Pendekatan konsep tidak dapat dipertentangkan dengan pendekatan proses, sehingga keduanya merupakan dua pendekatan yang tidak terpisah. Hal ini
disebabkan keduanya merupakan garis kontinum, yakni pendekatan proses menekankan penghayatan proses dan pendekatan konsep lebih menekankan
perolehan dan pemahaman fakta dan prinsip. Belajar dengan pendekatan proses tidak mungkin terjadi apabila tidak ada materi atau bahan pelajaran yang
dipelajari. Sebaliknya belajar konsep tidak mungkin dilakukan tanpa adanya keterampilan proses pada diri siswa.
2. Pendekatan Keterampilan Proses Sains
a. Pengajaran dengan Pendekatan Keterampilan Proses Sains
Sudjana menyatakan bahwa ada tiga variabel utama yang saling berkaitan dalam strategi pelaksanaan pendidikan di sekolah. Ketiga variabel tersebut adalah
kurikulum, guru, dan pengajaran atau proses belajar dan mengajar.
5
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran
serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. Isi kurikulum merupakan susunan dan bahan kajian dan pelajaran untuk
mencapai tujuan penyelenggaraan satuan pendidikan yang bersangkutan, dalam rangka upaya pencapaian tujuan pendidikan nasional.
6
Guru menempati kedudukan sentral, sebab peranannya sangat menentukan. Seperti yang dikatakan oleh Mulyasa bahwa guru merupakan komponen paling
menentukan dalam sistem pendidikan secara keseluruhan, yang harus mendapat perhatian sentral, pertama, dan utama.
7
Seorang guru harus mampu menterjemahkan dan menjabarkan nilai-nilai yang terdapat dalam kurikulum,
kemudian mentransformasikan nilai-nilai tersebut kepada siswa melalui proses pengajaran di sekolah.
5
Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2004, h. 1.
6
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009, cet. Ke-9, h. 18.
7
E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009, cet. ke-4, h. 5.
Sedangkan pengajaran yakni proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada disekitar siswa sehingga menumbuhkan dan mendorong siswa belajar.
8
Pengajaran merupakan operasinalisasi dari kurikulum. Pengajaran di sekolah terjadi apabila terdapat interaksi antara siswa dengan lingkungan belajar yang
diatur untuk mencapai tujuan pengajaran. Bahan pengajaran adalah uraian atau deskripsi dari pokok bahasan, yakni penjelasan lebih lanjut makna dari setiap
konsep yang ada didalam pokok bahasan.
Sistem belajar mengajar yang bersifat klasikal bersama-sama dalam satu kelas guru berusaha agar proses belajar mengajar mencerminkan komunikasi dua
arah atau bahkan banyak arah. Mengajar bukan semata-mata merupakan pemberian informasi tanpa mengembangkan kemampuan mental, fisik, dan
penampilan. Oleh karena itu, proses belajar mengajar dikelas harus dapat mengembangkan cara belajar siswa untuk mendapatkan, mengelola, menggunakan
dan mengkomunikasikan apa yang telah diperoleh dalam proses belajar tersebut.
Upaya mengoptimalisasikan kegiatan belajar mengajar perlu dilakukan sejak perencanaan hingga evaluasi belajar mengajar. Dan salah satu optimalisasi dalam
kegiatan belajar mengajar pada pelajaran IPA ini yaitu dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses. Adapun ada beberapa alasan yang melandasi
perlunya diterapkan pendekatan keterampilan proses dalam kegiatan belajar- mengajar sehari-hari, yaitu:
9
1 Perkembangan ilmu pengetahuan berlangsung semakin cepat sehingga tak
mungkin lagi para guru mengajarkan semua fakta dan konsep kepada siswa. 2
Para ahli psikologi umumnya sependapat bahwa anak-anak mudah memahami konsep-konsep yang rumit dan abstrak jika disertai dengan contoh-contoh
kongkret. 3
Penemuan ilmu pengetahuan tidak bersifat mutlak benar seratus persen, penemuannya bersifat relatif.
