Jenis-Jenis Hasil Belajar Deskripsi Teoritis 1. Hakikat Metode Eksperimen

19 Menurut Bloom ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental otak. Menurutnya, segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif. 28 Domain kognitif merupakan proses pengetahuan yang lebih banyak didasarkan perkembagannya dari persepsi, intropeksi, atau memori siswa. 29 Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni: 30 1 Pengetahuan atau ingatan; istilah pengetahuan dimaksudkan sebagai terjemahan dari kata knowledge daalm taksonomi Bloom. Sekalipun demikian, maknanya tidak sepenuhnya tepat sebab dalam istilah tersebut termasuk pula pengetahuan faktual. 2 Pemahaman; tipe hasil belajar yang lebih tinggi daripada pengetahuan adalah pemahaman. Misalnya menjelaskan dengan susunan kalimatnya sendiri sesuatu yang dibaca atau didengarnya. 3 Aplikasi; penggunaan abstraksi pada situasi konkret atau situasi khusus. Abstraksi tersebut mungkin berupa ide, teori, atau petunjuk teknis. Menerapkan abstraksi ke dalam situasi baru disebut aplikasi. 4 Analisis; usaha memilah suatu integritas menjadi unsur-unsur atau bagian- bagian sehingga jelas hierarkinya atau susunannya. 5 Sintesis; penyatuan unsur-unsur atau bagian-bagian ke dalam bentuk menyeluruh. 6 Evaluasi; pemberian keputusan tentang nilai sesuatu yang mungkin dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara bekerja, pemecahan, materi, dll. Pada abad ke-21, Anderson dan Kratwohl menganggap bahwa taksonomi kognitif Bloom sudah kurang relevan dengan tuntutan jaman. Anderson dan Kratwohl sepakat untuk membuat sebuah tim untuk merevisi taksonomi kognitif 28 Anas Sudijono, op.cit, hlm. 49-50 29 Sukardi, Evaluasi Pendidikan: Prinsip dan Operasionalnya, Jakarta: Bumi Aksara, 2011, hlm. 75 30 Nana Sudjana, loc.cit. 20 Bloom. Berikut perubahan taksonomi Bloom taksonomi Bloom yang sudah direvisi oleh Anderson dan Kratwohl: 31 No. Sebelum Direvisi Setelah Direvisi 1. Pengetahuan Mengingat remember 2. Pemahaman Memahami understand 3. Penerapan Menerapkan apply 4. Analisis Menganalisis analyze 5. Sintesis Mengevaluasi evaluate 6. Evaluasi Menciptakan create Sehingga taksonomi Bloom ranah kognitif yang telah direvisi Anderson dan Kratwohl yakni: 32 1 Mengingat remember; merupakan usaha mendapatkan kembali pengetahuan dari memori atau ingatan yang telah lampau, baik yang baru saja didapatkan maupun yang sudah lama didapatkan. 2 Memahami understand; berkaitan dengan membangun sebuah pengertian dari berbagai sumber seperti pesan, bacaan dan komunikasi. 3 Menerapkan apply; menunjuk pada proses kognitif memanfaatkan atau mempergunakan suatu prosedur untuk melaksanakan percobaan atau menyelesaikan masalah. 4 Menganalisis analyze; memecahkan suatu permasalahan dengan memisahkan tiap-tiap bagian dari permasalahan dan mencari keterkaitan dari tiap-tiap bagian tersebut dan mencari tahu bagaimana keterkaitan tersebut dapat menimbulkan permasalahan. 31 Zulfiani, op.cit, hlm. 66 32 Imam Gunawan dan Anggarini Retno Palupi, Taksonomi Bloom- Revisi Ranah Kognitif: Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Penilaian, diakses dari http:www.ikippgrimadiun.ac.idejournalsitesdefaultfiles2_Imamgun2020Anggarini_Tak sonomi20Bloom20E2809320Revisi20Ranah20Kognitif20Kerangka20Landas an20untuk20Pembelajaran,20Pengajaran,2020Penilaian.pdf 21 5 Mengevaluasi evaluate; memberikan penilaian berdasarkan criteria dan standar yang sudah ada. 6 Menciptakan create; meletakkan unsur-unsur secara bersama-sama untuk membentuk kesatuan dan mengarahkan siswa untuk menghasilkan suatu produk baru. Sementara itu ranah afektif adalah yang berkaitan dengan sikap dan nilai, yang terdiri dari lima aspek, yaitu: 33 1 Menerima atau memperhatikan; kepekaan seseorang dalam menerima rangsangan stimulus dari luar yang datang kepada dirinya dalam bentuk masalah, situasi, gejala dan lain-lain. 2 Menanggapi; kemampuan yang dimiliki seseorang untuk mengikutsertakan dirinya secara aktif dalam fenomena tertentu dan membuat reaksi terhadapnya dengan salah satu cara. 3 Menghargai; memberikan nilai atau memberikan penghargaan terhadap suatu kegiatan atau obyek, sehingga apabila kegiatan itu tidak dikerjakan, dirasakan akan membawa kerugian atau penyesalan. 4 Mengatur atau mengorganisasikan; merupakan pengembangan dari nilai ke dalam satu sistem organisasi, termasuk didalamnya hubungan satu nilai dengan nilai lain. Jadi mempertemukan perbedaan nilai sehingga terbentuk nilai baru yang lebih universal. 5 Karakterisasi dengan suatu nilai atau komplek nilai; keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya. Sedangkan untuk ranah psikomotor adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan skill atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. 34 Ada enam tingkatan keterampilan, yakni: 35 1 Gerakan refleks keterampilan pada gerakan yang tidak sadar 2 Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar 33 Anas Sudijono, op.cit, hlm. 54-56 34 ibid, hlm. 57 35 Nana Sudjana, op.cit, hlm. 30-31 22 3 Kemampuan perseptual, termasuk di dalamnya membedakan visual, membedakan auditif, motoris, dan lain-lain 4 Kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan, dan ketepatan 5 Gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai pada keterampilan yang kompleks 6 Kemampuan yag berkenaan dengan komunikasi non-decursive seperti gerakan ekspresif dan interpretatif Dari berbagai penjelasan di atas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa hasil belajar tidak dapat hanya diukur dengan menggunakan aspek pengetahuan saja, melainkan harus melibatkan segala aspek perubahan tingkah laku, baik secara intelektual, fisik, dan psikologis.

