berbeda di tingkat petani dan di tingkat konsumen, akan tetapi tidak mengubah jumlah quantity yang ada di tingkat petani dan konsumen.
Harga P Sr Dr Sf
Df Pr
Pf
Q Jumlah Q Gambar 3 Kurva Marjin Pemasaran
Keterangan : Pr
= Harga di tingkat konsumen Pf
= Harga di tingkat produsen Q
= Jumlah Dr
= Demand di tingkat konsumen Df
= Demand di tingkat produsen Sr
= Supply di tingkat konsumen Sf
= Supply di tingkat produsen Pr-Pf
= Marjin pemasaran Pr-Pf x Q
= Nilai Marjin pemasaran
Kurva marjin pemasaran terdiri dari kurva tingkat produsen dan kurva tingkat konsumen. Kurva tingkat produsen terbentuk dari supply produsen Sf
dan demand produsen Df, sementara kurva tingkat konsumen terbentuk dari supply konsumen Sr dan demand konsumen Dr. Supply konsumen Sr lebih
tinggi dibandingkan supply produsen Sf, karena harga konsumen Pr lebih tinggi dibandingkan harga produsen Pf.
Marjin pemasaran dapat dipergunakan untuk mengkaji sebaran harga yang dibayar konsumen akhir sampai kepada petani. Marjin pemasaran merupakan
selisih harga jual dengan harga beli atau marjin pemasaran merupakan biaya-biaya dan keuntungan dari produsen tersebut akibat adanya kegiatan bisnis yang
dilakukan petani. Marjin pemasaran memperlihatkan kondisi pasar di tingkat
lembaga pemasaran yang berbeda. Lembaga pemasaran tersebut minimal ada dua yaitu di tingkat petani dan di konsumen akhir. Marjin pemasaran merupakan
akumulasi dari biaya dan keuntungan pemasaran dari setiap lembaga pemasaran, atau bisa juga dilihat dari pengurangan harga dari konsumen dengan harga dari
petani Asmarantaka 2012. Mt = Pr - Pf ................................................................................................... 1
Keterangan : Mt
= Marjin pemasaran manggis Rp Pr
= Harga manggis di tingkat konsumen akhir Rp Pf
= Harga di tingkat petani Rp
Marjin pemasaran terdiri dari dua jenis yaitu biaya dan keuntungan pemasaran yang dapat dirumuskan sebagai berikut:
Mt = Ci + πi ................................................................................................... 2
Keterangan : Mt = Marjin pemasaran manggis pada lembaga pemasaran tingkat ke-i Rp
Ci = Biaya lembaga pemasaran manggis tingkat ke-i Rp Πi = Keuntungan lembaga pemasaran manggis tingkat ke-i Rp
3.1.5. Farmer’s Share
Farmer’s share merupakan bagian pendapatan yang didapat oleh petani atau perbandingan harga antara petani dengan konsumen.
Farmer’s share berbanding lurus dengan efisiensi pemasaran, semakin tinggi
Farmer’s share maka semakin efisien pemasaran yang dilakukan Handayani dan Nurlaila 2010.
Farmer’s share dapat dirumuskan sebagai berikut:
Fs = PfPr x 100 .......................................................................................... 3
Keterangan : Fs
= Bagian harga manggis yang diterima petani persen Pf
= Harga manggis di tingkat petani Rp Pr
= Harga manggis di tingkat konsumen akhir Rp
3.1.6. Rasio Keuntungan dan Biaya
Keuntungan pemasaran adalah keuntungan yang didapat dari kegiatan pemasaran, sedangkan biaya pemasaran menurut Soekartawi 2002 adalah biaya
yang digunakan untuk keperluan pemasaran. Biaya pemasaran ini menyangkut biaya angkut, pengemasan, retribusi dan lain-lain. Mubyarto 1994
menambahkan seringkali komoditas pertanian yang harganya mahal diikuti oleh biaya pemasaran yang tinggi. Rasio keuntungan dan biaya dapat dirumuskan
sebagai berikut : πiCi = πC
...................................................................................................... 4
Keterangan : πi = Keuntungan lembaga pemasaran manggis tingkat ke-i Rp
Ci = Biaya lembaga pemasaran manggis tingkat ke-i Rp
Adapun kriteria rasio keuntungan dengan biaya menurut yang digunakan adalah sebagai berikut :
a. Apabila perbandingan keuntungan dari tiap lembaga yang terlibat dalam
pemasaran tidak merata, maka sistem pemasaran dikatakan tidak efisien b.
Apabila perbandingan keuntungan dengan biaya pemasaran tiap lembaga pemasaran yang terlibat dalam pemasaran merata, maka sistem
pemasaran dikatakan efisien Kusuma MEW et al.2013
3.2. Kerangka Pemikiran Operasional
Manggis merupakan komoditas buah tropika yang mempunyai pangsa pasar lokal maupun ekspor yang cukup tinggi, sehingga berpeluang untuk
dikembangkan untuk agribisnis berbasis pedesaan. Desa Jugalajaya merupakan salah satu desa produsen manggis. Petani manggis di Desa Jugalajaya merupakan
masyarakat desa tersebut. Petani manggis tidak memiliki gabungan kelompok tani, petani menjual manggis kepada pedagang pengumpul desa secara tradisional
untuk dijual ke pasar tradisional. Oleh karena itu diperlukan analisis pemasaran untuk melihat efisiensi pemasaran manggis yang dilakukan oleh petani Desa
Jugalajaya Devianti 2014.
