Kebijakan sebagai solusi agar anak lulusan SMPMTs bisa melanjutkan sekolah menengah.

176 ekonomi keluarga masih ada tiga alasan lain yaitu motivasi, lingkungan dan geografis.

2. Pilihan anak-anak apabila alasan tidak sekolah teratasi, mau

melanjutkan sekolah hingga lulus atau tidak. SF: Iya, saya mau melanjutkan ke SMK N 1 Purbalingga jurusan akuntansi seperti kakak perempuan saya yang juga alumni dari sekolah dan jurusan yang sama. SN: Iya, tujuannya biar mendapat ilmu. ST: Ingin, biar lebih tinggi lagi. Harapannya agar biaya sekolah di SMA jangan mahal-mahal. Tiap tahun uang daftar ulangnya makin mahal. MA: Mau, kalau gratis. Melanjutkannya ke SMK jurusan otomotif agar bisa membuka bengkel sendiri. PR: Iya ingin melanjutkan sampai lulus, kalau ada biaya inginmedaftar di SMK. AF: Iya ingin melanjutkan di sekolah yang terdekat. TR: Tidak ingin melanjutkan. Teman nongkrong banyak yang tidak melanjutkan sekolah tapi mereka bisa dapat kerja. KR: Tidak, ingin bekerja saja. Lebih baikmembantu bapak sama mas buat merawat ibu sambil menyekolahkan adik saya yang masih mau sekolah. MR: Iya. TF: Saya ingin sekolah karena ingin punya keahlian. Inginnya melanjutkan di SMK N 1 Bukateja. AL: Ingin melanjutkan supaya pintar tidak ketinggalan sama teman-teman yang lain. PU: Iya mau. PN: Iya dulu, biar bisa lebih pintar dan punya pengalaman. Kalau sekarang sudah tidakingin lagi sudah malas dan juga sudah ketinggalan jauh. MN: Iya ingin melanjutkan tapi di SMK negeri yang ada jurusan otomotifnya. Kesimpulan: Anak-anak usia sekolah menengah yang tidak melanjutkan sekolah di Kecamatan Kemangkon tetap berkeinginan melanjutkan sekolah apabila alasan utama mereka tidak melanjutkan bisa teratasi. Seiring berlakunya kebijakan pendidikan vokasi di Kabupaten Purbalingga dengan kuota jumlah antara SMA dan SMK berbanding 30:70 persen, membuat anak- anak tersebut lebih berminat melanjutkan sekolah ke SMK apabila alasan utama mereka tidak sekolah teratasi.

3. Faktor penghambat anak untuk melanjutkan sekolah menengah. SF:

Kendala utamanya adalah uang pangkal masuk sekolah. SN: Uang saku, ongkos berangkat sekolah, buku-buku dan seragam sekolah. ST: Jelas biaya BP3, LKS, dan uang saku. MA: Kalau saya sekarang sekolah di SMK yang memberatkan jelas uang untuk membeli perlengkapan praktek dan uang saku setiap harinya. PR: Iuran bulanannya, bukunya, seragam, uang saku dan ongkos transport. AF: Tidak ada yang menjadi kendala kalau ada biaya. TR: Malas berpikir pelajaran lagi. Mata pelajaran yang saya tidak suka dari dulu itu Matematika. KR: Biaya, buat beli buku, seragam, sama uang saku. 177 MR: Iuran bulanan sekolah. TF: Mungkin jarak dari rumah ke sekolah, karena jauh sedangkan saya tidak punya kendaraan pribadi. AL: Perlengkapan sekolah itu yang membuat beban orang tua. PU: Jarak yang jauh dari rumah ke sekolah dan harus bangun pagi-pagi sekali. PN: Kalau sekolahnya gratis dan punya kendaraan sendiri. MN: Jarak sekolah yang jauh. Misal jadi sekolah, sehari untuk membayar angkot saja bisa Rp8.000,-hari. Pertama naik angkudes Rp2.000,- baru naik angkot tarif Rp2.000,- lagi pulangnya juga sama belum lagi uang saku, buku dan lain-lain. Kesimpulan: Uang dalam hal ini kondisi ekonomi tetap menjadi faktor utama yang menghambat anak untuk melanjutkan ke sekolah menengah. Biaya operasional siswa sehari-hari berupa uang saku dan transportasi menjadi kebutuhan yang berat untuk dipenuhi karena sifatnya yang setiap hari. Selain biaya operasional harian ada biaya operasional anak seperti buku, seragam dan perlengkapan lain yang juga memberatkan. Jarak yang jauh antara lokasi rumah dan sekolah juga menjadi penghambat.

4. Faktor pendukung anak untuk melanjutkan sekolah menengah. SF:

Keinginan saya untuk meninggikan derajat keluarga. Saya tidak mau ibu saya terus bekerja sebagai PRT pembantu rumah tangga. Harapan saya nantinya di SMK ada bantuan BOS juga seperti di SMP agar nanti kalau adik saya melanjutkan tidak terlalu terbebani oleh biaya. SN: Ingin seperti teman-teman waktu SMP yang sekarang melanjutkan sekolah. Hal yang membuat saya iri adalah saat pada jam yang sama saya sedang bekerja mereka sedang belajar di sekolah. Mereka sekolah sampai jam 14.30 saya bekerja sampai jam 16.00 bahkan lebih lama kalau di suruh lembur. ST: Bisa bertambah pintar dan menambah teman baru. MA: Keinginan untuk bisa punya bengkel. Sekarang cuma sering ikut-ikutan main sambil menonton teman kerja di bengkel. PR: Ingin bertambah pintar agar bisa bekerja ditempat yang bagus untuk membantu keluarga. Kalau saya melanjutkan akan senang bisa bertemu teman-teman baru. AF: Kalau orang mau sekolah jelas alasannya ingin pintar. MR: Keringanan biaya. TF: Ingin belajar bareng-bareng teman-teman SMP lagi kalau bisa ada sakunya makin semangat sekolahnya. AL: Teman yang membuat semangat walaupun jauh bisa berangkat bareng- bareng jadi senang. PU: Punya sepeda motor sendiri. PN: Kalau sekolahnya gratis dan punya kendaraan sendiri. MN: Punya motor sendiri, dirumah ada punya bapak tapi di pakai bapak. Bapak berangkat ke asah pagi-pagi sehabis subuh, sawahnya bapak ada di Panican selesai di sawah bapak masih harus bekerja bikin genteng. Kesimpulan: Anak-anak usia sekolah yang tidak melanjutkan sekolah masih tetap berkeinginan melanjutkan, agar bisa mewujudkan cita-cita dan harapan mereka apalagi saat mereka melihat teman sebaya mereka bersekolah