Badan Hukum Milik Negara BHMN dengan penetapan ini, maka IPB dalam menyelenggarakan kegiatan bersifat otonom. Sejalan dengan
kebijakan Dasar Pendidikan IPB mengenai pengembangan kurikulum program pendidikan IPB, dilakukan penataan departemen dengan
menerapkan kurikulum sistem mayor-minor dan mulai berlaku bagi mahasiswa tahun masuk 20052006. Sistem mayor minor sebagai pengganti
sistem. Setiap mahasiswa IPB dimungkinkan mengambil dua atau bahkan lebih mata keahlian jurusan yang diminatinya. Pada perkembangan
terakhir, setelah lahirnya Badan Hukum Pendidikan BHP yang menimbulkan pro-kontra dan akhirnya ditolak oleh Mahkamah Konstitusi
MK pada tahun 2010, kini IPB kembali ke Perguruan Tinggi Negeri dengan status hukum seperti perguruan tinggi-perguruan tinggi yang lain.
4.1.2 Visi, Misi, Tujuan dan Motto Institut Pertanian Bogor a. Visi
“Menjadi perguruan tinggi berbasis riset kelas dunia dengan kompetensi utama pertanian tropika dan biosains serta berkarakter kewirausahaan”.
b. Misi
1. Menyelenggarakan pendidikan tinggi bermutu tinggi dan pembinaan
kemahasiswaan yang komprehensif dalam rangka meningkatkan daya saing bangsa.
2. Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai kebutuhan
masyarakat agraris dan bahari pada masa sekarang dan kecenderungan pada masa yang akan datang.
3. Membangun sistem manajemen perguruan tinggi yang berkarakter kewirausahaan, efektif, efisien, transparan, dan akuntabel.
4. Mendorong terbentuknya masyarakat madani berdasarkan kebenaran
dan hak asasi manusia.
c. Tujuan
1. Menguatkan sistem pendidikan dan kemahasiswaan dengan fokus menghasilkan lulusan yang kompeten, cerdas dan kompetitif.
2. Meningkatkan jumlah dan mutu penelitian terintegrasi sehingga menghasilkan temuan ilmu pengetahuan, paket teknologi yang
bermutu dan bermanfaat bagi masyarakat swasta, pemerintah dan lainnya.
3. Meningkatkan kesejahteraan dosen, tenaga penunjang, dan bantuansubsidi bagi pendidikan mahasiswa.
4. Meningkatkan kapasitas sumberdaya untuk membangun ketangguhan institut.
5. Menguatkan sistem manajemen untuk menyempurnakan sistem manajemen institut dalam rangka mencapai kesehatan organisasi.
d. Motto
Mencari dan Memberi Yang Terbaik
4.2. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui karakteristik responden pada penelitian melalui perhitungan persentase jawaban yang
telah ditabulasi. Responden dalam penelitian ini berjumlah 95 orang dan merupakan tenaga kependidikan berstatus PNS yang dipilih dengan
menggunakan teknik cluster convenience sampling. Pegawai yang menjadi responden pada penelitian ini dikelompokkan berdasarkan beberapa
karakteristik, yaitu jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, masa kerja dan golongan pegawai.
4.2.1 Karakteristik Jenis Kelamin
Menurut kategori jenis kelamin, responden didominasi oleh pegawai berjenis kelamin wanita sebesar 55 persen. Responden yang berjenis
kelamin pria sebesar 45 persen. Perbedaan yang tidak signifikan antara jumlah responsen pria dan wanita, memberikan gambaran bahwa IPB tidak
membeda-bedakan gender dalam merekrut dan mempekerjakan pegawai. Semuanya dikembalikan pada kemampuan, pengetahuan, keahlian dan
kompetensi seseorang yang dibutuhkan ketika bekerja dalam IPB. Perbedaan jumlah responden pria dan wanita, tidak menggambarkan
bahwa pegawai dengan jumlah mayoritas memiliki persepsi bahwa faktor- faktor kunci kesuksesan penerapan manajemen pengetahuan merupakan
sesuatu yang wajib diperhatikan dan harus diterapkan. Hal ini dikarenakan baik pegawai pria maupun wanita memiliki pandangan yang berbeda-beda.
4.2.2 Karakteristik Usia
Mayoritas usia pegawai kependidikan berusia 41 – 50 tahun sebesar 35,79 persen. Hal ini menyatakan bahwa pegawai kependidikan di IPB
tergolong usia produktif. Sedangkan responden berusia 20 – 30 tahun memiliki persentase usia yang paling kecil yaitu sebesar 8,42 persen.
