Kolmogorov-Smirnov dengan taraf signifikansi 0,05. Nilai residual
dinyatakan berdistribusi normal jika signifikansi lebih besar dari 5 persen atau 0,05. Berdasarkan hasil uji Kolmogorov-Smirnov nilai signifikansi
untuk keseluruhan faktor kunci kesuksesan penerapan manajemen pengetahuan baik itu berdasarkan tingkat kepentingan yang diharapakan
maupun tingkat kinerja aktual, lebih besar dari 0,05 yang berarti data menyebar normal. Oleh karena itu, uji perbedaan rata-rata one sample t test
dan analisis faktor dapat dilakukan. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada Lampiran 7.
3.6.4 Uji perbedaan rata-rata one sample t test
Uji t digunakan untuk mengetahui perbedaan koefisien berbeda secara signifikan dari nol atau tidak. Pada penelitian ini uji t digunakan untuk
menguji signifikan tidaknya perbedaan rata-rata antara nilai tingkat kepentingan yang diharapkan dengan nilai tingkat kinerja aktual dari
indikator-indikator yang menyusun faktor-faktor kunci kesuksesan penerapan manajemen pengetahuan. Tingkat signifikansi yang digunakan
pada penelitian ini adalah α = 5 persen. Nilai t table dengan pengujian dua
sisi signifikansi = 0,025 adalah sebesar 1,986 Adapun hipotesis dalam penelitian ini yaitu,
H : rata-rata nilai kepentingan yang diharapkan tidak berbeda secara
signifikan dengan rata-rata nilai kinerja aktual H
1
: rata-rata nilai kepentingan yang diharapkan berbeda secara signifikan dengan rata-rata nilai kinerja aktual
Jika t
hitung
t
tabel
maka keputusannya adalah tolak hipotesis namun Jika t
hitung
t
tabel
maka keputusannya adalah terima hipotesis nol Berdasarkan hasil pengolahan data didapatkan nilai t hitung sebesar -
7,174 dan P value sebesar 0,000 Lampiran 8. Tabel distribusi t kebebasan df n-1 atau 95-1 = 94. Nilai t table dengan pengujian dua sisi signifikansi
= 0,025 adalah sebesar 1,986. Nilai -t hitung lebih kecil dari -t table - 7,174-1,986 dan p value lebih kecil dari signifikansi
α0,0000,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima artinya tingkat kepentingan yang diharapkan
berbeda dengan tingkat kinerja aktual pada Institut Pertanian Bogor.
3.6.5 Analisis Faktor
Analisis faktor adalah suatu teknik untuk menganalisis tentang saling ketergantungan dari beberapa variabel secara simultan dengan tujuan untuk
menyederhanakan dari bentuk hubungan antara beberapa variabel yang diteliti menjadi sejumlah faktor yang lebih sedikit daripada variabel yang
diteliti. Analisis faktor digunakan untuk mengidentifikasi dimensi-dimensi mendasar yang dapat menjelaskan korelasi dari serangkaian variabel. Selain
itu analisis faktor juga mengidentifikasi variabel-variabel baru yang lebih kecil, untuk menggantikan variabel tidak berkorelasi dari serangkaian
variabel asli yang berkolesi Suliyanto,2005. Analisis faktor dapat dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu sebagai
berikut. a.
Merumuskan masalah yang diangkat dalam penelitian yaitu untuk menganalisis apa saja faktor-faktor kunci kesuksesan penerapan
manajemen pengetahuan yang ada pada Institut Pertanian Bogor. Variabel yang digunakan dalam analisis faktor diambil berdasarkan teori
dan pendapat periset yang telah melakukan penelitian yang sama. b.
Membuat matriks korelasi yang berguna untuk menguji ketepatan dalam model faktor. Uji statistik yang digunakan adalah Barletts Test
Sphericity dan Kaiser-Mayer-Olkin KMO untuk mengetahui
kecukupan sampelnya. Kaiser-Mayer-Olkin KMO merupakan sebuah indeks perbandingan jarak antara koefisien korelasi dengan koefisien
korelasi parsialnya secara keseluruhan. Nilai KMO untuk dapat dilakukan analisis faktor adalah jika nilai KMO 0,5.
c. Menentukan jumlah faktor yang diperlukan untuk mewakili variabel-
variabel yang akan dianalisis didasarkan pada besarnya eigenvalue serta persentase total variannya. Hanya faktor yang memiliki eigenvalue sama
atau lebih besar dari satu yang dipertahankan dalam model analisis faktor, sedangkan yang lainnya dikeluarkan dari model.
