Uji Coba Instrumen METODOLOGI PENELITIAN

40 keterangan: �� : koefisiensi korelasi biserial M : realita skor dari subjek yang menjawab betul bagi item yang dicari validitasnya M � : realita skor total ��� : standar deviasi dari skor total : populasi siswa yang menjawab benar : populasi siswa yang menjawab salah Hasil yang didapat kemudian disesuaikan dengan r tabel dengan kriteria pengujian sebagai berikut: Jika r hitung r tabel maka butir soal tersebut valid dan jika r hitung r tabel maka butir soal tersebut tidak valid. Perhitungan uji validitas dalam penelitian ini, dilakukan dengan menggunakan program anates yang dapat dilihat dari tabel berikut ini : Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Instrumen Tes Statistik Butir Soal Jumlah Soal 45 Jumlah Siswa 34 Nomor Soal Valid 1, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 12, 15, 16, 18, 20, 21, 22, 25, 26, 27, 29, 30, 31, 32, 33, 35, 36, 37, 38, 42, 43, 44 Nomor Soal Tidak Valid 2, 3, 4, 10, 13, 14, 17, 19, 23, 24, 28, 34, 39, 40, 41,45. Nomor Soal Dibuang 6, 8, 20, 30 Jumlah Soal Valid 29 Berdasarkan hasil perhitungan anates dari 45 soal yang diberikan terdapat 29 soal yang valid. Sedangkan soal yang tidak valid sebanyak 16 soal. Sebanyak 4 soal dibuang, karena indikator pembelajaran soal tersebut sudah terwakili. Dengan 41 demikian, jumlah soal yang digunakan dalam pretest dan posttest adalah sebanyak 25 butir soal.

2. Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas adalah ketetapan atau keajegan alat tersebut dalam mengukur apa yang diukurnya. Artinya, kapanpun alat ukur tersebut digunakan akan memberikan hasil ukur yang sama. 5 Teknik yang digunakan untuk menentukan reliabilitas tes dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus K-R 20 kuder-Richardson 20 karena instrumen yang digunakan berupa soal pilihan ganda, dengan rumus sebagai berikut: 6 keterangan: r 11 : reliabilitas tes secara keseluruhan : proporsi siswa yang menjawab benar : proporsi siswa yang menjawab salah ∑pq : jumlah hasil perkalian antara dan n : banyaknya item S : standar deviasi dari tes dengan, Dengan kualifikasi koefisien reabilitas adalah sebagai berikut: Tabel 3.4 Interprestasi Reliabilitas Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas 0,91-1,00 sangat tinggi 0,71-0,90 Tinggi 0,41-0,70 Cukup 0,21-0,40 Rendah 0,20 sangat rendah 5 Nana Sudjana dan Ibrahim, op.cit, hlm. 120-121 6 Suharsimi Arikunto, op.cit, hlm. 100-101 42 Untuk mengetahui reliabilitas dari butir soal, peneliti menggunakan program anates, yang ditampilkan dalam tabel berikut ini : Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes Statistik Butir Soal r 11 0,79 Kesimpulan Reliabilitas tinggi

