Pemilihan Teknologi Penangkapan Ikan Tepat Guna

10,yang digunakan untuk menentukan Rasio konsistensi CR tercantum pada Tabel 2. Tabel 2. Nilai random consistency index RI untuk jumlah elemen n 1 sampai dengan 10 Saaty, 1991

2.6 Pemilihan Teknologi Penangkapan Ikan Tepat Guna

Tujuan pemilihan teknologi penangkapan ikan tepat guna adalah untuk mendapatkan jenis alat tangkap ikan yang mempunyai keragaan performance yang baik ditinjau dari aspek biologi, teknis, sosial dan ekonomi, sehingga merupakan alat tangkap yang cocok untuk dikembangkan. Haluan dan Nurani 1988 mengemukakan bahwa untuk menentukan unit usaha perikanan tangkap pilihan digunakan metoda skoring. Penilaian metoda skoring mencakup analisis terhadap aspek-aspek sebagai berikut : a Aspek biologi mencakup : ukuran mesh size jaring yang digunakan untuk menganalisa selektivitas alat tangkap, jumlah ikan layak tangkap, jumlah komposisi hasil tangkapan dan cara pengoperasian alat tangkap. b Aspek teknis mencakup : produksi per trip, produksi per tenaga kerja dan produksi per tahun. c Aspek sosial meliputi : jumlah tenaga kerja per unit penangkapan, tingkat penguasaan teknologi dan kemungkinan kepemilikan unit penangkapan ikan oleh nelayan yang diperoleh dari pendapatan nelayan per tahun dibagi investasi dari unit penangkapan. d Aspek ekonomi mencakup : analisis aspek ekonomi dan finansial yaitu meliputi penerimaan bersih per tahun dan penerimaan per tenaga kerja per tahun. Sedangkan untuk analisis finansial meliputi penilaian dengan Net N RI N RI 1 0,00 6 1,24 2 0,00 7 1,32 3 0,58 8 1,41 4 0,90 9 1,45 5 1,12 10 1,49 Present Value NPV, Benefit Cost Ratio Net BC dan Internal Rate of Return IRR. Prinsip dasar untuk penentuan berdasarkan cara skoring terhadap unit perikanan tangkap adalah untuk penilaian pada kriteria yang mempunyai satuan berbeda dan penilaiannya dilakukan secara subjektif. Penilaian terhadap semua kriteria secara terpadu dan dilakukan standarisasi nilai dari kriteria masing-masing unit penangkapan ikan. Kemudian skor tersebut dijumlahkan, makin besar jumlah skor berarti lebih baik atau efisien dan sebaliknya Mangkusubroto dan Trisnadi, 1985 diacu Purbayanto, 1991. Menurut Haluan dan Nurani 1988 dan Purbayanto 1991 aplikasi metoda skoring untuk pemilihan teknologi alat tangkap untuk aspek selektivitas alat tangkap dilakukan dengan parameter ukuran mata jaring seperti disajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Nilai skor untuk aspek selektivitas alat tangkap dengan parameter mata jaring untuk jenis alat penangkapan ikan yang diteliti Analisa ekonomi merupakan salah satu aspek dalam evaluasi investasi. Dalam analisa ini, proyekusaha dilihat dari sudut perekonomian dan biasanya yang diperhatikan adalah hasil total atau produktivitas atau keuntungan yang diperoleh dari semua sumber yang dipakai dalam proyekusaha untuk masyarakat atau perekonomian secara keseluruhan, tanpa melihat pihak mana yang menyediakan sumber-sumber tersebut dan pihak mana dalam masyarakat yang menerima hasil Kadariah, 1988. Selanjutnya menurut Kadariah 1988 bagi para pengambil keputusan, yang penting adalah mengarahkan penggunaan sumber-sumber langka kepada proyekusaha yang memberikan hasil yang paling banyak untuk perekonomian Mesh size Selektivitas Skor 1,2 cm Tidak selektif 1 1,2 – 2 cm Kurang selektif 3 2,1 – 2,5 cm Cukup selektif 5 2,6 – 4 cm Selektif 7 4 cm Sangat selektif 9 secara keseluruhan yaitu yang menghasilkan social return atau economic returns yang paling tinggi. Dalam analisa proyek ada beberapa kriteria yang sering digunakan untuk menentukan layak atau tidaknya suatu usulan proyek. Dalam semua kriteria itu baik manfaat benefit maupun biaya dinyatakan dalam nilai sekarangnya present value . Beberapa kriteria tersebut adalah : 1 Net Benefit-Cost Ratio Net BC Yang dimaksud dengan Net BC Ratio adalah perbandingan antara Present Value dari net benefit yang positif dengan Present Value dari net benefit yang negatif net cost. Metode ini dapat dirumuskan sebagai berikut : Jika net BC ratio 1, maka proyek dianggap layak untuk dilanjutkan. Jika net BC ratio 1, maka proyek dianggap tidak layak untuk dilanjutkan. 2 Net Present Value NPV Net Present Value adalah merupakan selisih antara present value dari benefit dan present value dari cost. Dimana nilai B dan C adalah B dan C yang telah didiscount. Untuk menentukan ratio-ratio atau net present value tersebut diatas harus ditetapkan lebih dahulu discount rate yang akan digunakan untuk menghitung present value baik dari benefit maupun dari biaya. Jika BC ratio 1, maka hal ini berarti bahwa dengan discount rate yang dipakai, present value dari benefit present value biaya dan hal ini berarti bahwa proyek tersebut tidak menguntungkan atau Net Present Value lebih besar dari 0 positif. 3 Internal Rate of Return IRR Internal Rate of Return adalah merupakan discount rate yang dapat membuat NPV proyek sama dengan nol 0, atau yang dapat membuat BC ratio sama dengan 1. Dalam perhitungan IRR ini diasumsikan bahwa setiap benefit neto tahunan secara otomatis ditanam kembali dalam tahun berikutnya dan memperoleh rate of return yang sama dengan investasi sebelumnya Kadariah, 1988. Selain kriteria tersebut diatas, terdapat kriteria tambahan untuk mengukur kelayakan investasi yaitu break even point digunakan untuk menentukan usaha tersebut mengalami untung atau rugi.

2.7 Analisis Fungsi Produksi