Tinjauan Penelitian Terdahulu Analisis Pemasaran Manggis (Garcinia Mangostana L.) Di Desa Jugalajaya, Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor

berbeda di tingkat petani dan di tingkat konsumen, akan tetapi tidak mengubah jumlah quantity yang ada di tingkat petani dan konsumen. Harga P Sr Dr Sf Df Pr Pf Q Jumlah Q Gambar 3 Kurva Marjin Pemasaran Keterangan : Pr = Harga di tingkat konsumen Pf = Harga di tingkat produsen Q = Jumlah Dr = Demand di tingkat konsumen Df = Demand di tingkat produsen Sr = Supply di tingkat konsumen Sf = Supply di tingkat produsen Pr-Pf = Marjin pemasaran Pr-Pf x Q = Nilai Marjin pemasaran Kurva marjin pemasaran terdiri dari kurva tingkat produsen dan kurva tingkat konsumen. Kurva tingkat produsen terbentuk dari supply produsen Sf dan demand produsen Df, sementara kurva tingkat konsumen terbentuk dari supply konsumen Sr dan demand konsumen Dr. Supply konsumen Sr lebih tinggi dibandingkan supply produsen Sf, karena harga konsumen Pr lebih tinggi dibandingkan harga produsen Pf. Marjin pemasaran dapat dipergunakan untuk mengkaji sebaran harga yang dibayar konsumen akhir sampai kepada petani. Marjin pemasaran merupakan selisih harga jual dengan harga beli atau marjin pemasaran merupakan biaya-biaya dan keuntungan dari produsen tersebut akibat adanya kegiatan bisnis yang dilakukan petani. Marjin pemasaran memperlihatkan kondisi pasar di tingkat lembaga pemasaran yang berbeda. Lembaga pemasaran tersebut minimal ada dua yaitu di tingkat petani dan di konsumen akhir. Marjin pemasaran merupakan akumulasi dari biaya dan keuntungan pemasaran dari setiap lembaga pemasaran, atau bisa juga dilihat dari pengurangan harga dari konsumen dengan harga dari petani Asmarantaka 2012. Mt = Pr - Pf ................................................................................................... 1 Keterangan : Mt = Marjin pemasaran manggis Rp Pr = Harga manggis di tingkat konsumen akhir Rp Pf = Harga di tingkat petani Rp Marjin pemasaran terdiri dari dua jenis yaitu biaya dan keuntungan pemasaran yang dapat dirumuskan sebagai berikut: Mt = Ci + πi ................................................................................................... 2 Keterangan : Mt = Marjin pemasaran manggis pada lembaga pemasaran tingkat ke-i Rp Ci = Biaya lembaga pemasaran manggis tingkat ke-i Rp Πi = Keuntungan lembaga pemasaran manggis tingkat ke-i Rp

3.1.5. Farmer’s Share

Farmer’s share merupakan bagian pendapatan yang didapat oleh petani atau perbandingan harga antara petani dengan konsumen. Farmer’s share berbanding lurus dengan efisiensi pemasaran, semakin tinggi Farmer’s share maka semakin efisien pemasaran yang dilakukan Handayani dan Nurlaila 2010. Farmer’s share dapat dirumuskan sebagai berikut: Fs = PfPr x 100 .......................................................................................... 3 Keterangan : Fs = Bagian harga manggis yang diterima petani persen Pf = Harga manggis di tingkat petani Rp Pr = Harga manggis di tingkat konsumen akhir Rp

3.1.6. Rasio Keuntungan dan Biaya

Keuntungan pemasaran adalah keuntungan yang didapat dari kegiatan pemasaran, sedangkan biaya pemasaran menurut Soekartawi 2002 adalah biaya yang digunakan untuk keperluan pemasaran. Biaya pemasaran ini menyangkut biaya angkut, pengemasan, retribusi dan lain-lain. Mubyarto 1994 menambahkan seringkali komoditas pertanian yang harganya mahal diikuti oleh biaya pemasaran yang tinggi. Rasio keuntungan dan biaya dapat dirumuskan sebagai berikut : πiCi = πC ...................................................................................................... 4 Keterangan : πi = Keuntungan lembaga pemasaran manggis tingkat ke-i Rp Ci = Biaya lembaga pemasaran manggis tingkat ke-i Rp Adapun kriteria rasio keuntungan dengan biaya menurut yang digunakan adalah sebagai berikut : a. Apabila perbandingan keuntungan dari tiap lembaga yang terlibat dalam pemasaran tidak merata, maka sistem pemasaran dikatakan tidak efisien b. Apabila perbandingan keuntungan dengan biaya pemasaran tiap lembaga pemasaran yang terlibat dalam pemasaran merata, maka sistem pemasaran dikatakan efisien Kusuma MEW et al.2013