3. Tingkat Kesukaran

Suharsimi Arikunto mengatakan, soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. 7 Menurutnya soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi. Oleh karena itu, soal yang dibuat untuk mengukur tes hasil belajar sebaiknya adalah soal yang dapat menjangkau semua kemampuan siswa . Atas dasar pertimbangan itu, dalam penelitian ini peneliti melakukan perhitungan tingkat kesukaran soal dengan menggunakan rumus: 8 keterangan: P = indeks tingkat kesukaran B = jumlah siswa yang menjawab soal benar JS = jumlah seluruh siswa peserta tes Interprestasi mengenai tingkat kesukaran yang diperoleh digunakan tabel klasifikasi dibawah ini: 7 Ibid,. hlm. 207 8 Ibid,. hlm. 208 43 Tabel 3.6 Klasifikasi Indeks Kesukaran Soal Tingkat Kesukaran Klasifikasi 0.00 - 0.30 soal sukar 0.30 - 0.70 soal sedang 0.70 - 1.00 soal mudah Dalam penelitian ini taraf kesukaran tiap butir soal dihitung dengan menggunakan anates yang ditampilkan dalam tabel berikut : Tabel 3.7 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Butir Soal Kriteria Butir Soal Jumlah Mudah 6, 8, 10, 13, 15, 30, 41 7 Sedang 1, 2, 3, 4, 5, 7, 9, 11, 12, 14, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 27, 28, 29, 32, 38, 40, 42, 45 27 Sukar 25, 26, 31, 33, 34, 35, 36, 37, 39, 43, 44 11 Jumlah 45

4. Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. 9 Adapun rumus yang digunakan untuk mencari daya pembeda soal adalah: 10 = keterangan: D = daya pembeda B A = jumlah peserta kelompok atas yang menjawab benar B B = jumlah peserta kelompok bawah yang menjawab benar J A = jumlah peserta kelompok atas 9 Ibid,. hlm. 211 10 Ibid,. hlm. 213-214 44 J B = jumlah peserta kelompok bawah P A = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar P B = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar Dengan klasifikasi daya pembeda sebagai berikut: Tabel 3.8 Klasifikasi Daya Pembeda Daya Pembeda Klasifikasi Bertanda negative Sangat Buruk 0.00 – 0.20 Buruk 0.20 – 0.40 Cukup 0.40 – 0.70 Baik 0.70 – 1.00 Sangat Baik Dalam penelitian ini analisis daya pembeda tiap butir soal dihitung dengan menggunakan anates yang ditampilkan dalam tabel berikut : Tabel 3.9 Hasil Analisis Daya Pembeda Soal Kriteria Butir Soal Jumlah Sangat Buruk 2, 3, 14, 34, 39 5 Buruk 4, 13, 19, 24, 40, 45 6 Cukup 1, 6, 8, 10, 17, 23, 26, 28, 31, 32, 33, 36, 41 13 Baik 5, 7, 11, 12, 15, 16, 18, 20, 21, 22, 25, 27, 29, 35, 37, 38, 42, 43 18 Sangat Baik 9, 30, 44 3 Total 45

H. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh melalui instrumen penelitian, kemudian diolah dan dianalisis agar hasilnya dapat menjawab pertanyaan peneliti dan menguji hipotesis. Sebelum melakukan analisis data, terlebih dahulu dilakukan pengujian 45 prasyarat analisis data, yaitu uji normalitas dan homogenitas guna mengetahui apakah data yang diperoleh terdistribusi normal dan mempunyai ragam yang homogen atau tidak.

1. Uji Prasyarat Analisis Data a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui normal atau tidaknya distribusi sampel yang diteliti. Uji normalitas yang digunakan yaitu uji Liliefors Lo dilakukan dengan langkah-langkah berikut: 11 1 M enentukan taraf signifikansi α, yaitu misalkan pada α = 5 0,05 dengan hipotesis yang akan diuji: H : sampel berasal dari populasi berdistribusi normal H 1 : sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal, dengan kriteria pengujian: Jika Lo = L hitung L tabel terima H Jika Lo = L hitung L tabel tolak H 2 Lakukan langkah-langkah pengujian normalitas berikut: a Data pengamatan X 1 , X 2 , X 3 , ... , X n dijadikan bilangan baku z 1 , z 2 , z 3 , ... , z n dengan menggunakan rumus z i = Keterangan: z i = skor baku X i = skor data = meanrata-rata s = simpangan bakustandar deviasi b Untuk setiap bilangan baku ini dengan menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang Fz i = P z z i 11 Supardi, Aplikasi Statistika dalam Penelitian, Jakarta: Ufuk Press, 2012, hlm. 131- 132.