Pembahasan HASIL DAN PEMBAHASAN

B. Pembahasan

Pada hasil pretest dapat dilihat bahwa nilai terendah yang diperoleh kelompok kontrol 10 dan kelompok eksperimen 25. Sedangkan perolehan nilai tertinggi pada kedua kelompok adalah 80, ini menunjukkan bahwa tingkat kemampuan siswa di kedua kelompok hampir setara. Nilai rata-rata pretest pada kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol. Ini berarti lebih banyak siswa dikelompok eksperimen yang memperoleh nilai mendekati nilai tertinggi dibandingkan kelompok kontrol. Kemungkinan ini disebabkan siswa dikelompok eksperimen lebih teliti dalam menjawab soal-soal pretest. Setelah dilakukan penelitian, maka didapatkan hasil belajar siswa yang menggunakan pendekatan Keterampilan Proses Sains KPS lebih tinggi dari pada yang menggunakan pendekatan scientific dengan perbedaan yang signifikan, yaitu dapat dilihat dari nilai posttest yang diperoleh kedua kelompok, nilai tertinggi yang diperoleh kedua kelompok mencapai nilai 100 yang berada pada interval 90-101, namun perolehan nilai ini dicapai dengan frekuensi yang berbeda, pada kelompok eksperimen siswa yang mendapatkan nilai 100 terdiri dari 7 orang dan di kelompok kontrol terdiri dari 4 orang. Nilai rata-rata kedua kelompok pun berbeda, kelompok eksperimen memiliki nilai rata-rata lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol. Nilai rata-rata yang diperoleh kelompok eksperimen yaitu 77,17 sedangkan kelompok kontrol memperoleh nilai rata-rata 63,19. Berdasarkan hasil yang diperoleh selama penelitian dapat diketahui bahwa hasil belajar kelas IV Muhiq sebagai kelompok eksperimen yang menggunakan pendekatan KPS lebih baik dari pada kelas IV Syarid sebagai kelompok kontrol yang menggunakan pendekatan scientific. Data yang menunjukkan hal ini adalah perolehan nilai dengan rata-rata nilai pretest 48,15 untuk kelas IV Syarid dan 48,81 untuk kelas IV Muhiq, dengan selisih 0,63. Kemudian meningkat selisihnya pada nilai rata-rata posttest sebesar 13,98. Dalam pendekatan KPS terdapat 10 langkah yaitu observasi, klasifikasi, prediksi, interpretasi, mengajukan pertanyaan, membuat hipotesis, merencanakan percobaan, menggunakan alat dan bahan, menerapkan konsep, dan komunikasi. Sedangkan dalam pendekatan scientific memiliki 5 langkah dari pendekatan KPS yaitu mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasi. Lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.1 berikut: Gambar 4.1 langkah-langkah Pendekatan KPS dan scientific Kedua pendekatan ini sebenarnya tergolong sama karena pendekatan scientific yang terdapat dalam Kurikulum 2013 merupakan reduksi dari pendekatan Keterampilan Proses Sains seperti yang dilihat pada gambar 4.1 diatas, keduanya sama-sama menerapkan kegiatan eksperimen dengan melakukan kegiatan ini dapat dilihat bahwa sebagian besar siswa sangat antusias dalam melakukan proses pembelajaran hal ini dikarenakan pembelajaran eksperimen yang sebelumnya jarang dilakukan oleh siswa. Namun mengapa didapatkan hasil belajar kelompok eksperimen lebih baik dari pada kelompok kontrol? Menurut peniliti hal tersebut dikarenakan penggunaan pendekatan KPS lebih baik karena siswa mendapatkan informasi secara detail dan jelas. Sedangkan dengan pendekatan scientific perolehan informasi siswa terbatas atau tidak secara detail. Walaupun begitu, efisiensi waktu yang di gunakan dalam pendekatan scientific menjadi sesuatu yang memberikan nilai lebih terhadap kelompok kontrol. Sehingga siswa memiliki banyak waktu dalam melakukan langkah –langkah pendekatan scientific dan hasilnya siswa mampu menguasai seluruh proses yang ada dalam pendekatan scientific. Dengan menerapkan pendekatan KPS pada pembelajaran IPA, permasalahan yang kendati ditemukan oleh peneliti didalam kelas telah teratasi. Keberhasilan Mengamati Menanya Menalar Mencoba Komunikasi Klasifikasi Prediksi Membuat hipotesis Merencanakan percobaan Menerapkan konsep Interpretasi penggunaan pendekatan KPS dalam pembelajaran IPA ini tidak hanya terlihat dari segi penguasaan konsep siswa yang meningkat, namun juga terlihat dalam proses pembelajarannya. Siswa kelas IV Muhiq yang merupakan kelompok eksperimen aktif dalam mengikuti pembelajaran, siswa terlibat langsung dalam pembelajaran karena penggunaan pendekatan KPS melalui 10 langkah didalamnya diterapkan secara berkelompok, keaktifan siswa tampak pada saat kegiatan belajar-mengajar berlangsung. Dengan belajar menggunakan pendekatan KPS secara berkelompok, siswa dapat berinteraksi dengan siswa yang lain dalam proses diskusi dan sebagainya. Pembelajaran yang dilakukan juga mengajari siswa menjadi pendengar yang baik, berdiskusi dan menghargai pendapat yang lain. Hal ini dapat berdampak positif terhadap hasil belajar siswa serta penguasaan konsep IPA siswa. Keberhasilan ini tercapai karena adanya hubungan antar personil yang saling mendukung, saling membantu, saling menghargai dan peduli antara siswa yang satu dengan siswa lain dalam kelompoknya. Secara umum terjadinya hasil belajar dan pencapaian tingkat berpikir siswa dimungkinkan karena dalam pembelajaran dikembangkan keterampilan siswa dalam bekerja sama, berinteraksi dari latar belakang, serta cara berpikir yang berbeda untuk dapat menyelesaikan permasalahan yang dikerjakan secara bersama, sehingga dapat membangun motivasi belajar pada siswa dan akhirnya mempengaruhi hasil belajar yang diperoleh serta penguasaan konsep IPA yang baik. Jadi, dari dua pendekatan tersebut memiliki berbagai macam kelebihan dan kekurangan. Namun, secara karakteristik pembelajaran pendekatan scientific jelas lebih baik dan efisien. Namun, siswa juga memerlukan tambahan informasi yang lebih detail terhadap materi yang di ajarkan dan hal tersebut di dapatkan melalui pendekatan KPS, karena memiliki sepuluh langkah yang dapat memberikan informasi secara mendetail. Hanya saja siswa juga di tuntut lebih keras untuk mengikuti langkah –langkah dalam pendekatan KPS yang cenderung lebih banyak dan sangat tidak efisien dalam segi waktu, sehingga terkadang siswa mencapai titik bosan dalam melakukan pembelajaran. Adapun berdasarkan hasil analisis data nilai posttest dengan menggunakan uji t diperoleh t hitung t tabel yaitu sebesar 2,839 pada taraf signifikasi 5. Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan pendekatan KPS berpengaruh dari segi hasil belajar yang menggambarkan penguasaan konsep siswa. 54

