Program Outbound KAJIAN PUSTAKA
32 1998 bahwa setiap proses belajar yang efektif memerlukan tahapan
berikut ini yakni: a.
Pembentukan pengalaman Experience. Agar pengalaman yang ditimbulkan dari hasil pelatihan sesuai dengan kebutuhan diperlukan
penelitian pendahuluan tentang kebutuhan pelatihan training need assesmend, yaitu melalui penyusunan kebutuhan pelatihan,
penyusunan jenis aktivitas exercise, penyusunan urutan aktivitas.
b. Tahapan perenungan pengalaman Reflect. Kegiatan refleksi
bertujuan untuk memproses pengalaman yang diperoleh dari kegiatan yang telah dilakukan. Dalam melakukan refleksi, peserta
biasanya menceritakan pengalaman pribadinya masing-masing pada berbagai tingkatan belajar.
c. Tahapan pembentukan konsep form Consepts. Pada tahapan ini
para peserta mencari makna dari pengalaman intekektual, emosional dan fiscal yang diperoleh dari keterlibatan dalam kegiatan.
Pengalaman apakah yang ditangkap dari suatu permainan, dan apa arti permainan tersebut bagian dari kehidupan pribadi dan kehidupan
oang lain.
d. Tahapan pengujian Konsep Test Consept. Pada tahapan ini para
peserta diajak untuk merenungkan dan mendiskusikan sejauh mana konsep yang telah terbentuk dari tahapan tiga dapat diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam kehidupan keluarga dan masyarakat.
Menurut Agustinus Susanta 2010: 23-24 ketika outbound
merupakan salah satu metode untuk mengembangkan diri peserta, berarti secara esensi sama dengan kurikulum yang digunakan untuk menjadikan
peserta didik lebih pandai. Manfaatnya pun otomatis sama. Agustinus Susanta berkeyakinan bahwa Outbound yang dikembangkan dan dikelola
secara professional dapat menjadi salah satu ilmu untuk mendidik. 3.
Tujuan dan Manfaat Outbound bagi Anak Usia Dini Anak yang disekolahkan di kelompok bermain rata-rata berusia 2-4
tahun. Usia tersebut merupakan masa golden age atau usia emas untuk menstimulasi perkembangan otak yang disertai pertumbuhan fisik.
33 Manusia tumbuh sejak pembuahan hingga mereka mencapai tinggi badan
orang dewasa pada usia 20 tahun. Pada tahap perkembangan dan pertumbuhan anak, menurut Panney
Upton 2012: 58 pertumbuhan fisik berlangsung pada tingkat yang mengejutkan dalam usia dua tahun pertama, bayi semakin mampu
mengendalikan keberfungsian fisiknya, khususnya keterampilan motorik kasar dan halus. Pengendalian motorik ini memungkinan bayi untuk
mulai menjelajahi lingkungannya, yang pada akhirnya membantu perkembangan keterampilan-keterampilan kognitif. Melalui kegiatan
outbound, anak diberikan rangsangan berupa permainan yang dapat menstimulasi aspek fisik hingga aspek psikis anak dengan berbagai
aktifitas yang menyenangkan. Secara umum, outbound bertujuan untuk mengembangkan berbagai
komponen perilaku siswa untuk menunjang pelaksanaan tugasnya sebagai siswa dalam kehidupan sehari-hari Gaia, 2008: 2. Secara lebih
spesifik, outbound dilakukan untuk tujuan-tujuan sebagai berikut: meningkatkan rasa percaya diri; membuka wawasan baru dalam
berinteraksi dengan lingkungan sosial serta bekerja sama dengan orang lain; memberikan pengalaman untuk mandiri dan menyelesaikan
masalah, meningkatkan kemampuan kreatif dalam menyelesaikan masalah, belajar untuk berkomunikasi secara efektif, meningkatkan rasa
percaya diri Al, 2007 : 2.
34 Menurut Luluk Iffatur Rochmah 2012 pada outbound, anak
dituntut untuk belajar mandiri dalam arti luas mulai dari mengatasi rasa takut, ketergantungan pada orang lain, belajar memimpin, mau
mendengarkan orang lain, mau dipimpin dan belajar percaya diri. Steven Habit mengatakan ada tujuh keterampilan untuk hidup, yakni leadership
life skill, learn to how, self confident, self awareness, skill communication, management skill and team work. Dari kegiatan
kreativitas itu dilakukan melalui proses pengamatan, intepretasi, rekayasa dan eksperimen yang dilakukan berdasarkan learning by doing
yang berarti anak akan lebih banyak memiliki kesempatan untuk menggali kemampuan dirinya sendiri dengan dengan mengalami sendiri
discovery learning sehingga anak mendapatkan pengalaman untuk pembelajaran dirinya sendiri.
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan, bahwa metode pembelajaran outbound memberikan proses belajar sederhana dimana
pengajaran atau pelatihan yang diberikan didesain untuk memberikan semangat, dorongan dan kemampuan yang didasarkan pada sebuah cara
pendekatan pemecahan masalah. Ini akan memotivasi anak dalam mengaktualisasikan dirinya sebagai perwujudan konsep diri positif sesuai
dengan tahap tahap perkembangan anak.