B. Hasil Penelitian Yang Relevan
Penelitia ini didukung oleh hasil penelitian yang terdahulu yang relevan sebgai bahan penguat. Penelitian Fery Ferdiyansyah, Erman suherman, Kartika
yulianti yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Osborn Untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa SMP”, menunjukkan bahwa hasil penelitiannya adalah peningkatan kemampuan berpikir
kreatif matematis yang pembelajarannya menggungkan model pembelajaran Osborn lebih baik dari pada siswa yang pembelajarannya menggunakan model
tradisional.
44
Penelitian Moh. Asikin dan Pujiadi yang berjudul “ Pengaruh Model Pembelajaran Matematika Creative Problem Solving CPS Berbantuan CD
Interaktif Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Pada Siswa Kelas X ” menunjukkan kemampuan pemecahan masalah siswa yang mengikuti pembelajran
matematika dengan model CPS berbantu CD interaktif lebih baik dari pada siswa yang mengikuti pembelajran dengan model konvensional dengan mean nilai
kemampuan pemecahan masalah kelas eksperimen 78,15 lebih baik dari kelas kontrol dengan mean 42,42.
45
C. Kerangka Berpikir
Salah satu masalah dalam proses pendidikan adalah pembelajaran yang masih berpusat pada guru, sehingga siswa dalam pembelajaran khususnya
pelajaran matematika hanya sebatas menghafal dan menggunakan rumus. Proses pembelajaran yang lebih banyak didominasi oleh guru mengakibakan siswa hanya
pintar secara teori, tetapi kreativitas mereka rendah, sehingga banyak dari siswa
44
Fery Ferdiyansyah, Erman suherman, Kartika yulianti, “Penerapan Model Pembelajaran
Osborn Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa SMP ”, Jurnal Online
Pendidikan Matematika Kontemporer, Vol.1, No.1, 2013, h.1. tersedia di http:journal.fpmipa.upi.eduindex.phpjopmkarticleview68
45
Moh. Asikin, Pujiadi, “Pengaruh Model Pembelajaran Matematika Creative Problem
Solving CPS Berbantuan CD Interaktif Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Pada Siswa Kelas X
”, Jurnal of Education Research, Vol. 37, No. 1, 2008, h. tersedia di http:journal.unnes.ac.id index.phpLIKarticledownload514471
yang menghadapi kesulitan ketika dihadapkan pada masalah matematika yang lebih kompleks.
Berdasarkan pengkajian teori dan penelitan relevan yang telah diuraikan, kemampuan berpikir keatif matematis dapat dikembangkan melalui model
pembelajaran Simplex Basadur. Setiap langkah-langkah model pembelajaran Simplex Basadur dalam memecahkan masalah dengan menggunakan proses-
proses kreatif yang dapat mengembangkan kemampuan berpkir kreatif siswa pada aspek kemampuan berpikir lancar, fleksibel dan orisinil.
Melalui fase pertama yaitu problem formulation siswa mengeksplorasi dan mengelaborsasi masalah dari lembar kerja yang diberikan. Dengan berpikir
divergen, siswa membaca kasus yang telah diberikan untuk dapat memahami permasalahan, dan mengidentifikasi permasalahan kemudian mendaftar semua
fakta yang diketahui dari permasalahan. Tahap ini mengembangkan kemampuan siswa untuk dapat memberikan banyak idegagasan terhadap masalah yang
diberikan, Sehingga indikator kemampuan berpikir kreatif yang sesuai dan dapat dikembangkan dari tahapan ini yaitu kemampuan berpikir kreatif siswa aspek
kelancaran fluency. Pada fase kedua merupakan bagian terbaik dalam peningkatan proses
berpikir kreatif. Solution formulation yang memuat idea finding, evaluate and select yang membuat siswa aktif memunculkan ide-ide dalam pemecahan masalah
dan mengevaluasi solusi dari pemecahan masalah. Pada tahap ini indikator kemampuan berpikir kreatif yang sesuai dan dapat dikembangkan yaitu
kemampuan berpikir kreatif siswa aspek orisinil originality dan fleksibel flexibility.
Tahap yang terakhir dari model pebelajaran Simplex Basadur adalah solution implementation. Siswa merencanakan strategi yang mungkin dalam
penyelesaian masalah dan merubah konsep dalam bentuk yang lebih baik dari sebelumnya dengan cara membagi hasil penyelesaian dengan kelompok lain dan
siswa mengimplementasikan solusi yang didapatkan pada permasalaha lain. Indkator kemampuan berpikir kreatif yang dikembangkan pada tahap ini adalah
fleksibel flexibility. Jika guru melakukan proses pembelajaran dengan model
pembelajaran Simplex Basadur dengan baik dan benar, maka diduga kemampuan berpikir kreatif matematis siswa akan meningkat secara signifikan.
Secara sederhana berikut ini adalah kerangka konseptual dari proses pembelajaran yang akan dilakukan.
Gambar 2.2 Kerangka Konseptual D.
Pengajuan Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
Kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran Simplex Basadur lebih tinggi dari pada kemampuan berpikir
kreatif matematis siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran konvensional.
Solution Formulation
Solution Implementation
Berpikir Lancar
Berpikir Orisinil
Berpikir Fleksibel
Berpikir Kreatif
Matematis
Problem Formulation
Masalah
31
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di MTS Al-Asiyah yang beralamat di Jl. Kaum No 12 Cibinong Kabupaten Bogor. Penelitian dilaksanakan pada
kelas VII di semester genap Tahun Pelajaran 20142015, yaitu pada tanggal 7 januari sampai dengan 5 Februari. Secara keseluruhan jadwal persiapan dan
pelaksanaan kegiatan penelitian adalah sebagai berikut :
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian
No Jenis Kegiatan
Nov Des
Jan Feb
Mar 1
Persiapan dan perencanaan √
2 Observasi Studi lapangan
√ √
3 Pelaksanaan Pembelajaran
√ √
4 Analisis Data
√ 5
Laporan Penelitian
√
B. Desain Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperimen eksperimen semu. Quasi eksperimen yaitu suatu desain eksperimen
yang mempunyai keterbatasan peneliti dalam mengendalikan seluruh variabel terkait situasi pembelajaran terhadap sampel penelitian. Metode ini mempunyai
kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi seluruhnya untuk mengontrol variable-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.
1
. Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian randomized
control group posttest only. Peneliti tidak mengunakan pre test karena peneliti sebelumnya sudah pernah melakukan observasi pelaksanaan pembelajaran dan
wawancara kepada guru matematika sekolah terkait, sehingga peneliti mengetahui bahwa kemampuan berpikir kreatif pada sekolah tersebut masih rendah.
1
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif RD, Bandung : Alfabeta, 2011, h. 114.