87
c. Hasil Angket Peserta Didik
Penelitian ini menggunakan model angket terbuka. Peneliti membagikan angket kepada peserta didik sebanyak tiga kali yaitu angket pertama dibagikan
sebelum tindakan, angket kedua setelah siklus pertama dilakukan dan yang terakhir saat selesai siklus kedua. Angket pertama dibagikan pada hari Rabu, 8
April 2015. Pengisian angket dilaksanakan sebelum proses pembelajaran dimulai. Angket kedua diberikan pada hari Selasa, 5 Mei 2015 setelah selesai siklus
pertama dan angket ketiga diberikan setelah selesai siklus kedua. Dari hasil pengisian angket, peneliti melakukan analisis untuk mengetahui kondisi subyek
penelitian serta mengidentifikasi masalah. Adapun hasil angket yang telah diberikan kepada peserta didik adalah sebagai berikut.
a Sebesar 73,3 atau sebanyak 22 peserta didik menyatakan belum pernah
diajar menggunakan metode
PQ4R
, sebesar 6,7 atau sebanyak 2 peserta didik menyatakan bahwa mungkin pernah diajar dengan metode yang agak
mirip dengan metode
PQ4R
, sebesar 20 atau sebanyak 6 peserta didik menyatakan bahwa mereka pernah. Dapat disimpulkan bahwa metode
PQ4R
belum pernah digunakan guru untuk mengajar bahasa Jerman di kelas XI IPS 2. Berikut adalah kutipan dari salah satu peserta didik.
“Belum pernah.“ b
Sebanyak 30 peserta didik atau 100 dari seluruh peserta didik menyatakan bersedia diajar dengan metode
PQ4R
dalam pembelajaran keterampilan membaca bahasa Jerman. Berikut adalah kutipan dari salah satu peserta didik.
“Bersedia.“
88
c Harapan peserta didik dengan diterapkan metode
PQ4R
dalam pembelajaran keterampilan membaca bahasa Jerman bervariasi antara lain sebesar 70 atau
sebanyak 21 peserta didik berharap agar dapat lebih cepat dan mudah untuk memahami mengenai bahasa Jerman, sebesar 13,3 atau sebanyak 4 peserta
didik berharap agar meningkatkan membaca bahasa Jerman, dan sebesar 16,7 atau sebanyak 5 peserta didik berharap agar dapat menjadikan siswa
lebih semangat, aktif, kreatif dan inovatif serta pembelajaran menjadi lebih efektif dan tidak membosankan. Berikut adalah kutipan dari salah satu peserta
didik. “Harapan saya jika diterapkan metode PQ4R
dalam pembelajaran membaca
bahasa Jerman siswa akan lebih aktif dan lebih memahami.” d
Adapun jawaban peserta didik mengenai metode pembelajaran yang diterapkan guru dalam mengajar keterampilan membaca bahasa Jerman
bervariasi antara lain sebesar 50 atau sebanyak 15 peserta didik menjawab dengan menirukan guru membaca, siswa membaca, dan mengerjakan latihan
soal, sebesar 36,7 atau sebanyak 11 peserta didik menjawab dengan menjelaskan dan tanya jawab, sebesar 6,7 atau sebanyak 2 peserta didik
menjawab dengan hafalan kosakata, sebesar 3,3 atau sebanyak 1 peserta didik menjawab dengan metode guru aktif, sebesar 3,3 atau sebanyak 1
peserta didik menjawab guru jarang mengajari membaca. Berikut adalah kutipan dari salah satu peserta didik.
“Metode yang digunakan oleh guru untuk mengajar keterampilan membaca
bahasa Jerman yaitu ketika ada sebuah bacaan dibuku, guru membaca
89
kemudian murid disuruh menirukan, lalu ketika ada pertanyaan dibacaan itu
guru menunjuk murid untuk menjawab.“ e
Peserta didik memiliki kesulitan dalam pembelajaran bahasa Jerman, antara lain kesulitan membaca bahasa Jerman sebanyak 24 peserta didik atau sebesar
80, kesulitan menulis dan menghafal kosakata dalam bahasa Jerman sebanyak 5 peserta didik atau sebesar 16,7, kesulitan karena pelajaran
bahasa Jerman hanya satu jam pelajaran sebanyak 1 peserta didik atau sebesar 3,3. Berikut adalah kutipan dari salah satu peserta didik.
”Saya sulit untuk berkonsentrasi ketika membaca. Tanpa gambar, bacaan jadi membosankan.”
Berdasarkan hasil angket peserta didik di atas, dapat disimpulkan bahwa peserta didik masih mengalami berbagai kendala dalam mengikuti proses
pembelajaran bahasa Jerman. Kendala yang dialami sebagian besar peserta didik adalah kesulitan dalam membaca bahasa Jerman dan pelajaran bahasa Jerman
yang hanya satu jam pelajaran. Seorang peserta didik berpendapat bahwa pembelajaran bahasa Jerman selama ini kurang efektif karena guru terlalu sering
melakukan pembelajaran seperti biasa dan mengerjakan soal, jarang sekali mengajari membaca. Beberapa peserta didik belum bisa mengikuti pembelajaran
bahasa Jerman dikarenakan suasana belajar yang membosankan. Dari hal tersebut, diharapkan adanya perbaikan dalam sistem pembelajaran bahasa Jerman dan
peserta didik bersedia dengan diterapkannya metode
PQ4R
dalam pembelajaran keterampilan membaca bahasa Jerman.
90
2. Prosedur Penelitian