Berapa jumlah penduduk usia sekolah menengah 16-18 tahun di Kecamatan Kemangkon?

156 4. Apa yang menjadi penyebabalasan anak usia sekolah 16-18 tahun di Kecamatan Kemangkon untuk tidak melanjutkan sekolah menengah? Faktor klasik seperti ekonomi adalah salah satu penyebab anak tidak melanjutkan sekolah menengah. Ekonomi keluarga yang dianggap serba kekurangan memaksa anak-anak lulusan SMPMTs untuk memilih untuk tidak melanjutkan dan bekerja membantu orang tua mencari nafkah. Faktor kedua adalah geografis. Beberapa daerah di Kecamatan Kemangkon memiliki jarak tempuh yang cukup jauh dari pusat kecamatan antara lain Desa Kedungbenda dan Kalialang. Kedua desa tersebut memiliki jarak sekitar 10 km dari pusat kecamatan. Bagi anak-anak yang tinggal di dua desa tersebut harus menempuh jarak 10 kmterlebh dahulu untuk bisa sampai di sekolah menengah di Kecamatan Karangkemiri. Faktor selanjutnya adalah faktor motivasi anak itu sendiri, faktor ini makin diperkuat dengan perkembangan industri di Kabupaten Purbalingga. Bukan sekedar kehadiran pabrik-pabrik besar tapi plasma-plasma dari industri tersebut juga hadir di beberapa desa untuk menyerap tenaga kerja di tempat tersebut. 5. Apa kebijakan dari pemerintah pusatprovinsidaerah berkaitan dengan perluasan akses pendidikan terutama untuk anak-anak yang tidak melanjutkan sekolah menengah? Sejauh yang saya tahu dan mungkin masyarakat tahu untuk kebijkan pembiayaan pendidikan ada BOS, BSM dan beasiswa prestasi. Untuk kebijakan lain ada pendidikan nonformal seperti PKBM. 6. Apakah ada upaya dari berbagai pihak yang berkaitan dengan anak- anak yang tidak melanjutkan sekolah pada jenjang pendidikan menengah? Dari pihak dinas pendidikan, tidak menutup mata terhadap minat masyarakat yang ingin tetap sekolah akan tetapi tetap bekerja. Mereka bisa ikut pendidikan luar sekolah yang seperti PKBM. Melalui PKBM akan dibekali pula dengan berbagai keterampilan seperti, tata busana, pertanian, peternakan, dan lain-lain. Selain itu kita sering melakukan evaluasi secara berkala bahkan tidak hanya dinas pendidikan kabupaten dan dinas pendidikan propinsi tetapi dinas sosial juga. Selain itu kita juga sering menyampaikan rendahnya APK, APM maupun APS pada Musrenbang tingkat kecamatan guna mencari solusi dan membahas upaya meningkatkan akses pendidikan namun umpan balik secara khusus yang kita terima sejauh ini belum ada. Rencananya kita akan berupaya melakukan sosialisasi yang tepat kepada semua stakeholderuntuk mendukung agar anak-anak lulusan SMPMTs mau dan dapat melanjutkan sekolahnya. Kami akan berupaya juga melakukan koordinasi kepada semua unsur baik formal maupun non formal untuk mendukung kegiatan sosialisasi kami. Kepada tokoh masyarakat dan tokoh agama tentang pentingnya sekolah. Bagi masyarakat yang berkemampuan juga kami ajak untuk meningkatkan kepedulian terhadap pendidikan dan turut berpartisipasi aktif. 157 HASIL WAWANCARA SETELAH DIREDUKSI 4 A. Identitas Informan Nama : BDI Instansi : SMK N 1 Kemangkon Tempat : Kantor Kepala Sekolah SMP N 1 Kemangkon Waktu : 18 September 2014 B. Daftar Pertanyaan 1. Bagaimana tingkat pendidikan penduduk di Kecamatan Kemangkon? Saya baru menjabat menjadi kepala sekolah di SMP N 1 Kemangkon dan SMK N 1 Kemangkon baru satu tahun lebih jadi saya belum tahu detail bagaimana kondisi pendidikan di Kecamatan Kemangkon. 