2. Mendapatkan sebanyak mungkin pendapat ide dari peserta tentang permasalahan yang dilontarkan.
3. Membina peserta dalam mengkomunikasikan dan mengembangkan kreatifitas berfikir dengan cara melibatkan siswa.
4. Merangsang partisipasi peserta. 5. Memberikan pertanyaan yang memotivasi siswa untuk memiliki rasa
ingin tahu. 6. Menciptakan suasana yang menyenangkan dalam belajar.
7. Melatih peserta untuk mengekspresikan gagasan baru menurut daya imajinasi.
8. Melatih daya kreatifitas berfikir peserta.
3. PROSES PELAKSANAAN METODE CERAMAH
Persiapan Umum
Untuk mempersiapkan penggunaan metode ceramah, fasilitator perlu : Mempersiapkan masalah yang akan dilontarkan kepada pembelajar untuk
mendapatkan tanggapan dari pembelajar. 1. Menentukan dan mempersiapkan alat peraga yang akan digunakan.
2. Mempersiapkan jawaban yang benar tentang permasalahan yang dibahas.
Materi pokok Ceramah
Secara umum materi yang dibawakan dalam metode ceramah ini : 1. Pengenalan makanan jajanan dan jenisnya.
2. Makanan jajanan aman, sehat dan bergizi 3. Fungsi maknan jajanan bagi tubuh
4. Masalah utama makanan jajanan
5. Hygien dan sanitasi makanan jajanan
4. ALAT PERAGA
Penyampaian materi disajikan kedalam power point yang berisikan tentang makanan jajanan, dimana penguatan informasi menggunakan Gambar dan
Vidio yang dimunculkan menggunakan fasilitas Laptop, LCD dan speaker.
5. WAKTU
HariTanggal : 12 Juni 2014
Pukul : 09.00
– 11.00 wib Tempat
: Ruang Kelas V SD N 060893
6. PELAKSANAAN
Mekanisme pelaksanaan metode ceramah adalah : 1. Fasilitator Memaparkan suatu masalah tentang keracunan yang pernah
terjadi disekolah. 15 menit 2. Setiap tanggapan atau ide yang disampaikan peserta dicatat secar ringkas
di witheboard atau kertas filpchart. 20 menit 3. Fasilitator jangan memberikan tanggapan atau kritik evaluasi atas
pendapat ide peserta sampai semua peserta mengutarakan pendapatnya dan tidak dapat lagi memberikan pendapatnya.
4. Fasilitator berperan sebagai narasumber dan memberikan materi tentang makanan jajanan kepada peserta dengan menggunakan Laptop dan LCD
dalam bentuk power point. 30 menit 5. Fasilitator memutar vidio tentang makanan jajanan kepada peserta. 15
menit 6. Memberikan sesi tanya jawab. 20 menit
7. Mengulas kembali dan memberikan point-point penting tentang materi yang disampaikan. 15 menit
8. Salam penutup. 5 menit
7. EVALUASI
Evaluasi akan dilakukan dengan menggunakan pre-test alat penelitiannya dengan kuesioner.
3.7.2. Metode Permainan Ular Tangga 1.
METODE PERMAINAN ULAR TANGGA
Permainan ular tangga adalah kegiatan pembelajaran yang memberi kesempatan kepada siswa SD N 060834 kelas A Medan yang berinteraksi
satu sama lain dengan mengikuti aturan-aturan tertentu yang berkaitan dengan materi makanan jajanan. Materi tersebut merupakan jabaran dari satuan
pembelajaran yang telah disusun sesuai kebutuhan.
2. TUJUAN
1. Tersusun secara relevan sehingga tergaja dalam ingatan. 2. Meningkatkan akselarasi pemikiran dan perasaan dengan sikap dan
psikomotorik peserta,
kemampuan peserta
ditingkatkan dalam
keterampilan berkomunikasi sederhana dan kepekaan terhadap aksi orang lain agar tebentuk sikap peduli terhadap lingkungan sekitarnya.
3. Menghayati berbagai masalah yang mungkin dihadapi oleh peran yang dimainkan
4. Dapat menciptakan suasana pembelanjaran yang fun atau menyenangkan. 5. Lebih merangsang siswa dalam melakukan aktivitas belajar individual
maupun kelompok.
