Faktor motivasi sebagai penghambat anak usia sekolah menengah 16-18

117 kesulitan dalam mengakses pendidikan. Jarak yang jauh ini tidak menguntungkan bagi anak-anak yang tinggal jauh dari lokasi sekolah, karena untuk menempuh perjalanan yang jauh mereka harus bangun pagi-pagi sekali. Hal yang terjadi saat mereka bangun pagi-pagi dan sudah harus menempuh jarak yang jauh sehingga menguras banyak energi adalah mengantuk. Padahal di sekolah nanti mereka harus menerima banyak pelajaran yang membutuhkan konsentrasi. Setelah jam sekolah selesai mereka masih harus menempuh jarak yang sama, untuk sekian jam mereka sudah harus kehilangan banyak energi hingga merasa kelelahan. Kondisi seperti ini yang pada akhirnya berpengaruh besar pada keputusan anak untuk berangkat sekolah hingga pada keputusan untuk melanjutkan sekolah atau tidak. Butuh adanya kerjasama antara pihak terkait untuk menyelesaikan permalsahan tranportasi umum berupa angkudes. Perlu adanya jam-jam khusus dimana angkudes harus beroperasi hingga ke seluruh desa di Kecamatan Kemangkon. Mereka wajib beroperasi hingga ke desa terjauh pada saat jam berangkat sekolah dan jam pulang sekolah. 3. Faktor Pendukung Anak Usia Sekolah Menengah 16 – 18 Tahun Untuk Melanjutkan Pendidikan SMASMKSederajat

a. Faktor ekonomi sebagai pendukung anak usia sekolah menengah 16-18

tahun untuk melanjutkan pendidikan SMASMKsederajat 118 Pada faktor penghambat, ekonomi keluarga menjadi salah satu alasan anak-anak usia sekolah menengah 16-18 tahun di Kecamatan Kemangkon mumutuskan untuk tidak melanjutkan sekolah setelah lulus SMPMTs. Penghambat berupa faktor ekonomi ini bisa diseleseikan salah satu caranya melalui program bantuan pendidikan. Anak-anak di Kecamatan Kemangkon berharap bisa melanjutkan sekolah menengah apabila diberi kesempatan dengan diberikan bantuan dalam pambiayan pendidikan mereka. Keberadaan program bantuan sangat membantu meringankan beban orang tua dalam pembiayaan sekolah anak-anaknya. Salah satu program yang paling dikenal masyarakat adalah program Bantuan Operasional Sekolah BOS. Untuk sekolah menengah setiap anak mendapatkan bantuan sebanyak Rp1.000.000,00semester yang pada hakekatnya bantuan ini ditujukan untuk membiayai pendidikan bagi siswa miskin dari segala pungutansumbanganiuran disekolah. Walaupun peranan BOS masih sangat terbatas kerana dana yang dianggarkan belum bisa memenuhi kebutuhan APBS SMASMK secara keseluruhan. Masih terdapat bantuan lain dari pemerintah daerah, pemerintah provinsi dan Direktorat. Selain dana dari pemerintah masih ada dana swadaya masyarakat yang berasal dari komite sekolah, sumbangan sukearela, dan lain-lain. Dengan keberadaan dana bantuan tersebut anak-anak dapat memperoleh layanan pendidikan menengah yang lebih bermutu sampai tamat