Pengertian Kebijakan Pendidikan Kebijakan Pendidikan 1. Pengertian Kebijakan

17 b. Formulasi kebijakan pendidikan Setelah diketahui sebab yang menjadi permasalahan maka langkah selanjutnya adalah melakukan formulasi kebijakan pendidikan. Pada tahap ini para aktor pembuat kebijakan merumuskan alternatif kebijakan untuk mengatasi masalah. Alternatif kebijakan tersebut dibuat dengan didasarkan pada permasalahan yang muncul di lapangan. Menurut Syafaruddin 2008:83 dalam tahapan formulasi kebijakan pendidikan pembuat kebijakan pendidikan perlu memperhatikan beberapa isi penting untuk dijadikan sebagai pedoman tindakan. Adapun isi kebijakan yang dimaksud meliputi: 1 kepentingan yang terpengaruh oleh kebijakan, 2 jenis manfaat yang akan dihasilkan, 3 derajat perubahan yang diinginkan, 4 kedudukan pembuat kebijakan, 5 siapa pelaksana program, dan 6 sumber daya yang dikerahkan. c. Adopsi kebijakan pendidikan Dari sekian banyak alternatif kebijakan yang ditawarkan oleh para perumus, kemudian dilakukan adopsi dengan dukungan dari mayoritas dari para pembuat kebijakan. Pembuat kebijakan menjadi salah satu aktor penting yang salah satu tugasnya adalah untuk menentukan adopsi kebijakan pendidikan apa yang akan digunakan, karena secara teori sebuah kebijakan pendidikan diadopsi berdasarkan 18 landasan dari pemikiran yang dianut oleh masing-masing pembuat kebijakan. Menurut Arif Rohman 2009:114 ada beberapa pola pendekatan yang bisa digunakan dalam proses ini, yaitu: 1 Social Demand Approach Pendekatan ini mendasarkan diri pada aspirasi, tuntutan, serta aneka kepentingan yang didesakan oleh masyarakat. Langkah awal yang dilakukan oleh pengambil kebijakan adalah menyelami dan mendeteksi terlebih dahulu terhadap aspirasi yang sedang berkembang dimasyarakat sebelum mereka merumuskan kebijakan. 2 Man-Power Approach Pendekatan yang kedua ini jauh berbeda dengan pendekatan pertama yaitu Social Demand Approach. Man-Power Approach lebih menitik beratkan kepada pertimbangan- pertimbangan rasional dalam rangkaian menciptakan ketersediaan sumberdaya manusia yang memadai di masyarakat. Pendekatan ini tidak mempertimbangkan ada atau tidaknya tuntutan dari masyarakat untuk dibuatnya kebijakan pendidikan, karena yang terpenting adalah berdasarkan pertimbangan rasional dan langkah visioner dari pengambil kebijakan. Hal terpenting untuk bisa mengadopsi sebuah kebijakan adalah diperlukan dukungan berbagai pihak. Dukungan dari berbagai pihak ini harus selalu mengutamakan kepentingan bersama namun, dalam