2. Bagaimana ketersediaan dan kondisi sarana, prasarana serta keterjangkauan pendidikan untuk sekolah menengah di Kecamatan Kemangkon? Setiap sekolah tiap tahunnya selalu diminta bidang saspras dinas pendidikan untuk melakukan pendataan. Jadi untuk detail mengenai ketersediaan dan kondisi saspras seluruh sekolah di Kecamatan Kemangkon bisa ditanyakan langsung ke bidang saspras di dinas pendidikan. Kalau untuk SMK N 1 Kemangkon jelas merasa sangat kurang. Sebab status awal berdirinya SMK ini adalah SMK Kecil, yang bediri tahun 2008 dan hingga saat ini masih menumpang di SMP N 1 Kemangkon. Kondisi ini yang membuat SMK N 1 Kemangkon belum memiliki SKPD Satuan Kerja Pemerintah Daerah dalam artisan belum berdiri sendiri, tapi rencananya tahun depan sudah direlokasi. Dengan keadaan masih menumpang sekolah bisa meminta bantuan berupa RKB Ruang Kelas Baru. Syarat untuk mendapatkan RKB, sekolah terlebih dahulu memiliki lahan dan telah berdiri sendiri sehingga otomatis memiliki SKPD sendiri atau punya DPA Dokumen Pelaksana Anggaran. Beberapa waktu lalu dari Tapem Tata Pemerintahan dan Dinas Pendidikan Kabupaten Purbalingga dalam hal ini bidang saspras telah meninjau lokasi untuk relokasi SMK N 1 Kemangkon. Saya berharap setelah lokasi ditinjau, mudah-mudahan anggaran perubahan juga sudah oke. Kalau begini pihak saspras bisa membantu dengan mengajukan ke pusat untuk pengadaan USB Unit Sekolah Baru atau UGB Unit Gedung Baru dan semoga dapat acu secepatnya. Jadi dengan kondisi sekolah yang masih menumpang jelas sarana dan prasaran sekolah ini masih kurang sekali bahkan masih dibawah SPM Standar Pelayanan Minimal. 3. Berapa jumlah penduduk usia sekolah menengah 16-18 tahun di Kecamatan Kemangkon? Berapa yang melanjutkan sekolah? Berapa yang tidak melanjutkan sekolah menengah? Untuk yang melanjutkan saja kurang lebih 60 dari total jumlah penduduk usia sekolah menengah, selebihnya banyak yang tidak melanjutkan. 4. Apa yang menjadi penyebabalasan anak usia sekolah 16-18 tahun di Kecamatan Kemangkon untuk tidak melanjutkan sekolah menengah? 158 Keberadaan industri rambut yang banyak ditambah lagi dengan keberadaan plasma-plasma milik industri rambut yang masuk hingga ke desa-desa menjadi salah satu penyebab anak tidak melanjutkan sekolah karena mereka lebih memilih bekerja. Saya kira fenomena ini bukan hanya terjadi di wilayah Kecamatan Kemangkonsaja melainkan juga sudah menyeluruh ke wilayah Kabupaten Purbalingga. Di satu sisi keberadaan industri sangat menguntungkan untuk menyerap banyak tenaga kerja terutama tenaga kerja perempuan, namun disisi lain berpengaruh pada lulusan SMPMTs. Saat dilingkungan mereka ada satu atau dua orang setelah lulus SMPMTs bekerja di industri rambut baik di pabrik maupun di plasmanya dan melihat hasil yang diperoleh, lama kelamaan banyak yang akan tergiur untuk lebih memilih bekerja dibandingkan melanjutkan sekolah menengah. Bayangkan hanya bermodal ijazah dan keinginan untuk bekerja mereka bisa bekerja dan mendapatkan gaji yang setara dengan mereka yang lulusan SMASMK. Selain pengaruh dari bekerja di industri rambut juga pengaruh bekerja di kota-kota besar. Lebaran biasanya menjadi waktu yang tepat untuk orang unjuk