasi dari Y akan dipengaruhi oleh variasi dari X. Analisis fungsi produksi menggunakan persamaan regresi linier berganda yang dituliskan secara matematis sebagai berikut Walpole, 1992 : Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + …….. b n X n Keterangan : Y = Nilai variable tak bebas a = intersept b = koefisien regresi X = Variable bebas n = Jumlah variable Variabel-variabel yang ditentukan dan diukur di lapangan adalah : 1Variabel tak bebas yaitu hasil tangkapan Y. Hasil tangkapan yang dimaksud adalah jumlah hasil tangkapan yang diperoleh dalam satu tahun. Satuan ukuran yang digunakan untuk keperluan analisis adalah kg. 2Variabel bebas yang diambil sebagai faktor-faktor teknis produksi dalam penelitian ini yang dianggap sebagai parameter penentu didalam pengoperasian unit penangkapan ikan pelagis adalah sebagai berikut : 1 Ukuran kapalgross ton X 1 Ukuran perahu dinyatakan dalam gross tonnage GT, semakin besar GT maka semakin besar kapasitas muat perahu tersebut. Besarnya GT perahu akan menentukan jarak operasi penangkapan ikan, karena dengan memperbesar GT memungkinkan perahu beroperasi lebih jauh dari pantai. Untuk mendapatkan GT perahu digunakan rumus berikut Nomura and Yamazaki, 1977 : GT = L x B x D x C x 0,353. Keterangan L = Panjang perahu m B = Lebar perahu m D = dalam perahu m C = konstanta bahan perahu fiber = 0,55. 2 Dimensi alat tangkap X 2 Dimensi alat tangkap yang diduga berpengaruh terhadap produksi adalah Panjang badan jaring untuk alat tangkap jenis jaring yang diukur adalah jumlah piece yang digunakan. Jumlah piece yang digunakan akan mempengaruhi besar kecil biaya investasi dan besar kecilnya hasil tangkapan yang diperoleh Ayodhyoa, 1981. Jumlah mata pancing diduga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi produksi perikanan pelagis dengan alat tangkap pancing tonda trolling lines. 3 Jumlah jam operasi X 3 Jumlah jam operasi yang dimaksud untuk jenis alat penangkapan dengan jaring merupakan perkalian antara lamanya perendaman jaring towing dalam air dengan jumlah setting yang dilakukan dalam satu kali trip penangkapan. Dengan asumsi bahwa semakin lama jaring terendam dalam air towing, maka hasil tangkapan semakin banyak pula. Setting yang dimaksud adalah penebaran jaring dalam satu operasi penangkapan. Penentuan setting dengan menghitung berapa kali setting dilakukan selama satu trip operasi penangkapan. Sedangkan untuk alat penangkapan dengan pancing, jumlah jam operasi adalah jumlah hari operasi dalam satu trip. 4 Tenaga kerja nelayan X 4 Tenaga kerja adalah setiap nelayan yang terlibat langsung di dalam usaha penangkapan ikan termasuk juru mudi. Tahapan analisis untuk menentukan faktor-faktor produksi yang berpengaruh terhadap peningkatan produksi ikan pelagis adalah : 1 Menentukan model persamaan fungsi produksi, dengan menggunakan software Minitab 14. 2 Menentukan korelasi antar variabel. Analisis korelasi adalah Alat statistik yang sering digunakan untuk mengukur sampai seberapa besar keeratan hubungan antara dua variabel. Besar kecilnya atau kuat tidaknya hubungan dua variabel tersebut dinyatakan dengan koefesien korelasi r. Sebelum analisa regresi dilakukan, maka perlu diuji korelasional antara variabel X dan Y. Untuk uji korelasional dapat digunakan rumus korelasi dari Pearson product moment correlation. Persyaratan dari uji korelasi dengan Pearson adalah antara lain : 1 Pengambilan sampel dari populasi harus random 2 Data yang dicari korelasinya harus berskala interval atau ratio 3 Variasi skor kedua variabel yang akan dicari korelasinya harus sama 4 Distribusi skor variabel yang dicari korelasinya hendaknya merupakan distribusi unimodal 5 Hubungan antara variabel X dan Y adalah linier. Korelasi Pearson product moment correlation dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : { } ∑ ∑ ∑ − − − − = 2 2 Y Y X X Y Y X X r Rumus tersebut memerlukan suatu perhitungan rata-rata dari masing-masing kelompok yang selanjutnya perlu suatu perhitungan selisih masing-masing skor dengan rata-ratanya, serta kuadrat simpangan skor dengan rata-ratanya, maupun hasil kali simpangan masing-masing kelompok. 3 Menentukan multikolinieritas antar variabel independen Multikolinieritas adalah situasi, dimana nilai-nilai pengamatan dari X 1 ,X 2 ..........X n adalah mempunyai hubungan yang kuat sehingga variabel X tertentu tidak begitu mempengaruhi Y, tetapi justru variabel X tersebut dipengaruhi oleh variabel X lainnya. 4 Menghitung koefisien regresi berganda fungsi produksi. 5 Pengujian terhadap faktor-faktor produksi X i secara bersama-sama terhadap hasil tangkapan Y dilakukan dengan uji F. Tujuannya adalah untuk melihat signifikan dari faktor-faktor produksi terhadap produksi hasil tangkapan dengan menggunakan tabel anova. Tabel anova disajikan pada Tabel 15. Tabel 15. Tabel anova Sumber Derajat Bebas db Jumlah Kuadrat JK Kuadrat Tengah KT F- Hitung Regresi p-1 JkA= 2 Yj Yi n − ∑ KTA= JKAp-1 KTAKTS Galat Pn-1 JKS=JKT-JKA KTS = JKSpn-1 Total n-1 JKT= 2 ∑ − Y Yij 1 Ho : bi = 0 untuk i = 1,2,......n berarti antara Y dengan X i tidak ada hubungan H1: minimal salah satu bi ≠ 0 untuk i = 1,2,3.....n berarti Y tergantung terhadap X i secara bersama-sama. Jika F hitung F tabel Ho ditolak F hitung F tabel Hi diterima 2 Pengujian masing-masing faktor X i terhadap produksi hasil tangkapan Y dilakukan dengan uji t-student. 4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

4.1 Letak Geografis