Kriteria Penilaian Keterampilan Membaca

23 teks ke dalam bentuk situasi yang lebih konkret dengan disertai gambar dan menggunakan simbol atau tanda di luar bahasa verbal, 5 Aktivierung des Vorwissens atau pengaktifan kembali pengalaman atau pengetahuan yang pernah diperoleh sebelumnya Neuer, dkk, 1981: 51.

3. Kriteria Penilaian Keterampilan Membaca

Penilaian diperlukan untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam pembelajaran keterampilan membaca bahasa Jerman. Salah satu cara untuk mengetahui tingkat kemampuan peserta didik adalah dengan penilaian. Tujuan dari penilaian adalah untuk mengukur seberapa jauh tingkat keberhasilan proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan, dikembangkan dan ditanamkan di sekolah serta dapat dihayati, diamalkanditerapkan, dan dipertahankan oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari Trianto 2013: 254. Penilaian adalah suatu kegiatan yang kompleks dalam pembelajaran di sekolah karena melibatkan proses memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data hasil belajar peserta didik sebagai informasi untuk mengambil keputusan. Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan Trianto, 2013: 252. Evaluasi diperlukan untuk mengumpulkan informasi dari hasil dan penyelenggaraan pembelajaran yang nantinya menentukan berbagai keputusan. Evaluasi merupakan proses memahami, memberi arti, mendapatkan, dan mengkomunikasikan suatu informasi bagi keperluan pengambil keputusan Sukardi, 2009: 1. Secara umum 24 evaluasi dalam penyelenggaraan pembelajaran dipahami sebagai suatu upaya pengumpulan informasi tentang penyelenggaraan pembelajaran sebagai dasar untuk pembuatan berbagai keputusan. Proses evaluasi membutuhkan tes. Tes adalah suatu alat yang digunakan untuk melakukan pengukuran kemampuan berpikir, kemampuan mengingat, serta kemampuan-kemampuan bahasa yang lain Djiwandono, 2011: 10-15. Tes diadakan untuk mengukur kemampuan-kemampuan bahasa. Selain itu, tes juga digunakan untuk membandingkan kemampuan antara peserta didik yang satu dengan yang lainnya. Tes adalah prosedur sistematis yang direncanakan oleh evaluator guna membandingkan perilaku dua orang siswa atau lebih Sukardi, 2009: 247. Karena melalui suatu tes, pendidik mendapat informasi tentang keberhasilan belajar peserta didik. Tes adalah suatu alat yang digunakan oleh pengajar untuk memperoleh informasi tentang keberhasilan peserta didik dalam memahami suatu materi yang telah diberikan oleh pengajar Iskandarwassid dan Sunendar, 2013: 180. Tes yang digunakan pengajar ada berbagai macam, di antaranya terdapat tes yang khusus digunakan dalam pengajaran membaca. Terdapat tiga kriteria untuk tes membaca yakni peserta didik dapat memahami isi teks secara umum, detail, dan hanya inti-inti teks saja. Tes diperlukan untuk mengukur kemampuan peserta didik, dalam hal ini kemampuan membaca. Bolton 1996: 16-26 menjelaskan secara lebih terperinci bahwa kriteria untuk tes kemampuan membaca adalah 1 Peserta didik dapat memahami isi teks secara umum Globalverständnis , 2 Peserta didik dapat memahami isi teks secara detail Detailverständnis , 3 peserta didik dapat memahami hanya inti-inti teks saja Selektiverständnis . Adapun bentuk tesnya antara lain: a Offene Fragen , yakni soal –soal yang terdapat dalam teks untuk kemudian peserta didik dapat menjawab secara bebas tertulis, b Multiple choice Aufgaben , dalam 25 soal ini peserta didik harus memilih jawaban yang benar di antara beberapa jawaban yang ada, c Alternativantwort Aufgaben , yaitu bentuk soal dirumuskan dalam pernyataan inti teks baik benar ataupun salah, kemudian peserta didik harus memutuskan jawaban mana yang sesuai dengan isi teks dan mana yang tidak , dan d Zuordnungsaufgaben , dalam soal ini peserta didik harus mencocokkan atau menjodohkan bagian-bagian yang sesuai satu sama lain. Berbagai jenis tes dapat digunakan dalam tes pengukuran keterampilan membaca, seperti menjawab pertanyaan sesuai pernyataan atau gambar, menjawab pertanyaan dengan pilihan jawaban yang tersedia, dan menjodohkan kalimat yang berhubungan. Doye 1992: 24 mengemukakan beberapa jenis tes keterampilan membaca sebagai berikut. ”Bilder und schriftliche Äuß erungen dazu vorgelegt, schriftliche Texte und schriftliche Äu ß erungen dazu vorgelegt, Fragen und mehrere Antworten vorgelegt, Text und Satzanfänge und – enden dazu vorgelegt, Fragen zum Text und die Antworten vorgelegt.” Pernyataan tersebut memiliki arti jenis tes yaitu berupa gambar dan pernyataan tertulis, teks tertulis dan pernyataan tertulis, memilih satu jawaban pertanyaan dari beberapa jawaban, mencocokkan awal dan akhir kalimat dari teks dan menjawab pertanyaan. Pendidik dapat menggunakan tes kemampuan membaca untuk menilai hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran membaca. Tes kemampuan membaca juga dapat digunakan untuk pengajaran bahasa asing. Tes kemampuan membaca adalah tes keterampilan berbahasa yang bisa dilakukan dalam pengajaran bahasa, baik dalam bahasa pertama maupun bahasa kedua asing Iskandarwassid dan Sunendar, 2013: 246. Iskandarwassid dan Sunendar 2013: 247 menambahkan bahwa ada beberapa teknik pengukuran kemampuan membaca yang sering dipergunakan antara lain sebagai 26 berikut. 1 Betul salah. 2 Melengkapi kalimat. 3 Pilihan ganda. 4 Pembuatan ringkasan atau rangkuman. 5 Cloze Test . 6 C-Test . Tes keterampilan membaca merupakan salah satu dari tes keterampilan berbahasa, tes ini mempunyai tingkatan-tingkatan tes seperti yang diungkapkan Nurgiyantoro 2001: 253-267 sebagai berikut. Penekanan tes kemampuan membaca adalah kemampuan untuk memahami informasi yang terkandung dalam wacana. Adapun tingkatan tes dalam tes kemampuan membaca adalah 1 tes kemampuan membaca tingkat ingatan, 2 tes kemampuan membaca tingkat pemahaman, 3 tes kemampuan membaca tingkat penerapan, 4 tes kemampuan membaca tingkat analisis, 5 tes kemampuan membaca tingkat sintesis, dan 6 tes kemampuan membaca tingkat evaluasi. Maka dalam kaitannya untuk menilai keterampilan membaca bahasa Jerman peserta didik dalam memahami teks atau bacaan, diperlukan suatu penilaian, evaluasi, dan tes.

