Instrumen Penelitian METODE PENELITIAN

Setelah diuji validitas sesuai dengan kriteria ketentuan di atas, didapatkan hasil bahwa seluruh butir soal pada instrumen bernilai valid dengan df = 35 untuk taraf signifikansi sebesar 0,05 serta memiliki nilai r tabel sebesar 0.325. 2. Taraf Kesukaran TK Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha memecahkannya, sedangkan soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak semangat karna di luar jangkauanya. 5 Untuk itu perlu diperhitungkan taraf kesukaran soal. Menentukan taraf kesukaran TK digunakan rumus sebagai berikut: 6 N B P   Keterangan: P = Tingkat kesukaran ƩB = Jumlah peserta didik yang menjawab benar N = Jumlah skor maksimum butir soal Dengan interprestasi tingkat kesukaran sebagaimana terdapat dalam Tabel berikut: Tabel 3.5 Interprestasi Tingkat Kesukaran Berdasarkan hasil pengujian tingkat kesukaran butir soal, dari delapan soal terdapat tiga soal dengan kategori sukar yaitu nomor 4,7 dan 8. Lima soal dengan kategori sedang yaitu nomor 1,2,3,5, dan 6. 5 Ibid,. h.222. 6 Zainal Arifin, Evaluasi pembelajaran Prinsip, teknik, prosedur, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009, h. 272. Tingkat Kesukaran TK Interprestasi TK 0,30 Sukar 0,30 ≤ TK ≤ 0,70 Sedang TK 0,70 Mudah 3. Daya Pembeda DP Daya pembeda adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai berkemampuan tinggi dengan siswa yang kurang pandai berkemampuan rendah. Seluruh pengikut tes dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu kelompok atas upper group dan kelompok bawah lower group. Pengelompokkan diurutkan dari nilai terbesar yang diperoleh siswa sampai nilai terkecil. Dengan sampel data sebanyak 37 siswa, diambil setengah data 20 siswa sebagai kelompok atas dari mulai urutan teratas dan setengah data 19 siswa sebagai kelompok bawah. Untuk mengetahui daya pembeda soal, penulis menggunakan rumus: 7 DP = B A J A - B B J B Keterangan: B A = Jumlah skor kelompok atas yang menjawab soal dengan benar B B = Jumlah skor kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar J A = Skor maksimm siswa kelompok atas. J B = Skor maksimm siswa kelompok bawah. DP = Daya pembeda Dengan interprestasi DP sebagaimana terdapat dalam Tabel berikut. Tabel 3.6 Interprestasi atau Penafsiran Daya Pembeda DP Daya Pembeda DP Interprestasi atau Penafsiran DP DP ≥ 0,70 Baik sekali 0,40 ≤ DP 0,70 Baik 0,20 ≤ DP 0,40 Cukup DP 0,20 Jelek 7 Ali Hamzah, Evaluasi pembelajaran Matematika, Jakarta: Rajawali Pers, 2014 Ed. 1, Cet. 1, h. 241 Berdasarkan perhitungan uji daya beda butir soal, dari delapan soal yang diujikan diperoleh hasil bahwa seluruh soal memilki daya beda pada kategori “Cukup“. Dengan memperhitungkan banyaknya soal yang terwakili untuk setiap indikator serta waktu yang digunakan siswa dalam mengerjakan posttest, instrumen yang digunakan dalam penelitian berjumlah enam soal dengan membuang dua dari delapan soal. Berikut rekapitulasi hasil uji validitas, daya pembeda dan taraf kesukaran butir soal: Tabel 3.7 Rekapitulasi Data Hasil Uji Coba Instrumen No. Soal Validitas Tingkat Kesukaran Daya Beda Keterangan 1 Valid Sedang Cukup Digunakan 2 Valid Sedang Cukup Tidak digunakan 3 Valid Sedang Cukup Tidak digunakan 4 Valid Sedang Cukup Digunakan 5 Valid Sukar Cukup Digunakan 6 Valid Sedang Cukup Digunakan 7 Valid Sukar Cukup Digunakan 8 Valid Sukar Cukup Digunakan 4. Uji Reliabilitas Reabilitas suatu instrumen digunakan untuk melihat ketepatan atau consistency instrumen, sehingga ketika instrumen digunakan kapan saja dan oleh siapa saja akan cenderung menghasilkan data yang hampir sama dengan sebelumnya. Adapun rumus yang digunakan untuk menguji reliabilitas suatu tes yang berbentuk uraian adalah dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach sebagai berikut. 8 8 Sofiyan Siregar,Statistika Deskriptip Untuk Penelitian: Dilengkapi Perhitungan Manual Dan Aplikasi SPSS, Jakarta: Rajawali Press,2011, Edisi II, Cet 2,h. 176.                 2 2 11 1 1 t b k k r   Dengan Varians : σ b = X 2 − X2 n n Dimana: r 11 = Reliabilitas instrumen k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal  2 b  = Jumlah varians butiritem 2 t  = Varians total X = Skor tiap soal n = Banyaknya siswa Koefisien reliabilitas pada umumnya berkisar antara 0 sampai 1. Kriteria suatu instrumen penelitian dikatakan reliabel dengan menggunakan teknik ini, bila koefisien reliabilitas melebihi r 11 0,6. Setelah dilakukan uji reliabilitas, berdasarkan kriteria yang dijelaskan di atas, didapatkan hasil bahwa instrumen yang diujikan memiliki koefsien reliabilitas yang tinggi yaitu 0,71. Hal ini menunjukan soal ini sangat reliable untuk digunakan sebagai instrumen berpikir kreatif matematik.