4 Dalam proses belajar-mengajar seyogyanya pengembangan konsep tidak
dilepaskan dari pengembangan sikap dan nilai dalam diri siswa.
8
Sagala, OP. Cit., h. 9.
9
Conny Semiawan, Pendekatan Keterampilan Proses, Jakarta: PT Gramedia, 1990, h. 14-15.
Berdasarkan empat alasan yang dikemukakan oleh Semiawan, perlulah seorang guru itu mencari cara mengajar-belajar yang sebaik-baiknya. Pembelajaran yang
baik harus memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai dengan taraf kemampuannya, pembelajaran yang baik menerapkan cara
belajar yang melibatkan siswa secara aktif, pembelajaran yang baik mengembangkan keterampilan memproseskan perolehan sehingga siswa mampu
menemukan konsep, pengetahuan, teori, maupun fakta secara mandiri. Keterampilan proses perlu dilatihkan atau dikembangkan dalam pengajaran
IPA karena keterampilan proses mempunyai peran-peran sebagai berikut:
10
1 Membantu siswa belajar mengembangkan pikirannya.
2 Memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan penemuan.
3 Meningkatkan daya ingat.
4 Memberikan kepuasan intrinsik bila anak telah berhasil melakukan sesuatu.
5 Membantu siswa mempelajari konsep-konsep sains.
Berdasarkan lima peran KPS yang telah dipaparkan maka pembelajaran sains hendaknya menekankan pada prosesnya bukan hanya pada produk akhir
pembelajaran tersebut, hal ini dijelaskan Trianto bahwa IPASains itu merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala-gejala melalui serangkaian proses
yang dikenal dengan proses ilmiah yang dibangun atas dasar sikap ilmiah dan hasilnya terwujud sebagai produk ilmiah yang tersusun atas tiga komponen
terpenting berupa konsep, prinsip, dan teori yang berlaku secara universal.
11
Kutipan tersebut menjelaskan bahwasanya IPASains ini merupakan ilmu pengetahuan yang dibangun berdasarkan tiga komponen yakni proses ilmiah,
prodek ilmiah, serta sikap ilmiah. Hal tersebut pun dijelaskan oleh Carin dan Sund yang menyebutkan bahwa unsur-unsur sains terdiri dari tiga macam, yaitu proses,
produk dan sikap.
12
10
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2010, h. 148.
11
Ibid., h. 137.
12
Usman Samatowa, Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar, Jakarta: PT. Indeks, 2011, h. 20.
1 Proses, atau metode yang meliputi pengamatan, membuat hipotesis, merancang
dan melakukan percobaan, mengukur dan proses-proses pemahaman kealaman lainnya.
2 Produk, meliputi prinsip-prinsip, hukum-hukum, teori-teori, kaidah-kaidah,
postulat-postulat dan sebagainya. 3
Sikap, misalnya mempercayai, menghargai, menanggapi, menerima, dan sebagainya.
Ketiga unsur tersebut tidak dapat dipisahkan, ketiganya merupakan komponen- komponen dasar yang penting dalam suatu pembelajaran IPA. Jika dalam suatu
pembelajaran IPA salah satu dari komponen tersebut tidak terlihat, maka pembelajaran IPA ini dikatakan tidak berjalan dengan semestinya.
Hal ini erat kaitannya dengan karakteristik siswa pada usia sekolah dasar yang cendrung lebih mudah memahami sebuah konsep yang kongkret. Piaget
menjelaskan bahwa usia 6-11 tahun usia peserta didik di sekolah dasar masuk kedalam periode operasi konkret, dimana pada periode ini anak sudah dapat
membentuk operasi-operasi mental atas pengetahuan yang mereka miliki. Mereka dapat menambah, mengurangi, dan mengubah. Operasi ini memungkinkannya
untuk dapat memecahkan masalah secara logis.
