Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
5 Permasalahan pemerataan dan perluasan ini sering dialami oleh
mereka kelompok masyarakat marginal, seperti golongan miskin maupun golongan masyarakat pedalaman. Mereka mengalami keterbatasan dalam
mengakses layanan pendidikan karena terhambat oleh keadaan geografis dan ekonomis. Sehingga yang terjadi, kelompok masyarakat miskin dan
pedalaman hanya memperoleh pendidikan formal seadanya bahkan ada yang mengenal pendidikan formal saja tidak. Hal ini sangat berbeda dengan mereka
yang berasal dari kelompok masyarakat menengah keatas apalagi yang tinggal didaerah perkotaan. Mereka akan dengan mudah mengakses pendidikan sesuai
kebutuhan dan karakteristik mereka masing-masing. Selain kelompok masyarakat tersebut, perempuan juga masih termarginalkan dalam mengakses
pendidikan terutama pendidikan formal. Banyak perempuan di daerah-daerah tertentu masih mendapat batasan-batasan untuk mengakses pendidikan.
Semua permasalahan pendidikan yang masih terjadi menggambarkan bahwa pembangunan pendidikan di Indonesia belum mencapai hasil yang
memuaskan. Demikian pula pembangunan pendidikan di Kabupaten Purbalingga belum mencapai hasil optimal terutama untuk pendidikan
menengahnya. Hal tersebut dilihat dari Angka Partisipasi Kasar APK, Angka Partisipasi Murni APM dan
Angka Partisipasi Sekolah APS SMASMKsederajat yang masih rendah. Berdasarkan data dari Dinas
Pendidikan Kabupaten Purbalingga untuk tahun ajaran 20132014, APK untuk jenjang pendidikan menengahnya adalah sebesar 61,76, APMnya sebesar
41,18 dan APSnya 49,45 untuk laki-laki dan 44,34 untuk perempuan.
6 Padahal jumlah penduduk usia sekolah 16-18 tahun untuk jenjang pendidikan
menengah mencapai 43.267 jiwa, dengan 22.518 untuk laki-laki dan 20.749 untuk perempuan dan hampir di setiap kecamatan di Kabupaten Purbalingga
terdapat minimal satu unit sekolah menegah. Salah satu faktor penyebab rendahnya tingkat APK dan APM
pendidikan jenjang menengah di Kabupaten Purbalingga adalah banyaknya lulusan SMPsederajat yang tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi
yaitu SMASMKsederajat. Jumlah lulusan SMPsederajat pada tahun 2013 sebanyak 12.047 anak sedangkan siswa baru untuk SMASMKsederajat
sebanyak 9.365 anak Profil Pendidikan Dasar dan Menengah Kabupaten Purbalingga Tahun 20132014. Tercatat selama empat tahun terakhir dari
tahun 2010-2013 terdapat selisih rata-rata 3.439 anak yang belum diketahui keberadaannya antara tidak melanjutkan sekolah atau melanjutkan sekolah di
kabupaten lain, selisih tersebut adalah jumlah tamatan SLTP dengan jumlah anak yang diterima di SLTA. Selain masih banyaknya anak-anak usia sekolah
menengah yang tidak melanjutkan, masalah lain yang masih belum tuntas adalah anak putus sekolah. Tercatat pada tahun ajaran 20132014 ada 144
anak terputus aksesnya untuk tetap bersekolah.
Tabel 1. Angka Melanjutkan AM Jenjang Pendidikan Menengah Kabupaten Purbalingga Tahun 2010-2013
No. Tahun
Jumlah Tamatan SLTP
Jumlah Murid Baru SLTA
Selisih AM
1. 2010
10.975 7.520
3.455 68,52
2. 2011
11.904 7.859
4.045 66,02
3. 2012
12.563 8.991
3.572 71,57
4. 2013
12.047 9.365
2.682 77,74
Rata-rata 3.439
70,96 Sumber:Data olahan BPS Kabupaten Purbalingga 2010-2013
7 Kondisi tersebut haruslah menjadi suatu perhatian khusus bagi
pemerintah Kabupaten Purbalingga untuk dapat memperbaiki dan
meningkatkan pendidikan serta mewujudkan visi Dinas Pendidikan Kabupaten Purbalingga yaitu terselenggaranya layanan prima pendidikan
untuk membentuk insan Purbalingga yang cerdas, terampil, berakhlak mulia, dan
kompetitif. Misi Dinas Pendidikan Pendidikan Kabupaten Purbalingga, yaitu: 1. Menciptakan budaya kerja kreatif, inovatif, prestatif dan bermoral bagi
seluruh pendidik dan tenaga kependidikan. 2. Menyelenggarakan layanan pendidikan yang berkualitas pada jenjang
pendidikan usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, pendidikan nonformal dengan prinsip keterjangkauan dan kesetaraan, serta
keterjaminan. 3. Melaksanakan manajemen pendidikan yang efektif, transparan, dan
akuntabel. 4. Mendidik insan cerdas spiritual, emosional, sosial, intelektual, dan kinetik.
5. Membimbing dan melatih insan yang trampil dan mandiri. 6. Menciptakan layanan pendidikan yang inovatif dan kompetitif.
7. Mengembangkan pendidikan
karakter dan
nasionalisme dengan
menjunjung tinggi nilai-nilai agama, moral, dan sosial budaya. 8. Melengkapi ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai.
Melalui berbagai uraian di atas dapat diketahui salah satu penyumbang rendahnya APK dan APM untuk jenjang pendidikan menengah di Kabupaten
Purbalingga adalah adanya anak yang tidak melanjutkan sekolah pada jenjang
8 pendidikan menengah. Anak yang tidak melanjutkan sekolah pada jenjang
menengah tersebut tersebar di 18 kecamatan di Kabupaten Purbalingga, dan salah satu kecamatan yang menyumbang rendahnya APK dan APM untuk
Kabupaten Purbalingga pada jenjang pendidikan menengah adalah Kecamatan Kemangkon. APK Kecamatan Kemangkon hanya sebesar 21,23 dan
APMnya adalah 11,86 Dinas Pendidikan Kabupaten Purbalingga, 20132014.
Pendidikan yang seharusnya adalah memberikan akses pada semua anak untuk masuk, diterima dan bertahan di sekolah untuk belajar dan
berkembang dengan berbagai karakter mereka masing-masing, walaupun tinggal di kota atau di desa, dari keluarga kaya atau miskin, berjenis kelamin
laki-laki maupun perempuan. Pendidikan di Indonesia harus merata dan berkeadilan tidak boleh ada ketimpangan bagi pihak manapun dengan latar
belakang apapun dan yang tinggal dimanapun, karena melalui pendidikan akan memberikan dampak positif bagi masyarakat termasuk masyarakat di
Kecamatan Kemangkon Kabupaten Purbalingga. Berdasarkan hal tersebut perlu dilakukan penelitian guna mengetahui faktor yang menjadi penyebab
anak usia sekolah menengah 16-18 tahun untuk tidak melanjutkan pendidikan dan faktor pendukung untuk anak usia sekolah menengah 16-18
tahun melanjutkan pendidikan SMASMKsederajat. Oleh karena peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian dengan judul “Ketimpangan Akses
Pendidikan Jenjang
Menengah dan Solusi Kebijakan
di Kecamatan Kemangkon Kabupaten Purbalingga”.
9