E. Teknik Pengumpulan Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah skor tes kemampuan berpikir kreatif matematik siswa. Pengumpulan data tersebut diperoleh dengan menggunakan teknik tes yaitu tes kemampuan berpikir kreatif matematis dua kelompok siswa berbentuk soal uraian pada pokok bahasan segi empat. Tes tersebut diberikan kepada kedua kelompok yang dijadikan sampel, yaitu kelas eksperimen yang diterapkan model pembelajaran Simplex Basadur dan kelas kontrol yang diterapkan model pembelajaran konvensional.

F. Teknik Analisis Data

Setelah data postes tekumpul dari kelas eksperimen dan kelas kontrol, selanjutnya dilakukan uji perbedaan dua rata-rata dengan menggunakan uji t. Data penelitian yang diperoleh kemudian diolah dan dibandingkan hasilnya untuk menjawab rumusan masalah dan hipotesis penelitian. Keseluruhan pengolahan data mulai dari menguji normalitas, homogenitas hingga perbedaan dua rata-rata kelompok dilakukan dengan mengunakan perangkat lunak PSPP Perfect Statistics Professionally Presented. 1. Uji Prasyarat Analisis Sebelum melakukan uji hipotesis dengan uji t, terlebih dahulu dilakukan persyaratan analisis, karena uji t dapat dilakukan jika ke-dua kelompok berdistribusi normal dan memilki varians yang homogen. a. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak. Jika data kedua keompok berdistribusi normal maka dalam menguji perbedaan dua rata-rata digunakan analisis Independent Sampel t-test. Jika terdapat data yang tidak berdistribusi normal maka dalam pengujian perbedaan dua rata-rata digunakan uji nonparametrik. Dalam penelitian ini, pengujian normalitas data menggunakan analisis One-Sample Kolmogorov-Smirnov Z yang terapat dalam perangkat lunak PSPP. Sebelum melakukan pengujian, ditetapkan terlebih dahulu hipotesis statistiknya yaitu sebagai berikut:  H : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal  H 1 : sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal Untuk memutuskan hipotesis mana yang akan dipilih, perhatikan nilai yang ditunjukkan oleh Asymp. Sig atau p-value pada output yang dihasilkan setelah pengolahan data, nilai ini dalam karya ilmiah biasa disimbolkan dengan “p”. Adapun kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:  Jika signifikansi p ≤ α 0,05 maka H ditolak, yaitu sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal.  Jika signifikansi p α 0,05 maka H diterima, yaitu sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. b. Uji Homogenitas Uji homogenitas varians dilakukan untuk mengetahui apakah varian kedua kelompok yang saling bebas independent homogen atau tidak. Uji homogenitas varians yang digunakan adalah uji Levene Test pada Uji One Way Anova yang terdapat pada perangkat lunak PSPP. Sebelum melakukan pengujian ditetapkan terlebih dahulu hipotesis statistiknya yaitu sebagai berikut:  H : 2 2 2 1    varian kemampuan berpikir kreatif matematis kedua kelompok homogen  H 1 : 2 2 2 1    varian kemampuan berpikir kreatif matematis kedua kelompok tidak homogen Untuk memutuskan hipotesis mana yang akan dipilih, perhatikan nilai yang ditunjukkan oleh Significance atau p-value pada output yang dihasilkan setelah pengolahan data, nilai ini dalam karya ilmiah biasa disimbolkan dengan “p”. Adapun kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:  Jika signifikansi p ≤ α 0,05 maka H ditolak, yaitu varians nilai kemampuan berpikir kreatif matematis kedua kelompok tidak homogen.  Jika signifikansi p α 0,05 maka H diterima, yaitu varians nilai kemampuan berpikir kreatif matematis kedua kelompok homogen.

2. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui adanya perbedaan kemampuan berpikir kreatif siswa secara signifikan antara siswa yang mendapatkan model pembelajaran Simplex Basadur dan siswa yang mendapatkan pembelajaran konvensional. Dalam menguji hipotesis, jika pada Uji Normalitas diperoleh bahwa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berasal dari populasi yang berdistribusi normal, maka digunakan Uji satu arah Independent Sampel t-test yang terdapat pada perangkat lunak PSPP dengan taraf signifikan 0,05. Sebelum melakukan pengujian ditetapkan terlebih dahulu hipotesis statistiknya, yaitu sebagai berikut:  H = � 1 ≤ � 2 Rata-rata nilai kemampuan berpikir kreatif matematis kelompok eksperimen lebih kecil sama dengan rata-rata kemampuan berpikir kreatif siswa pada kelompok kontrol.  H 1 = � 1 � 2 Rata-rata nilai kemampuan berpikir kreatif matematis kelompok eksperimen lebih tinggi dari rata-rata kemampuan berpikir kreatif siswa pada kelompok kontrol. Untuk memutuskan hipotesis yang akan dipilih, maka nilai untuk pengujian satu ekor ditunjukkan oleh setengah dari Sig. 2-tailed pada output. nilai ini disimbolkan dengan “p”. Adapun kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:  Jika signifikansi p ≤ α 0,05 maka H ditolak, yaitu rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis kelompok eksperimen lebih tinggi dari rata-rata kemampuan berpikir kreatif siswa pada kelompok kontrol.  Jika signifikansi p α 0,05 maka H diterima, yaitu rata-rata nilai kemampuan berpikir kreatif matematis kelompok eksperimen lebih kecil sama dengan rata-rata kemampuan berpikir kreatif siswa pada kelompok kontrol.

G. Hipotesis Statistik

Adapun hipotesis statistik pada penelitian ini adalah sebagai berikut : H : � 1 ≤ � 2 H 1 : � 1 � 2 Keterangan : � 1 : Rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang diajarkan menggunakan model pembelajaran Simplex Basadur. � 2 : Rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang diajarkan menggunakan model pembelajaran konvensional.

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pmbelajaran Search, Solve, Create and Share (SSCS) terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa

3 13 162

Pengaruh metode penemuan terbimbing (guided discovery) terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa : penelitian quasi eksperimen terhadap siswa Kelas VIII SMPI Ruhama.

2 21 217

Pengaruh model pembelajaran learning cycle 5e terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa: penelitian quasi eksperimen di salah satu SMP di Tangerang.

6 24 248

Pengaruh pembelajaran matematika model inkuiri terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa MI (penelitian quasi eksperimen di MI Miftahul Umam Pondok Labu Kelas 4 Semester 1)

0 13 203

Pengaruh strategi pembelajaran aktif teknik question student have terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa: penelitian quasi eksperimen di Kelas VII SMP Negeri 11 Tangerang Selatan

0 4 240

Pengaruh Pendekatan Open Ended Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa (Penelitian Quasi Eksperimen di MTs Annajah Jakarta)

1 14 197

Penerapan model pembelajaran kooperatif informal tipe Formulate-Share-Listen-Create (FSLC) untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa

11 55 158

Pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe FSLC (Formulate-Share-Listen-Create) terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa

16 28 186

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INVESTIGASI KELOMPOK TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA

1 14 53

Pengaruh model pembelajaran experiential learning terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa

2 28 218