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional

Manggis merupakan komoditas buah tropika yang mempunyai pangsa pasar lokal maupun ekspor yang cukup tinggi, sehingga berpeluang untuk dikembangkan untuk agribisnis berbasis pedesaan. Desa Jugalajaya merupakan salah satu desa produsen manggis. Petani manggis di Desa Jugalajaya merupakan masyarakat desa tersebut. Petani manggis tidak memiliki gabungan kelompok tani, petani menjual manggis kepada pedagang pengumpul desa secara tradisional untuk dijual ke pasar tradisional. Oleh karena itu diperlukan analisis pemasaran untuk melihat efisiensi pemasaran manggis yang dilakukan oleh petani Desa Jugalajaya Devianti 2014. Tahap operasional penelitiannya adalah dengan menganalisis saluran, lembaga dan fungsi pemasaran, lalu membandingkan saluran dan lembaga pemasaran manggis dari petani hingga ke konsumen akhir. Setelah mendapatkan data-data tersebut, dilakukan analisis efisiensi pemasaran menggunakan marjin pemasaran, farmer’s share, dan rasio keuntungan dengan biaya dari produksi manggis yang memiliki pemasaran berbeda. Hasil dari analisis pemasaran ini memberikan rekomendasi alternatif dalam pemasaran manggis Desa Jugalajaya, Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor. Kerangka pemikirannya dapat digambarkan dengan Gambar 4 di bawah ini. Gambar 4 Kerangka pemikiran operasional Analisis Kualitatif : 1. Saluran dan Lembaga Pemasaran 2. Fungsi-fungsi Pemasaran Analisis Kuantitatif : 1. Marjin Pemasaran 2. Farmer’s Share 3. Rasio Keuntungan dan Biaya Saluran pemasaran manggis yang efisien Usahatani Manggis di Kampung Cimaok, Desa Jugalajaya, Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor Perbedaan harga yang signifikan di tingkat petani, pedagang dan di tingkat konsumen 1. Rendahnya harga manggis di tingkat petani 2. Tengkulak pada setiap lembaga pemasaran yang menjadikan sistem pemasaran tidak efisien Analisis Efisiensi Pemasaran Manggis Desa Jugalajaya IV. METODE PENELITIAN

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian analisis pemasaran manggis di Desa Jugalajaya, Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dilakukan karena Desa Jugalajaya merupakan salah satu desa produsen buah manggis di Kabupaten Bogor. Penelitian ini dilakukan karena kontribusi yang tidak adil pada setiap lembaga pemasaran sehingga perlunya dilakukan penelitian mengenai efisiensi pemasaran. Pengumpulan data penelitian dilakukan mulai bulan April hingga Mei 2015. Pengumpulan data dilakukan bersamaan dengan musim panen manggis.

4.2. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh dengan wawancara langsung ke petani manggis dan pedagang yang akan dijadikan sebagai contoh. Metode wawancara menggunakan kuesioner digunakan agar petani dapat leluasa dalam menjawab terkait pemasaran manggis. Data sekunder lainnya juga diperoleh dari instansi Pemerintah Desa Jugalajaya, Kecamatan Jasinga, Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor, Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor, Badan Pusat Statistik Jawa Barat, Badan Pusat Statistik Indonesia, LSI Institut Pertanian Bogor, Pusat Kajian Buah Tropika Institut Pertanian Bogor, Kementerian Pertanian, serta literatur-literatur yang relevan dalam informasi harga, produksi dan luas tanam di Desa Jugalajaya, Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor.

4.3. Metode Pengambilan Contoh

Metode pengambilan contoh dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling untuk petani manggis. Responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 21 orang petani dan 12 orang pedagang. Jumlah Responden merupakan petani dan lembaga pemasaran manggis. Penelitian ini menggunakan metode pengambilan contoh purposive sampling untuk petani dan snowball sampling untuk lembaga pemasaran yang mengikuti alur pemasaran manggis dari Desa Jugalajaya.