c. Jenis Alat Penilaian Hasil Belajar IPA

Secara garis besar, metode evaluasi dalam pendidikan dapat dibedakan menjadi dua macam bentuk, yaitu tes dan nontes. 36 Kedua macam bentuk tersebut digunakan untuk mengukur ketercapaian hasil belajar IPA. Tes adalah cara yang dapat dipergunakan atau prosedur yang perlu ditempuh dalam rangka pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan, yang berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas baik berupa pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab atau perintah-perintah yang harus dikerjakan oleh testee, sehingga atas dasar data yang diperoleh dari hasil pengukuran tersebut dapat dihasilkan nilai yang melambangkan tingkah laku atau prestasi testee. 37 Tes sebagai alat penilaian adalah pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada siswa dalam bentuk lisan tes lisan, dalam bentuk tulisan tes tulisan, atau dalam bentuk perbuatan tes tindakan. 38 Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa, terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran. 36 Sukardi, op.cit, hlm. 11 37 Anas Sudijono, op.cit, hlm. 67 38 Nana Sudjana, op.cit, hlm. 35 23 Sedangkan alat penilaian nontes digunakan untuk mengevaluasi penampilan dan aspek-aspek belajar afektif siswa. 39 Dengan teknik nontes maka penilaian atau evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan dengan tanpa menguji peserta didik, melainkan dilakukan dengan melakukan pengamatan secara sistematis observation, melakukan wawancara interview, menyebarkan angket questionnaire, dan memeriksa atau meneliti dokumen-dokumen documentary analysis. 40 Teknik nontes ini pada umumnya memegang peranan yang penting dalam rangka mengevaluasi hasil belajar peserta didik dari segi ranah sikap hidup affective domain, dan ranah keterampilan psychomotoric domain. Kedua bentuk alat penilaian di atas sangat tepat digunakan untuk mengukur ketercapaian dalam pelajaran IPA. Para guru harus mengetahui bahwa tidak semua materi pelajaran dapat diukur dengan menggunakan tes, tetapi ada beberapa materi tertentu yang hanya dapat diukur dengan menggunakan teknik non tes.

d. Fungsi dan Tujuan Penilaian Hasil Belajar

Penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil- hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu. Dalam penilaian ini dilihat sejauh mana keefektifan dan efisiennya dalam mencapai tujuan pengajaran atau perubahan tingkah laku siswa. Oleh sebab itu, penilaian hasil dan proses belajar saling berkaitan satu sama lain sebab hasil merupakan akibat dari proses. Sejalan dengan pengertian di atas maka penilaian berfungsi sebagai berikut: 41 1 Alat untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan instruksional. Dengan fungsi ini maka penilaian harus mengacu kepada rumusan-rumusan tujuan instruksional. 39 Sukardi, loc.cit. 40 Anas Sudijono, op.cit, hlm. 76 41 Nana Sudjana, op.cit., hlm. 3-4