Masalah dan Pemecahan Masalah

tujuan, menggali data, dan merumuskan masalah. Generating idea, Planning for action yang terdiri dari mengembangkan sousi dan membangun penerimaan. 29 Selain itu Wallas juga mengemukakan langkah-langkah proses mengembangkan kreativitas yang meliputi tahap persiapan, inkubasi, iluminasi dan verifikasi. 30

c. Simplex Basadur

Dr. Min Basadur pada tahun 1994 memperkenalkan Simplex Model dalam bukunya “Simplex: a flight to creativity” sebagai salah satu model pemecahan masalah kreatif yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir dan meningkatkan keterampilan proses dalam memecahkan masalah. Simplex Basadur merupakan pengembangan dan elaborasi dari model Creative Problem Solving yang dikemukakan oleh Osborn. Menurut definisi : Basadur’s simplex model is a cyclic process in three distinct phase and eight steps. In each step, there is a moment for active divergence, when individuals or groups produce as many ideas or options they can find. 31 Dari definisi di atas dapat dikatakan bahwa Basadur Simplex adalah proses siklus dalam tiga tahap yang berbeda yang terperinci dalam delapan langkah. Dalam setiap langkah terdapat kegiatan yang menuntut siswa aktif berpikir divergen, ketika individu atau kelompok menghasilkan banyak ide atau pilihan yang mereka dapat temukan. Menurut Stenberg pemecahan masalah terlihat sebagai sebuah siklus karna pada dasarnya solusi dari suatu masalah akan mengenalkan pada masalah yang baru. 32 Tahapan dalam pembelajaran Simplex Basadur memperlihatkan proses cirkular dengan langkah yang sistematis dan kreatif dalam menerapkan solusi permasalahan. Dalam setiap langkah pemecahan masalah Simplex Basadur memiliki tujuan untuk menutun siswa dalam menyelesaikan permasalahan dengan berpikir 29 Ibid., h. 318-319. 30 Utami Munandar, op. cit. h. 21. 31 Fernando Souse, Discussion Papers : Spatial And Organizational Dynamics University Of Algarve, 2008, Ed. 1, p.33. 32 Claudette M. Peterson, “Creative Problem Solving Style And Learning Strategis Of Managenemnt Student: Implication For Teaching, Learning And Work”. Thesis of Oklahoma State University, 2006, p. 34. divergen dan konvergen dalam tahapanya. Berpikir divergen menekankan kepada menunda keputusan ketika menggeneralkan informasi sedangkan berpikir konvergen melibatkan suatu analisis, menilai, dan mengevaluasi untuk mengumpulkan informasi. 33 Pemecahan masalah kreatif Simplex menurut Basadur memiliki tiga komposisi penting yaitu Problem Formulation, Solution Formulation dan Solution Implementation yang kemudian komponen tersebut dirinci dalam delapan tahapan. Langkah-langkah dalam model pembelajaran ini yaitu : 34 1. Problem formulation memformulasikan masalah  Problem finding.menemukan masalah Problem formulation merupakan langkah awal dalam model pembelajaran ini. Pada fase ini siswa memformulasikan masalah dengan cara mengidentifikasi masalah dan peluang. Pada langkah pertama ini berpikir divergen siswa dimulai dengan menunda keputusan dalam mengumpulkan masalah yang relevan. Berpikir konvergen siswa ditunjukan dengan memilih masalah yang dapat diterima untuk di eksplorasi selanjutnya.  Fact finding.menemukan fakta Langkah selanjutnya yang dilakukan adalah mendaftar semua fakta yang diketahui dan berhubungan dengan situasi tersebut untuk menemukan informasi yang tidak diketahui tetapi esensial pada situasi yang sedang diidentifikasi dan dicari. Ketika fakta tersebut berguna, setiap siswa atau grup dapat mengkonvergenkan dan memlih fakta yang diterima untuk dikembangkan.  Problem definition mendefinisikan masalah Pada tahap ini setiap grup akan memformulasikan fakta yang telah dipilih ke dalam peluang-peluang kreativitas atau tantangan. Menurut Basadur langkah ini merupakan langkah penting dan siswa yang terampil akan sangat membantu proses dengan mengajukan pertanyaan yang tepat yang akan dijawab lebih lanjut. Pada langkah ini mereka mengeleborasi masalah dengan pertanyaan “how might we …”. 33 Ibid 34 Fernando Souse, op. cit. h. 33-34.

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pmbelajaran Search, Solve, Create and Share (SSCS) terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa

3 13 162

Pengaruh metode penemuan terbimbing (guided discovery) terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa : penelitian quasi eksperimen terhadap siswa Kelas VIII SMPI Ruhama.

2 21 217

Pengaruh model pembelajaran learning cycle 5e terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa: penelitian quasi eksperimen di salah satu SMP di Tangerang.

6 24 248

Pengaruh pembelajaran matematika model inkuiri terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa MI (penelitian quasi eksperimen di MI Miftahul Umam Pondok Labu Kelas 4 Semester 1)

0 13 203

Pengaruh strategi pembelajaran aktif teknik question student have terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa: penelitian quasi eksperimen di Kelas VII SMP Negeri 11 Tangerang Selatan

0 4 240

Pengaruh Pendekatan Open Ended Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa (Penelitian Quasi Eksperimen di MTs Annajah Jakarta)

1 14 197

Penerapan model pembelajaran kooperatif informal tipe Formulate-Share-Listen-Create (FSLC) untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa

11 55 158

Pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe FSLC (Formulate-Share-Listen-Create) terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa

16 28 186

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INVESTIGASI KELOMPOK TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA

1 14 53

Pengaruh model pembelajaran experiential learning terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa

2 28 218