13
Pendekatan keterampilan proses disini kurang lebihnya akan membantu para guru dalam pembelajaran dan membantu peserta didik agar lebih mudah
menguasai konsep materi yang diajarkan dalam pembelajaran sainsIPA. Menurut Dahar dalam Wisudawati dan Sulistiyowati
14
, keterampilan proses IPA ialah keterampilan intelektual atau keterampilan berpikir. Dengan kata lain
dari pernyataan tersebut bahwa pendekatan keterampilan proses merupakan pendekatan pembelajaran yang mengarahkan kepada pengembangan kemampuan
intelektual yang mendasar sebagai penggerak kemampuan yang lebih tinggi dalam diri individu siswa.
13
Syamsu Yusuf LN., Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009, h. 6.
14
Asih Widi Wisudawati dan Eka Sulistyowati, Metodologi Pembelajaran IPA, Jakarta: Bumi Aksara, 2014, cet. Pertama, h. 114.
Zulfiani menyatakan
bahwa keterampilan
proses sains
merupakan keterampilan-keterampilan yang biasa dilakukan ilmuan untuk memperoleh
pengetahuan.
15
Maksudnya yaitu keterampilan proses sains merupakan salah satu cara dari sekian banyak cara yang dapat digunakan dalam pelaksanaan kegiatan
untuk memperoleh pengetahuan, pengetahuan ini merupakan konsep-konsep yang terdapat dalam setiap pembelajaran IPA. Dalam bukunya Zulfiani juga
menambahkan bahwa keterampilan proses sains dibangun dari tiga keterampilan yaitu manual, intelektual, dan sosial.
16
Gambar 2.1 Keterampilan Proses Sains
Berdasarkan beberapa penjelasan atau definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan keterampilan proses itu adalah suatu pendekatan pembelajaran yang
membutuhkan dan melibatkan keterampilan dasar siswa, yaitu keterampilan kognitifintelektual, manual, dan sosial yang dimiliki siswa, serta merupakan
pendekatan yang berfungsi sebagai cara untuk kita menemukan konsep-konsep pada pembelajaran IPA. Pendekatan keterampilan proses sebagai pendekatan yang
menekankan pada penumbuhan dan pengembangan sejumlah keterampilan tertentu pada diri siswa ini agar mampu memproses informasi sehingga mampu
menemukan dan menghasilkan hal-hal yang baru yang bermanfaat baik berupa konsep, produk, teori, fakta, maupun pengembangan sikap dan nilai sesuai dengan
kemampuannya sendiri. Selain itu pendekatan keterampilan proses tidak saja
15
Zulfiani, dkk., Strategi Pembelajaran Sains, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009, h. 51.
16
Ibid., h. 52.
KPS
Keterampilan Intelektual
Keterampilan Sosial
Keterampilan Manual
mementingkan hasil, tetapi juga memperhatikan proses mendapatkan hasil tersebut. Melaksanakan pendekatan keterampilan proses berarti siswa terlibat
secara aktif dalam kegiatan pengamatan dan menemukan sendiri konsep dan prinsip sehingga materi pelajaran mudah dikuasai siswa.
Sejalan dengan asumsi diatas, maka belajar mengajar dipandang sebagai suatu proses yang harus dialami oleh setiap peserta didik. Belajar mengajar tidak hanya
menekankan kepada apa yang dipelajari, tetapi juga menekankan kepada bagaimana ia harus belajar. Oleh karena itu, untuk memenuhi hal tersebut
pendekatan belajar mengajar yang harus digunakan adalah pendekatan keterampilan proses. Sebagai konsekuensi dari pendekatan keterampilan proses
ini, maka peserta didik berperan selaku subjek dalam belajar, peserta didik bukan sekedar penerima informasi tetapi sebaliknya sebagai pencari informasi. Oleh
karenanya, peserta didik harus aktif dan terampil untuk mampu mengelola perolehannya, hasil belajarnya atau pengalamannya.
b. Keterampilan Proses Sains dan Indikatornya