Indikator Penilaian Keaktifan Peserta Didik

44

7. Indikator Penilaian Keaktifan Peserta Didik

Keaktifan belajar merupakan kegiatan atau kesibukan peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah maupun di luar sekolah yang menunjang keberhasilan belajar peserta didik. Di dalam proses pembelajaran peserta didik, mengandung unsur keaktifan. Akan tetapi antara peserta didik yang satu dengan yang lainnya tidak sama. Oleh karena itu, peserta didik harus berpartisipasi aktif secara fisik dan mental dalam proses pembelajaran. Keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran merupakan upaya peserta didik dalam memperoleh pengalaman belajar, yang mana keaktifan belajar peserta didik dapat ditempuh dengan upaya kegiatan belajar kelompok maupun belajar secara perseorangan. Dalam menilai peserta didik yang tergolong aktif atau kurang aktif, maka disusunlah indikator keaktifan. Keaktifan peserta didik dapat dinilai dari berbagai aspek yang saling melengkapi. Pendapat tersebut sesuai dengan yang dikemukakan oleh Sudjana 2010: 61, dimana keaktifan peserta didik dapat dilihat dari beberapa hal berikut. 1 turut serta dalam melaksanakan tugas, 2 terlibat dalam pemecahan masalah, 3 bertanya kepada peserta didik lain atau kepada guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya, 4 berusaha mencari berbagai informasi untuk pemecahan masalah, 5 melaksanakan diskusi kelompok, 6 menilai kemampuan dirinya dan hasil yang diperolehnya, 7 kesempatan menggunakanmenerapkan apa yang diperolehnya dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya, dan 8 kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang diperolehnya dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya. Berdasarkan teori tersebut dapat disimpulkan bahwa delapan indikator keaktifan menurut Sudjana tersebut dapat digunakan dalam pembelajaran bahasa Jerman. Namun dari delapan indikator keaktifan yang telah dijabarkan oleh Sudjana, peneliti tidak 45 menggunakan kedelapan indikator tersebut dalam menilai keaktifan peserta didik di kelas karena indikator tersebut terlalu banyak, sehingga peneliti akan mengalami kesulitan dalam memberi skor penilaian tersebut. Dengan demikian, peneliti menggunakan tiga indikator penilaian keaktifan menurut Sudjana sebagai berikut 1 turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya. Peserta didik akan dianggap aktif jika peserta didik mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode PQ4R . Selain itu, keaktifan peserta didik juga akan nampak saat misalnya peserta didik mendengarkan, memperhatikan penjelasan guru, mencatat dan mengerjakan tugas pembelajaran baik secara individu maupun kelompok; 2 bertanya kepada peserta didik lain atau kepada guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya. Peserta didik hendaknya melontarkan pertanyaan, baik kepada guru atau peserta didik lain dan tentunya pertanyaan sesuai dengan tema pembelajaran; dan 3 terlibat dalam pemecahan masalah. Peserta didik ikut aktif dalam menyelesaikan masalah yang sedang dibahas dalam kelas, misalnya ketika guru memberi masalah atau soal peserta didik ikut membahas. Unsur-unsur tersebut dijabarkan dengan skor atau nilai yang menunjukkan tingkatan unsur dalam tulisan. Pembelajaran berhasil dari segi hasil apabila terjadi perubahan perilaku yang positif dari peserta didik seluruhnya atau setidaknya sebagian besar 75. Mulyasa 2010: 218 menjelaskan bahwa dari segi proses, pembelajaran dikatakan berhasil apabila seluruhnya atau setidaknya sebagian besar 75 peserta didik terlibat aktif, baik fisik, mental maupun sosial dalam proses pembelajaran. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pembelajaran sebaiknya tidak hanya mengoptimalkan keberhasilan 46 hasil, melainkan juga mengoptimalkan keberhasilan proses yaitu dengan membangkitkan keaktifan peserta didik dalam pembelajaran.

B. Penelitan yang Relevan

Dokumen yang terkait

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI SMA N 1 TEMANGGUNG MELALUI MEDIA GAMBAR BERSERI.

5 45 268

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI SMA N 2 BANGUNTAPAN BANTUL MELALUI MEDIA KOMIK.

3 8 368

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 2 BANGUNTAPAN BANTUL MELALUI TEKNIK PORPE (PREDICT, ORGANIZE, REHEARSE, PRACTICE, EVALUATE).

5 28 357

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI BAHASA SMA NEGERI 3 TEMANGGUNG MELALUI PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR.

3 11 244

Upaya Peningkatan Keterampilan Menulis Bahasa Jerman Peserta Didik Kelas XI Bahasa SMA Negeri 1 Prambanan Klaten melalui Media Permainan Bahasa Bildgeschichte.

3 7 388

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI IPA SMA N 1 MUNTILAN MAGELANG MELALUI KARTUN.

1 4 198

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI BAHASA SMA N 2 WONOSARI GUNUNGKIDUL MELALUI MULTIMEDIA PREZI.

2 6 448

Upaya Peningkatan Keterampilan Membaca Teks Bahasa Jerman Peserta Didik Kelas XI IPS 3 SMA Negeri 2 Klaten Melalui Metode Cooperative Learning Tipe Cooperative Script.

1 7 312

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI BAHASA MAN PURWOREJO MELALUI TEKNIK CLUSTER.

3 8 398

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 1 JETIS BANTUL MELALUI METODE EVERYONE IS A TEACHER HERE.

2 5 399