Tahap operasional penelitiannya adalah dengan menganalisis saluran, lembaga dan fungsi pemasaran, lalu membandingkan saluran dan lembaga
pemasaran manggis dari petani hingga ke konsumen akhir. Setelah mendapatkan data-data tersebut, dilakukan analisis efisiensi pemasaran menggunakan marjin
pemasaran, farmer’s share, dan rasio keuntungan dengan biaya dari produksi
manggis yang memiliki pemasaran berbeda. Hasil dari analisis pemasaran ini memberikan rekomendasi alternatif dalam pemasaran manggis Desa Jugalajaya,
Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor. Kerangka pemikirannya dapat digambarkan dengan Gambar 4 di bawah ini.
Gambar 4 Kerangka pemikiran operasional
Analisis Kualitatif : 1.
Saluran dan Lembaga Pemasaran
2. Fungsi-fungsi
Pemasaran Analisis Kuantitatif :
1. Marjin Pemasaran
2. Farmer’s Share
3. Rasio Keuntungan
dan Biaya
Saluran pemasaran manggis yang efisien Usahatani Manggis di Kampung Cimaok, Desa Jugalajaya,
Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor Perbedaan harga yang signifikan di tingkat petani,
pedagang dan di tingkat konsumen
1. Rendahnya harga manggis di tingkat petani
2. Tengkulak pada setiap lembaga pemasaran yang
menjadikan sistem pemasaran tidak efisien
Analisis Efisiensi Pemasaran Manggis Desa Jugalajaya
IV. METODE PENELITIAN
4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian analisis pemasaran manggis di Desa Jugalajaya, Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dilakukan karena Desa Jugalajaya
merupakan salah satu desa produsen buah manggis di Kabupaten Bogor. Penelitian ini dilakukan karena kontribusi yang tidak adil pada setiap lembaga
pemasaran sehingga perlunya dilakukan penelitian mengenai efisiensi pemasaran. Pengumpulan data penelitian dilakukan mulai bulan April hingga Mei 2015.
Pengumpulan data dilakukan bersamaan dengan musim panen manggis.
4.2. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh dengan wawancara
langsung ke petani manggis dan pedagang yang akan dijadikan sebagai contoh. Metode wawancara menggunakan kuesioner digunakan agar petani dapat leluasa
dalam menjawab terkait pemasaran manggis. Data sekunder lainnya juga diperoleh dari instansi Pemerintah Desa
Jugalajaya, Kecamatan Jasinga, Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor, Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor, Badan Pusat Statistik Jawa Barat,
Badan Pusat Statistik Indonesia, LSI Institut Pertanian Bogor, Pusat Kajian Buah Tropika Institut Pertanian Bogor, Kementerian Pertanian, serta literatur-literatur
yang relevan dalam informasi harga, produksi dan luas tanam di Desa Jugalajaya, Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor.
4.3. Metode Pengambilan Contoh
Metode pengambilan contoh dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling untuk petani manggis. Responden yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebanyak 21 orang petani dan 12 orang pedagang. Jumlah Responden merupakan petani dan lembaga pemasaran manggis. Penelitian ini menggunakan
metode pengambilan contoh purposive sampling untuk petani dan snowball
sampling untuk lembaga pemasaran yang mengikuti alur pemasaran manggis dari Desa Jugalajaya.
4.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data
Analisis yang digunakan adalah analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Pengolahan dengan analisis kualitatif dilakukan dengan mendeskripsikan data
yang didapat. Analisis kualitatif digunakan untuk menganalisis keragaan saluran pemasaran, lembaga pemasaran, dan fungsi-fungsi pemasaran manggis. Analisis
kuantitatif dilakukan dengan mengumpulkan data, membentuk dalam bentuk tabulasi untuk dideskripsikan. Analisis kuantitatif dilakukan untuk menganalisis
marjin pemasaran, farmer’s share, rasio keuntungan dan biaya produksi. Marjin
pemasaran, farmer’s share, rasio keuntungan dan biaya produksi serta elastisitas
harga dilakukan untuk mengetahui efisiensi pemasaran manggis Hapsary 2014.
4.4.1 Analisis Lembaga dan Saluran Pemasaran
Analisis lembaga dan saluran pemasaran dilakukan dengan mengamati rantai pasok pemasaran manggis dari produsen hingga ke konsumen akhir. Rantai
pasok tersebut menggambarkan peta pola pemasaran manggis. Saluran pemasaran manggis dilakukan dengan menganalisis saluran pemasaran yang dilakukan oleh
petani dalam memasarkan manggis dengan lembaga pemasaran, seperti pedagang atau pedagang pengumpul dan juga mengamati saluran pemasaran yang dilakukan
oleh pedagang perantara dalam memasarkan manggis kepada konsumen. Adapun lembaga pemasaran adalah mengamati lembaga apa yang terlibat dalam
pemasaran manggis tersebut. Analisis lembaga pemasaran ini dilakukan untuk melihat fungsi pemasaran yang terdapat dalam lembaga pemasaran manggis
Hapsary 2014. Saluran pemasaran menurut Mursid 1997 adalah penyaluran manggis dari
produsen ke konsumen. Lembaga pemasaran produk pertanian pada umumnya menggunakan lembaga pemasaran dua tingkat, yaitu : pengumpul, pedagang
pengumpul dan pengecer. Selanjutnya yang disebut dengan mata rantai saluran pemasaran yang pendek adalah mata rantai dimana produsen hanya menggunakan