Karakteristik Lembaga Pemasaran Analisis Pemasaran Manggis (Garcinia Mangostana L.) Di Desa Jugalajaya, Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor

6.1.2.3 Fungsi Pemasaran di Pedagang Pengumpul Desa

Pedagang pengumpul desa di penelitian ini berjumlah 3 orang. Fungsi pemasaran yang dilakukan oleh pedagang pengumpul di Desa Jugalajaya mencakup fungsi pertukaran yaitu pembelian dan pemasaran. Pedagang pengumpul di Desa Jugalajaya melakukan pembelian manggis dari petani, lalu menjualnya ke pedagang pengumpul di Kecamatan Jasinga. Pedagang pengumpul di Desa Jugalajaya melakukan pembelian dengan alat timbang. Hasil produksi manggis di Desa Jugalajaya dijual oleh pedagang pengumpul dengan harga Rp 2.000,00 hingga Rp 2.500,00 per kilogram. Fungsi pemasaran lainnya yang terdapat pada pedagang pengumpul di Desa Jugalajaya adalah fungsi fisik berupa pengangkutan hasil pembelian manggis yang dibawa ke pedagang pengumpul kecamatan untuk dijual. Pengangkutan ini dilakukan dengan menggunakan kendaraan bermotor milik pedagang pengumpul desa. Pedagang pengumpul kecamatan mengangkut manggis menggunakan mobil bak dikarenakan produksi manggis yang melimpah sehingga tidak dapat diangkut dengan menggunakan kendaraan roda dua. Fungsi pemasaran lainnya yang terdapat pada pedagang pengumpul desa yaitu fungsi fasilitas. Fungsi fasilitasnya adalah informasi harga pasar yang diterima dari pedagang pengumpul kecamatan untuk nantinya akan menjadi bahan pertimbangan pedagang pengumpul desa dalam melakukan posisi tawar harga ke petani.

6.1.2.4. Fungsi Pemasaran Pedagang Pengumpul Kecamatan

Fungsi Pemasaran yang terdapat pada pedagang pengumpul kecamatan dalam penelitian ini mempunyai fungsi pertukaran berupa pembelian dan pemasaran. Pembelian hasil produksi dari pedagang pengumpul desa lalu melakukan pemasaran kepada pedagang pasar induk atau pedagang pasar. Pedagang pengumpul kecamatan dalam penelitian ini sejumlah 3 orang. Pedagang pengumpul kecamatan melakukan pembelian terhadap hasil produksi manggis yang dijual oleh pedagang pengumpul mulai dari Rp 2.500,00 hingga Rp 4.000,00 per kilogram. Pembelian hasil produksi tersebut dilakukan dengan menggunakan alat timbang ukuran besar. Pedagang pengumpul kecamatan mempunyai fungsi fisik berupa pengangkutan, pengemasan, dan penyimpanan. Fungsi fisik berupa pengangkutan hasil panen dari pedagang pengumpul desa menuju tempat pedagang pengumpul kecamatan. Pengangkutan dilakukan juga dalam proses pemasaran ke pasar induk maupun pasar pengecer. Pengangkutan hasil produksi manggis menggunakan mobil bak menuju Pasar Induk Kramat Jati, Pasar Caringin, Pasar Cibitung, dan Pasar Bogor. Pengemasan hasil produksi manggis menggunakan peti kayu dan karung bekas beras. Pedagang pengumpul kecamatan juga melakukan penyimpanan hasil produksi manggis di pasar induk untuk dijual kepada konsumen pasar. Kegiatan lainnya yang dilakukan oleh pedagang pengumpul kecamatan adalah fungsi fasilitas berupa pembiayaan dan informasi harga pasar. Pembiayaan untuk modal dalam kegiatan pembelian hasil produksi manggis yang dipinjamkan kepada pedagang pengumpul maupun petani. Pembiayaan juga dilakukan dalam membangun jembatan bambu untuk akses petani dari pemukiman ke kebun manggis. Informasi harga pasar diterima oleh pedagang pengumpul kecamatan dari pedagang pasar induk maupun pengecer. Informasi harga tersebut akan dijadikan bahan pertimbangan dalam penawaran harga pembelian manggis ke petani.

