upaya-upaya khusus. Padahal, knowledge itu sudah dimiliki sebuah organsasi sejak lama.
Sebelum menerapkan manajemen pengetahuan, beberapa dimensi perubahan perlu dipahami. Beberapa dimensi perubahan tersebut adalah : 1
dimensi konseptual, yaitu terkait dengan kemampuan organisasi mengembangkan konstruksi yang terintegrasi untuk mendiskusikan
pengetahuan yang akan digunakan oleh organisasi, 2 dimensi perubahan itu sendiri, terkait dengan tingkat resistensi dan stabilitas ketika menerapkan
manajemen pengetahuan. 3 aspek pengukuran, yaitu terkait dengan aspek apakah penerapan manajemen pengetahuan sudah sesuai dengan jalur yang
telah ditentukan atau tidak, 4 aspek struktur organisasi, yaitu terkait dengan penyusunan peran dan tanggung jawab yang diperlukan supaya penerapan
manajemen pengetahuan efektif, 5 isi pengetahuan, yaitu pandangan mengenai pengetahuan sebagai produk, 6 dimensi alat, yaitu terkait dengan
ketersediaan sarana mendapatkan pengetahuan. Tiwana dalam Sangkala 2007 menyatakan sepuluh langkah strategi
untuk menerapkan manajemen pengetahuan dalam organisasi, antara lain : 1.
Analisis infrastruktur yang ada. 2.
Mengaitkan manajemen pengetahuan dengan strategi bisnis. 3.
Mendesain infrstruktur manajemen pengetahuan. 4.
Mengaudit asset dan sistem pengetahuan yang ada. 5.
Mendesain tim manajemen pengetahuan. 6.
Menciptakan blueprint manajemen pengetahuan. 7.
Pengembangan sistem manajemen pengetahuan. 8.
Prototype dan uji coba. 9.
Pengelola perubahan, kultur dan struktur penghargaan. 10.
Evaluasi kinerja, mengukur ROI dan perbaikan sistem manajemen pengetahuan.
2.2.2 Aktivitas dan Pentingnya Manajemen Pengetahuan pada Organisasi
Tannebaum dalam Sangkala 2007 menjelaskan mengenai beberapa karekteristik aktivitas manajemen pengetahuan yang terdiri dari :
1. Pengembangan database organisasi mengenai pelanggan, masalah yang
bersifat umum dan pemecahannya. 2.
Mengenali para ahli internal, memperjelas apa yang mereka ketahui, dan mengembangkan kamus yang menjelaskan sumber daya internal kunci
dan mengenali bagaimana menemukannya. 3.
Mendapatkan dan menangkap pengetahuan dari para ahli untuk disebarkan ke yang lain.
4. Mendesain struktur pengetahuan yang membantu mengelola informasi
dalam suatu cara yang dapat di akses dan siap diaplikasikan. 5.
Menciptakan forum bagi orang-orang yang ada di dalam perusahaan untuk berbagi pengalaman dan ide.
6. Memanfaatkan groupware sehingga memungkinkan berbagai macam
orang di lokasi yang berbeda dapat berkomunikasi untuk menyelesaikan masalah secara bersama-sama, dan mencatat informasi di dalam suatu
domain pengetahuan yang telah dipilih. 7.
Bertindak untuk mengenali, mempertahankan talenta orang-orang yang memiliki pengetahuan yang diperlakukan di dalam bidang kegiatan
utama bisnis. 8.
Mendesain pelatihan dan aktivitas pengembangan lainnya untuk menilai dan membangun pengetahuan internal.
9. Menerapkan praktik penghargaan, pengakuan dan promosi yang
mendorong berlangsungnya kegiatan berbagi informasi antaranggota maupun antarunit di dalam organisasi.
10. Membantu pekerjaan serta meyediakan alat-alat yang mendukung
kinerja sehingga memungkinkan setiap orang menilai dan menerapkan pengetahuan apabila diperlukan.
11. Memaknai database pelanggan, produk, transaksi, atau hasil dengan
mengenali kecenderungan dan menggali informasi sebanyak mungkin. 12.
Mengukur modal intelektual di dalam upaya mengelola pengetahuan yang lebih baik.
13. Menangkap dan menganalisis informasi yang terkait dengan perhatian
pelanggan, pilihan-pilihan dan kebutuhan dari lapangan, front line atau
personil bagian pelayanan didorong untuk mampu memahami dengan lebih baik terhadap kecenderungan pelanggan.
Knowledge management yang sukses tidak hanya karena komputer
yang impresif, tetapi sebaiknya ditinjau dari ketiga komponen yang kritis, yaitu :
a. Alur knowledge yang benar dan sumber yang dilimpahkan ke
organisasiinstitusi. b.
Teknologi tepat yang disimpan dan dapat mengkomunikasikan knowledge
tersebut. c.
Budaya tempat kerja yang benar, sehingga karyawan termotivasi untuk memanfaatkan knowledge.
Saat ini, banyak perusahaan atau praktisi meyakini bahwa knowledge management
telah menjadi faktor penentu keberhasilan perusahaan dan merupakan suatu hal yang penting dengan alasan sebagai berikut :
1. Era ekonomi yang baru akan mengacu pada era ekonomi pengetahuan.
Daya saing perusahaan lebih ditentukan oleh tingkat pengetahuan yang dapat diinstitusionalkan menjadi disiplin organisasi dan pengetahuan
yang digunakan oleh perusahaan itu sendiri bersumber dari manusia. 2.
Efektivitas knowledge management dipengaruhi oleh kualitas lingkungan kerja yang kondusif untuk terjadinya proses berbagi
pengetahuan dan pemaknaan sebuah informasi yang dihasilkan oleh manajemen informasi. Sedangkan teknologi informasi berperan untuk
mempermudah proses belajar, sehingga dapat mengakselerasi pertumbuhan pengetahuan organisasi dan pada akhirnya akan
mempercepat kinera perusahaan. 3.
Menurut Amidon dalam Tjakraatmadja dan Lantu 2006 knowledge management
merupakan kesimpulan akhir dari berbagai konsep manajemen dan merupakan sebuah konsep baru yang bersifat
menyeluruh dan utuh yang fokus pada penciptaan dan implementasi pengetahuan dalan organisasi.
2.3. Faktor-Faktor Pendukung Manajemen Pengetahuan