kesuksesan. Nah, orang desa melihat tetangga atau saudara setelah bekerja di kota besar terus penampilannya berubah sudah menganggap bahwa mereka telah sukses dalam bekerja padahal profesinya sebagai ART. Dengan beranggapan kota besar lebih memberikan peluang yang besar dibanding di desa membuat mereka memilih untuk ikut bekerja di kota-kota besar terutama di Jakarta. Bermodal ijazah SMPMTs dan belum memiliki keterampilan mereka merantau ke kota besar, lebih tepatnya modal nekat. Lingkungan dan motivasi berpengaruh besar pada keputusan anak untuk melanjutkan atau tidak melanjutkan pendidikannya. 5. Apa kebijakan dari pemerintah pusatprovinsidaerah berkaitan dengan perluasan akses pendidikan terutama untuk anak-anak yang tidak melanjutkan sekolah menengah? Dulu beredar isu mengenai kebijakan wajib belajar 12 tahun di Kabupaten Purbalingga, namun hal ini urung dilakukan. Istilah wajar 12 tahun ini seakan-akan meninabobokan anak beserta orang tuanya, karena ada kata wajib, wajib belajar ini oleh masyarakat lebih dipahami akan banyak dibiayai oleh pemerintah. Untuk menghindari hal tersebut maka kebijakan itu beralih menjadi PMU Pendidikan Menengah Universal walaupun tetap ada beberapa daerah yang telah melaksanakan wajar 12 tahun. PMU sendiri seakan-akan yang membutuhkan pendidikan adalah anak dan orang tua bukan pemerintah. Kebijakan lain dari pemerintah ada BOS, BSM dan beasiswa prestasi. Bantuan-bantuan sudah ada nah sekarang tinggal bagaimana kesadaran anak dan orang tua tentang pendidikan. 6. Apakah ada upaya dari berbagai pihak yang berkaitan dengan anak- anak yang tidak melanjutkan sekolah pada jenjang pendidikan menengah? Selain mengepalai SMK N 1 Kemangkon saya juga kepala sekolah SMP N 1 Kemangkon. Sejauh ini pihak SMP N 1 Kemankon hanya berupaya untuk terus menghimbau. Himbauan ini kami lebih tekankan kepada anak- 159 anak yang tergolong kurang mampu dalam hal ekonomi. Kami sering mengundang wali murid yang mendapatkan batuan untuk terus kami berikan himbauan untuk gerus berupaya agar anaknya setelah lulus SMP tetap melanjutkan. Jangan menjadikan ekonomi menjadi alasan kalau masih ada jalan keluar, bantuan pendidikan berupa BOS, BSM, BKM maupun beasiswa prestasi tidak hanya bisa didapatkan di SMP tapi tetapi ada di SMA. Kamu juga selalu menekankan penggunaan setiap uang bantuan adalah benar-benar untuk keperluan pendidikan, dan apabila mendapat bantuan dari pemerintah untuk bisa memberikan porsi untuk kebutuhan pendidikan anak-anaknya.Kami guru-guru di SMK juga tidak berhenti untuk terus mengimbau anak-anak didik kami untuk tetap bisa terus bertahan jangan sampai ada yang drop outdiupayakan sampai lulus. Apakah ada peluang untuk terus meningkatkan angka melanjutkan dari SMPMTs ke SMASMK? Peluang selalu ada, hal yang pertama dilakukan adalah kerja sama yang bersinergi dari semua pihak dan stakeholder mulai dari pendidikan dasar hingga pendidikan menengah. Tugas ini bukan hanya milik kami yang berprofesi diranah pendidikan masyarakat Kecamatan Kemangkon khususnya juga perlu turut aktif berpartisipasi. Sayangnya setiap kali ada musrenbang musyawarah rencana pembangunan untuk ranah pendidikan jarang sekali malah tidak pernah menjadi prioritas untuk dibahas. Hanya sekedar memberikan laporan tanpa ada tanggapan.