6. Mengembangkan kreativitas berfikir siswa dengan metode berlajar sambil bermain.
7. Meningkatkan kemandirian siswa menciptakan komunikasi timbal balik. 8. Menanamkan disiplin, tanggung jawab dan sikap berhati-hati siswa.
9. Struktur kognisi yang diperoleh siswa sebagai hasil dari proses belajar bermakna akan stabil.
3. PROSES PELAKSANAAN METODE PERMAINAN ULAR TANGGA
Persiapan Umum
Untuk mempersiapkan penggunaan metode ini, fasilitator perlu :
1. Mempersiapkan suatu model ular tangga yang menggambarkan materi dan
menjadi muatan permainan tersebut.
2. Menyiapkan alat-alat atau fasilitas yang dibutuhkan dalam permainan. 3. Menyiapkan prosedur tetap pengunaan alat-alat, urutan dan waktu untuk
setiap kegiatan
Materi Permainan Ular Tangga
Secara umum materi yang dibawakan dalam metode ini : 1. Pengenalan makanan jajanan dan jenisnya.
2. Makanan jajanan aman, sehat dan bergizi 3. Fungsi maknan jajanan bagi tubuh
4. Masalah utama makanan jajanan 5. Hygien dan sanitasi makanan jajanan
4. ALAT PERAGA
Materi tentang makanan jajanan disajikan kedalam papan permainan ular tangga, Dadu, Laptop, LCD dan speaker.
5. WAKTU
HariTanggal : 11 Juni 2014
Pukul : 09.00
– 11.00 wib Tempat
: LapanganHalaman Sekolah SD N 060834
6. PELAKSANAAN
Mekanisme pelaksanaan metode permainan ular tangga adalah : 1. Pembagian kelompok dilakukan diawal dan berdasarkan urutan absen. Hal
ini lebih difokuskan kepada pemainan dan waktu. Satu kelompok terdiri dari lima orang.
2. Fasilitator memaparkan dan menjelaskan mekanisme permainan kepada siswa. Penjelasan dilakukan didalam ruang kelas V SD N 060834 dengan
menggunakan LCD dan laptop. Penjelasan diruangan dialkukan agar pesan peraturan yang disampaikan kepada pesertasiswa lebih jelas dan terarah.
15 menit. 3. Fasilitator mempersilahkan membuka pertanyaan seputar mekanisme
permainan. 5 menit 4. Fasilitator mengarahkan peserta untuk berada di kelompoknya masing-
masing dan berada di area peralatan permainan yang sudah dipersiapkan. 5. Fasilitator memberikan aba-aba bahwa permainan sudah dimulai.
6. Fasilitator berperan sebagai pengamat ketika permainan yang dimainkan oleh peserta berjalan. 100 menit
7. Fasilitator mengingatkan peserta pembatasan waktu ketika bermain ular tangga. 15 dan 5 menit sebelum waktu permainan berakhir
8. Salam penutup.
7. PERATURAN PERMAINAN
Setiap permainan harus mempunyai peraturan yang jelas untuk setiap pemainnya, hal ini dimaksudkan agar pemain mudah dan memahami setiap
perjalanan permainan. Peraturan yang akan dilakukan untuk permainan ular tangga adalah sebagai berikut:
1. Permainan ini dimainkan oleh kelompok perlakuan yaitu anak SD Negeri 060834 sebanyak 30 tiga puluh orang dan berkelompok.
2. Setiap 1 satu kelompok berisikan 5 lima orang, maka ada 6 enam kelompok. Pemilihan orang siswa dalam satu kelompok berdasarkan
urutan dari absen murid kelas V. 3. Setiap kelompok mempunyai satu permainan ular tangga beserta dadunya,
tempat pelaksanaan berada di lapangan sekolah outdoor. Waktu pelaksanaan dilakukan secara bersama-sama.
4. Murid digunakan sebagai bidaknya. 5. Sebelum bermain murid diharapkan melakukan hom pim pa dan suit
dengan tujuan agar permainan dilakukan secara bergiliran dan pemilihan lebih objektif agar mereka mampu memecahkan masalah. Ini dilakukan
pada setiap kelompok. 6. Apabila pemain sudah ditentukan atau gilirannya sudah ditetapkan maka,
setiap pemain mulai dengan bidaknya di kotak pertama biasanya kotak di sudut kiri bawah dan secara bergiliran melemparkan dadu.