d. Rotasi faktor digunakan untuk mempermudah interpretasi sehingga
faktor matriks yang tadinya kompleks menjadi lebih simpel. Hasil dari analisis faktor adalah faktor matriks yang berisi koefisien bobot
kontribusi suatu variabel terhadap faktor atau dikenal dengan factor loading
. Rotasi dalam analisis faktor dapat digolongkan menjadi dua, yaitu sebagai berikut :
1. Orthogonal Rotation, yaitu memutar sumbu 90
dengan proses rotasi metode orthogonal, baik Quartimax, Varimax dan Equimax.
2. Oblique Rotation, yaitu memutar sumbu ke kanan, namun tidak
harus 90 dengan proses rotasi metode oblique, oblimin, promax,
orthoblique , dan lainnya.
e. Interpretasi faktor dilakukan dengan mengklasifikasikan variabel yang
mempunyai factor loading minimum 0,4 dengan factor loading kurang dari 0,4 yang dikeluarkan dari model.
f. Validitasi model digunakan untuk melihat apakah faktor-faktor yang
telah terbentuk berdasarkan analisis faktor benar-benar valid. Adapun cara menguji validitasi hasil analisis faktor yaitu sebagai berikut :
1. Membagi sampel awal menjadi dua bagian, lalu membandingkan
hasil faktor sampel satu dengan sampel dua. Jika hasil tidak banyak perbedaan, dikatakan faktor terbentuk telah valid.
2. Dengan melihat nilai perbandingan antara observed correlation
dengan reproduced correlations. Diharapkan perubahan matriks korelasi yang baru tidak jauh berbeda dengan matriks korelasi asal.
Penggunaan analisis faktor dalam penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor apa saja yang menjadi
kunci kesuksesan penerapan manajemen pengetahuan di Institut Pertanian Bogor.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Institut Pertanian Bogor
Institut Pertanian Bogor merupakan salah satu perguruan tinggi negeri yang ada di Indonesia. IPB adalah institusi yang memiliki mandat dalam
penyelenggaraan pendidikan pertanian. Adapun penjelasan mengenai sejarah, visi, misi, tujuan serta motto IPB adalah sebagai berikut.
4.1.1 Sejarah Singkat Institut Pertanian Bogor
Institut Pertanian Bogor adalah lembaga pendidikan tinggi pertanian yang secara historis merupakan bentukan dari lembaga-lembaga pendidikan
menengah dan tinggi pertanian serta kedokteran hewan yang dimulai pada awal abad ke-20 di Bogor. Sebelum Perang Dunia II, lembaga-lembaga
pendidikan menengah tersebut dikenal dengan nama Middelbare Landbouw School
, Middelbare Bosbouw School dan Nederlandsch Indiche Veeartsen School
. Sejarah perkembangan IPB dimulai dari tahapan embrional 1941- 1963, tahap pelahiran dan pertumbuhan 1963-1975, tahap pendewasaan
1975-2000, tahap implementasi otonomi IPB 2000-2005 dan tahap IPB berbasis Badan Hukum Milik Negara BHMN 2006-2010. Sejak tahun
2007, secara embrional IPB direncanakan menjadi universitas riset. Institut Pertanian Bogor lahir pada tanggal 1 September 1963
berdasarkan keputusan Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan PTIP No. 921963 yang kemudian disyahkan oleh Presiden RI Pertama
dengan Keputusan No. 2791965. Pada saat itu, dua fakultas di Bogor yang berada dalam naungan UI berkembang menjadi 5 fakultas, yaitu Fakultas
Pertanian, Fakultas Kedokteran Hewan, Fakultas Perikanan, Fakultas Peternakan dan
Fakultas Kehutanan. Pada tahun 1964, lahir Fakultas
Teknologi dan Mekanisasi Pertanian yang kini menjadi Fakultas Teknologi Pertanian. Pada tahun 2000 IPB membuka Fakultas Ekonomi dan
Manajemen. Kemudian pada tahun 2005 membentuk Fakultas baru dengan nama Fakultas Ekologi Manusia.
Pada tanggal 26 Desember 2000, melalui Peraturan Pemerintah PP Nomor 154 IPB telah ditetapkan menjadi Institut Pertanian Bogor sebagai