6.1.2.5. Fungsi Pemasaran Pedagang Pasar Induk dan Pengecer

Pedagang Pasar melakukan beberapa fungsi pemasaran, diantaranya adalah fungsi pertukaran berupa pembelian hasil produksi manggis dari pedagang pengumpul kecamatan dan dijual ke pedagang atau konsumen akhir di pasar. Pedagang pasar melakukan penyimpanan dan pengemasan dalam fungsi fisik. Penyimpanan dilakukan di pasar menggunakan lapak sendiri. Pemasaran dilakukan oleh pedagang dan tenaga kerja yang diberi upah per hari. Pengemasan dalam pemasaran di pasar induk menggunakan peti kayu. Pedagang pasar pengecer menggunakan kantong plastik dalam menjual manggis kepada konsumen. Fungsi fasilitas yang dilakukan oleh pedagang pasar adalah informasi harga pasar yang diinformasikan ke pedagang pengumpul kecamatan. Informasi harga pasar tersebut diperoleh dari pedagang pasar pengecer atau pedagang di Pasar Induk.

6.1.3. Saluran Pemasaran Manggis

Saluran pemasaran yang terbentuk pada penelitian Analisis Pemasaran Manggis di Desa Jugalajaya, Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor terdapat 5 saluran pemasaran. Saluran pemasaran manggis di Desa Jugalajaya dirangkum dalam ringkasan di bawah ini : 1. Saluran Pemasaran 1 : Petani – Pedagang Pengumpul Desa – Pedagang Pengumpul Kecamatan – Pedagang Pasar Induk Kramat Jati - Konsumen 2. Saluran Pemasaran 2 : Petani – Pedagang Pengumpul Desa – Pedagang Pengumpul Kecamatan – Pedagang Pasar Caringin - Konsumen 3. Saluran Pemasaran 3 : Petani – Pedagang Pengumpul Tingkat RT – Pedagang Pengumpul Desa – Pedagang Pengumpul Kecamatan – Pedagang Pasar Induk Kramat Jati – Pedagang pasar Kramat Jati - Konsumen 4. Saluran Pemasaran 4 : Petani – Pedagang Pengumpul Tingkat RT – Pedagang Pengumpul Desa – Pedagang Pengumpul Kecamatan – Pedagang Pasar Cibitung – Konsumen 5. Saluran Pemasaran 5 : Petani – Pedagang Pengumpul Kecamatan – Pedagang Pasar Bogor - Konsumen Alur pemasaran yang dijelaskan di atas memperlihatkan bahwa saluran pemasaran di Desa Jugalajaya, Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor terdapat perbedaan. Perbedaan saluran pemasaran tersebut juga mencakup perbedaan volume pemasaran manggis di setiap saluran. Volume hasil produksi manggis yang tercatat dalam penelitian ini mencapai 20,10 ton. Rata-rata hasil produksi manggis setiap petani mencapai 0,96 ton. Rantai pemasaran yang terbentuk dari petani hingga ke pedagang pasar merupakan rantai pemasaran yang saling terikat, keterikatan ini berbentuk pinjaman modal dan hubungan dagang antara pedagang pasar ke pedagang

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Kulit Manggis (Garcinia mangostana L) terhadap Perubahan Kadar Enzim AST, ALT serta Perubahan Makroskopik dan Histopatologi Hati Mencit Jantan (Mus musculus L) strain DDW setelah diberi Monosodium Glutamate (MSG) diban

1 68 118

Pengaruh Penambahan Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia X Mangostana L.) Terhadap Nilai Spf Krim Tabir Surya Kombinasi Avobenson Dan Oktil Metoksisinamat

4 100 106

Daya Hambat Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Terhadap Bakteri Enterococcus faecalis Sebagai Alternatif Bahan Medikamen Saluran Akar (In Vitro)

3 289 97

Pengaruh Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) terhadap Gambaran Histopatologis Lambung Tikus (Rattus norvegicus L.) Jantan yang Dipapari Kebisingan

2 103 56

Pengaruh Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) terhadap Hitung Leukosit dan diferensiasi Leukosit Tikus (Rattus noevegicus L.) Jantan Setelah Dipapari Kebisingan

0 58 58

Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L) terhadap Enterococcus faecalis sebagai Bahan Medikamen Saluran Akar (Secara In Vitro)

2 96 63

Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana.L) Terhadap Perubahan Makroskopis, Mikroskopis dan Tampilan Immunohistokimia Antioksidan Copper Zinc Superoxide Dismutase (Cu Zn SOD) Pada Ginjal Mencit Jantan (Mus Musculus.L) Stra

3 48 107

Pengendalian Kutu Putih pada Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) dengan Insektisida Botani

11 121 93

Evaluasi Lahan Untuk Pengembangan Tanaman Manggis (Garcinia mangostana L.) di Kabupaten Mandailing Natal

4 42 82

Pengaruh Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) Terhadap Fungsi Hati, Jumlah Eritrosit dan Kadar Hemoglobin Tikus (Rattus norvegicus) yang Dipapari dengan Karbon Tetraklorida (CCl4)

3 53 59