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasannya, maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah pendekatan Keterampilan Proses Sains KPS berpengaruh terhadap penguasaan konsep IPA siswa. Konsep materi yang dipilih yaitu struktur tumbuhan dan fungsinya. Penguasaan konsep siswa yang menggunakan pendekatan KPS lebih baik dibandingkan yang menggunakan pendekatan scientific. Hal ini dilihat berdasarkan hasil analisis data nilai posttest dengan menggunakan uji t diperoleh t hitung t tabel yaitu sebesar 2,839 pada taraf signifikasi 5. Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan pendekatan KPS berpengaruh dari segi hasil belajar yang menggambarkan penguasaan konsep siswa.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan, dan kesimpulan, maka peneliti memiliki beberapa saran sebagai berikut: 1. Dalam proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan scientific lebih baik di lakukan, karena menuntut siswa menjadi aktif, dinamis, serta kritis dalam proses pembelajaran. Selain itu menambahkan beberapa langkah dalam pendekatan KPS kedalam pendekatan scientific dalam proses belajar juga sangat di perlukan karena terbukti mampu meningkatkan hasil belajar siswa. 2. Kombinasi yang tepat antara kedua pendekatan tersebut akan menghasilkan sebuah proses pembelajaran yang aktif, kondusif, dan juga dapat menghasilkan siswa yang produktif dalam belajar. Selain itu siswa juga mampu mengembangkan pikirannya menjadi lebih rasional dan kritis serta mampu mencapai hasil belajar yang baik dan sesuai dengan harapan.