4. Hakikat Metode Pembelajaran

Dokumen yang terkait

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI SMA N 1 TEMANGGUNG MELALUI MEDIA GAMBAR BERSERI.

5 45 268

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI SMA N 2 BANGUNTAPAN BANTUL MELALUI MEDIA KOMIK.

3 8 368

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 2 BANGUNTAPAN BANTUL MELALUI TEKNIK PORPE (PREDICT, ORGANIZE, REHEARSE, PRACTICE, EVALUATE).

5 28 357

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI BAHASA SMA NEGERI 3 TEMANGGUNG MELALUI PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR.

3 11 244

Upaya Peningkatan Keterampilan Menulis Bahasa Jerman Peserta Didik Kelas XI Bahasa SMA Negeri 1 Prambanan Klaten melalui Media Permainan Bahasa Bildgeschichte.

3 7 388

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI IPA SMA N 1 MUNTILAN MAGELANG MELALUI KARTUN.

1 4 198

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI BAHASA SMA N 2 WONOSARI GUNUNGKIDUL MELALUI MULTIMEDIA PREZI.

2 6 448

Upaya Peningkatan Keterampilan Membaca Teks Bahasa Jerman Peserta Didik Kelas XI IPS 3 SMA Negeri 2 Klaten Melalui Metode Cooperative Learning Tipe Cooperative Script.

1 7 312

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI BAHASA MAN PURWOREJO MELALUI TEKNIK CLUSTER.

3 8 398

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 1 JETIS BANTUL MELALUI METODE EVERYONE IS A TEACHER HERE.

2 5 399