Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kemajuan dan perkembangan dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi IPTEK menuntut pembaharuan dalam kurikulum pendidikan, model pembelajaran, pendekatan pembelajaran, bahkan mulai muncul berbagai media- media pembelajaran yang bervariatif. Ketika terjadi pembaharuan kurikulum, maka pendekatan-pendekatan pembelajaranpun ikut diperbarui. Salah satu bentuk peningkatan kualitas dalam dunia pendidikan ini perlu dilakukan dalam hal kurikulum, karena kurikulum disini merupakan cara penyampaian bahan ajar agar terwujud masyarakat yang mampu bersaing dan beradaptasi dengan perubahan zaman yang serba canggih dan teknologi yang semakin modern, selain itu didalam kurikulum yang diperbarui tentunya pendekatan-pendekatan pembelajaranpun ikut diperbarui dan bahkan bermunculan. Pendidikan dasar sebagai salah satu jenjang pendidikan formal yang harus ditempuh oleh anak-anak juga dituntut untuk mengalami perkembangan sesuai dengan tuntutan yang diperlukan dalam era globalisasi. Salah satu mata pelajaran inti yang diberikan dalam pendidikan formal mulai dari jenjang pendidikan dasar adalah Ilmu Pengetahuan Alam IPA. Perkembangan yang terjadi pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam ini menggugah para pendidik di sekolah dasar untuk merancang dan melaksanakan pendidikan yang lebih terarahmenekankan pada penguasaan konsep IPA yang dapat menunjang kegiatan sehari-hari dalam masyarakat. Namun kenyataannya, Permasalahan yang umum terjadi di SD adalah kurangnya minat serta rendahnya penguasaan konsep siswa terutama pada mata pelajaran –mata pelajaran yang sifatnya abstrak, salah satunya disini mata pelajaran IPA. Kemungkinan kegagalan guru dalam menyampaikan suatu pokok bahasan disebabkan saat proses belajar mengajar guru kurang membangkitkan perhatian dan aktivitas peserta didik dalam mengikuti pelajaran. Pada saat ini metode konvensional atau ceramah masih sangat mendominasi dalam pembelajaran IPA di sekolah dasar –sekolah dasar dimana dalam metode konvensional ini guru lebih banyak berbicara dalam menginformasikan fakta atau konsep dari materi, sedangkan siswa hanya mendengarkan dan mencatat saja siswa tidak ikut dilibatkan secara aktif dalam pembelajaran teacher oriented. Sekolah-sekolah tersebut masih jarang melakukan pembelajaran dengan metode, teknik, media, bahkan pendekatan pembelajaran yang belakangan sudah banyak muncul dan bervariatif guna menunjang meningkatkan kualitas pembelajaran tersebut. Guru secara fungsional memegang peranan penting dalam menentukan keberhasilan pembelajaran siswa. Tugas guru mencakup banyak aspek yakni merencanakan, melaksanakan proses pembelajaran, membimbing siswa, mengevaluasi proses dan hasil belajar. Tak kalah penting, meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran tersebut. Oleh karena itu salah satu tugas guru disini tentunya dapat menciptakan suasana pembelajaran yang memotivasi siswa untuk senantiasa belajar dengan baik dan semangat, hal itu dapat terjadi jika guru memiliki kemampuan memilih pendekatan serta metode yang tepat pada setiap materi yang akan diajarkan. Hal ini tidak hanya bertujuan agar pembelajaran dapat berjalan dengan kondusif, melainkan juga agar keterlibatan aktif siswa dalam pembelajaran dapat terlihat sehingga materi yang diajarkanpun dapat memiliki kesan tersendiri dalam diri siswa serta memudahkan daya ingat siswa dalam waktu yang relatif panjang. Selain kemampuan guru dalam memilih pendekatan serta metode yang tepat dan sesuai, guru juga harus dapat mengembangkannya dengan membuat sebuah desain pembelajaran yang kreatif, inovatif, dan tentunya menyenangkan sehingga siswa dapat lebih mudah meningkatkan penguasaan konsepnya terhadap suatu materi. Salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan dalam Pembelajaran IPASains yaitu pendekatan keterampilan proses, karena pendekatan keterampilan proses sains ini sesuai dengan karakteristik sains yang berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, bukan hanya fakta, konsep, prinsip saja, namun menekankan pada penemuan. Kemampuan siswa dalam menemukan konsep perlu dibekalkan dengan kegiatan pembelajaran yang berorientasi proses. Dalam hal ini jelas bahwa guru dapat mengembangkan keterampilan proses sains dalam pembelajaran sainsIPA di sekolah dasar. Pendekatan keterampilan proses adalah perlakuan yang diterapkan dalam pembelajaran yang menekankan pada pembentukan keterampilan memperoleh pengetahuan kemudian mengkomunikasikan pengetahuannya 1 . Penelitian ini didasari oleh asumsi bahwa seorang guru harus mampu menyusun pembelajaran dengan baik dengan memberikan metode yang sesuai dengan topik yang sedang dibahasnya. Dengan guru dapat membuat desain pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses sains diharapkan akan mampu meningkatkan penguasaan konsep siswa terhadap konsep-konsep IPA yang bersifat abstrak, yang juga berimbas pada meningkatnya hasil belajar siswa. Pembelajaranpun akan lebih menarik, selain itu pembelajaran juga akan dirasakan sangat dibutuhkan oleh setiap siswa karena apa yang dipelajari dirasakan langsung manfaatnya dan proses pembelajaran menjadi lebih bermakna. Oleh karena itu disini penulis akan membahas dan mencoba menerapkan salah satu pendekatan pembelajaran, yaitu pendekatan Keterampilan Proses Sains KPS. Dengan upaya keaktifan seluruh peserta didik dalam proses pembelajaran dan peningkatan kemampuan penguasaan konsepnya dapat terlihat. Berdasarkan uraian di atas, masalah ini penting untuk diteliti sehingga penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Pendekatan Keterampilan Proses Sains terhadap Penguasaan Konsep IPA Siswa Kelas IV SD Muhammadiyah 12 Pamulang ”.

B. Identifikasi Masalah