Tenaga kependidikan yang dimayoritasi dengan usia yang menginjak tua berarti memiliki pengalaman yang banyak tentang dunia kerja. Hal ini
dapat mendukung penerapan manajemen pengetahuan jika suatu organisasi dapat memanfaatkan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki
pekerjanya. Karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3 . Karakteristik tenaga kependidikan berdasarkan usia
4.2.3 Karakteristik Tingkat Pendidikan
Mayoritas responden pada penelitian ini berpendidikan SMA yaitu sebesar 50,53 persen dan responden yang paling sedikit berpendidikan S2
yaitu sebesar 3,16 persen. Lebih dari setengah jumlah responden memiliki tingkat pendidikan SMA. Hal ini dirasa sudah cukup memenuhi kapasitas
untuk terciptanya proses penerapan manajemen pengetahuan. Banyaknya tenaga kependidikan yang berpendidikan SMA karena
jenis pekerjaan kependidikan di IPB banyak menangani permasalahan administrasi, sehingga membutuhkan SDM yang cukup banyak. Walaupun
hanya berlatar belakang pendidikan SMA, pegawai tetap diberikan pembekalan dan pelatihan-pelatihan yang membuat para pegawai mampu
memberikan kinerja yang maksimal pada organisasi. Karakteristik responden berdasarkan tingkat kependidikan dapat dilihat pada Gambar 4.
8.42 32.63
35.79 23.16
20 ‐ 30 TAHUN
31 ‐ 40 TAHUN
41 ‐ 50 TAHUN
50 TAHUN
Gambar 4. Karakteristik tenaga kependidikan berdasarkan tingkat pendidikan
4.2.4 Karakteristik Masa Kerja
Mayoritas responden memiliki masa kerja yang didominasi oleh empat kelompok yaitu, responden dengan masa kerja 21 – 25 tahun sebesar 22,11
persen dan responden dengan masa kerja 25 tahun juga sebesar 22,11 persen. Selain itu, dua kelompok lagi juga memiliki masa kerja yang tidak
jauh berbeda yaitu responden dengan masa kerja 11-15 tahun sebesar 21,05 persen dan responden dengan masa kerja 16-20 tahun juga sebesar 21,05
persen. Responden dengan kelompok masa kerja 5 tahun merupakan masa kerja yang paling sedikit di IPB yaitu sebesar 4,21 persen.
Masa kerja tenaga kependidikan pada institusi berkaitan dengan pengalaman kerja yang dimiliki tenaga kependidikan. Karakteristik masa
kerja yang beragam merupakan suatu peluang bagi IPB dalam rangka menyebarluaskan pengetahuan dari generasi ke generasi. Karakteristik
responden berdasarkan masa kerja dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5. Karakteristik tenaga kependidikan berdasarkan masa kerja 50.53
15.79 30.53
3.16 SLTA
DIPLOMA SARJANA
PASCA SARJANA
4.21 9.47
21.05 21.05
22.11 22.11
5 TAHUN 6
‐ 10 TAHUN 11
‐ 15 TAHUN 16
‐ 20 TAHUN 21
‐ 25 TAHUN 25 TAHUN
4.2.5 Karakteristik Golongan Pegawai
Mayoritas responden adalah golongan III-B, yaitu sebesar 30,53 persen sedangkan yang paling sedikit ditempati oleh responden dengan golongan
IV-A dan IV-B yang masing-masing sebesar 1,05 persen. Karakteristik responden dengan golongan yang beragam dipengaruhi
oleh faktor masa kerja dan tingkat kependidikan. Karakteristik berdasarkan golongan menggambarkan tingkat pengalaman, pengetahuan, prestasi dan
pendidikan pegawai dalam bekerja. Keberagaman golongan responden, dapat juga menjadi suatu peluang terlaksananya proses penerapan
manajemen pengetahuan. Karakteristik responden berdasarkan golongan dapat dilihat pada Gambar 6.
Gambar 6. Karakteristik tenaga kependidikan berdasarkan golongan
4.3. Analisis Hubungan Karakteristik Responden
Pada penelitian ini, analisis crosstab dilakukan untuk menggambarkan hubungan antara golongan pegawai dengan jenis kelamin, usia, tingkat
pendidikan dan masa kerja. Hasil dari analisis tabulasi silang crosstabs yaitu chi-square dapat dilihat pada Lampiran 6. Uji chi-square dilakukan
terhadap 95 tenaga kependidikan yang dijadikan objek pada penelitian ini. Berdasarkan hasil uji chi-square pada Tabel 6 menyatakan bahwa
tidak ada hubungan antara golongan pegawai dengan karakteristik jenis kelamin. Hal ini dapat dilihat dari P value lebih besar dari taraf nyatanya
5. Jika dilihat dari hasil crosstab antara golongan dengan jenis kelamin
13.68 13.68
5.26 8.42