4.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Analisis yang digunakan adalah analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Pengolahan dengan analisis kualitatif dilakukan dengan mendeskripsikan data yang didapat. Analisis kualitatif digunakan untuk menganalisis keragaan saluran pemasaran, lembaga pemasaran, dan fungsi-fungsi pemasaran manggis. Analisis kuantitatif dilakukan dengan mengumpulkan data, membentuk dalam bentuk tabulasi untuk dideskripsikan. Analisis kuantitatif dilakukan untuk menganalisis marjin pemasaran, farmer’s share, rasio keuntungan dan biaya produksi. Marjin pemasaran, farmer’s share, rasio keuntungan dan biaya produksi serta elastisitas harga dilakukan untuk mengetahui efisiensi pemasaran manggis Hapsary 2014.

4.4.1 Analisis Lembaga dan Saluran Pemasaran

Analisis lembaga dan saluran pemasaran dilakukan dengan mengamati rantai pasok pemasaran manggis dari produsen hingga ke konsumen akhir. Rantai pasok tersebut menggambarkan peta pola pemasaran manggis. Saluran pemasaran manggis dilakukan dengan menganalisis saluran pemasaran yang dilakukan oleh petani dalam memasarkan manggis dengan lembaga pemasaran, seperti pedagang atau pedagang pengumpul dan juga mengamati saluran pemasaran yang dilakukan oleh pedagang perantara dalam memasarkan manggis kepada konsumen. Adapun lembaga pemasaran adalah mengamati lembaga apa yang terlibat dalam pemasaran manggis tersebut. Analisis lembaga pemasaran ini dilakukan untuk melihat fungsi pemasaran yang terdapat dalam lembaga pemasaran manggis Hapsary 2014. Saluran pemasaran menurut Mursid 1997 adalah penyaluran manggis dari produsen ke konsumen. Lembaga pemasaran produk pertanian pada umumnya menggunakan lembaga pemasaran dua tingkat, yaitu : pengumpul, pedagang pengumpul dan pengecer. Selanjutnya yang disebut dengan mata rantai saluran pemasaran yang pendek adalah mata rantai dimana produsen hanya menggunakan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Kulit Manggis (Garcinia mangostana L) terhadap Perubahan Kadar Enzim AST, ALT serta Perubahan Makroskopik dan Histopatologi Hati Mencit Jantan (Mus musculus L) strain DDW setelah diberi Monosodium Glutamate (MSG) diban

1 68 118

Pengaruh Penambahan Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia X Mangostana L.) Terhadap Nilai Spf Krim Tabir Surya Kombinasi Avobenson Dan Oktil Metoksisinamat

4 100 106

Daya Hambat Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Terhadap Bakteri Enterococcus faecalis Sebagai Alternatif Bahan Medikamen Saluran Akar (In Vitro)

3 289 97

Pengaruh Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) terhadap Gambaran Histopatologis Lambung Tikus (Rattus norvegicus L.) Jantan yang Dipapari Kebisingan

2 103 56

Pengaruh Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) terhadap Hitung Leukosit dan diferensiasi Leukosit Tikus (Rattus noevegicus L.) Jantan Setelah Dipapari Kebisingan

0 58 58

Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L) terhadap Enterococcus faecalis sebagai Bahan Medikamen Saluran Akar (Secara In Vitro)

2 96 63

Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana.L) Terhadap Perubahan Makroskopis, Mikroskopis dan Tampilan Immunohistokimia Antioksidan Copper Zinc Superoxide Dismutase (Cu Zn SOD) Pada Ginjal Mencit Jantan (Mus Musculus.L) Stra

3 48 107

Pengendalian Kutu Putih pada Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) dengan Insektisida Botani

11 121 93

Evaluasi Lahan Untuk Pengembangan Tanaman Manggis (Garcinia mangostana L.) di Kabupaten Mandailing Natal

4 42 82

Pengaruh Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) Terhadap Fungsi Hati, Jumlah Eritrosit dan Kadar Hemoglobin Tikus (Rattus norvegicus) yang Dipapari dengan Karbon Tetraklorida (CCl4)

3 53 59