7. Bila pemain mendarat di ujung sebuah tangga, mereka dapat langsung pergi ke ujung tangga yang lain.
8. Bila mendarat di kotak dengan adanya ekor ular, mereka harus turun ke
kotak sampai berada di bagian kepala ular. 9. Apabila pada saat pemain melemparkan dadu muncul angka bulatan
berjumlah 6 enam maka pemain tersebut boleh melemparkan dadunya kembali setelah pemain tersebut maju atau berjalan sebanyak enam kotak,
apabila mendarat di sebuah ujung tangga maka langsung naik dan melempar dadu kembali dan apabila mendarat di kotak dengan ekor ular
maka harus turun dan melempar dadu kembali. Dan apabila dalam pengulangan mendapatkan angka bulatan berjumlah 6 enam terjadi
lebih dari 3 tiga kali, maka pemain dilanjutkan kepada giliran setelahnya dan masih mengikuti permainannya kembali.
10. Apabila pada saat pemain melempar dadu muncul angka bulatan berjumlah 6 enam dan selanjutnya mendapatkan angka dibawah angka
tersebut maka, dilanjutkan kepada giliran setelahnya. 11. Setiap pemain harus melihat, membaca dan memahami pesan-pesan yang
ada pada permainan tersebut. Pemenang adalah pemain pertama yang mencapai kotak terakhir
Shaleh,2009. Tetapi diharapkan semua pemain mencapai kotak terakhir agar pesan-pesan dapat tersampaikan. Apabila satu pemain tidak kunjung
menyelesaikan di kotak terakhir maka permainan di anggap selesai.
8. EVALUASI
Evaluasi akan dilakukan dengan menggunakan pre-test alat penelitiannya dengan kuesioner.
3.8. Definisi Operational
1. Promosi Kesehatan adalah suatu kegiatan atau usaha menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau individu.
2. Promosi Gizi adalah penyampaian informasi gizi tentang makanan jajanan anak sekolah dasar yang aman, sehat dan bergizi.
3. Ceramah adalah kegiatan untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan dan informasi-informasi
tentang keamanan
makanan jajanan
dengan menggunakan alat infocus.
4. Permainan Ular tangga merupakan salah satu metode untuk anak-anak yang dimainkan oleh 2 dua orang atau lebih. Dibuat dalam bahan spanduk yang
berisikan kata-kata dan gambar untuk menyampaikan pesan dan informasi tentang makanan jajanan.
5. Perilaku konsumsi makanan jajanan adalah cara murid berpikir, berpengetahuan, berpandangan, dan bertindak terhadap pemilihan dan
konsumsi makanan jajanan. 6. Pengetahuan adalah berbagai hal sesuatu yang diketahui oleh responden
tentang makanan jajanan. 7. Sikap merupakan penilaian atau pendapat responden tentang konsumsi
makanan jajanan. 8. Tindakan adalah aktifitas yang dilakukan murid sehubungan dengan
konsumsi makanan jajanan.
3.9. Aspek Pengukuran 1.
Pengetahuan
Komponen pengetahuan terdiri dari pertanyaan dengan tipe pilihan jawaban skala Likert yaitu benar, hampir benar, dan salah. Diberi skor 2 untuk
jawaban yang benar, skor 1 untuk jawaban yang hampir benar, dan skor 0 untuk jawaban salah. Total skor pengetahuan tertinggi adalah 30 dan terendah
adalah 0. Adapun cara menentukan kategori tingkat pengetahuan ibu Arikunto, 2002 adalah:
a. Tingkat pengetahuan baik, apabila nilai yang diperoleh responden 75 dari nilai tertinggi.
b. Tingkat pengetahuan sedang, apabila nilai yang diperoleh responden lebih besar dari 40-75 dari nilai tertinggi
c. Tingkat pengetahuan kurang, apabila nilai yang diperoleh responden lebih besar dari 40 dari dari nilai tertinggi.
2. Sikap
Komponen sikap terdiri dari pertanyaan dengan menggunakan skala Gutment, yakni dengan 2 alternatif jawaban setuju dan tidak setuju. Pertanyaan positif
diberi skor 1 untuk jawaban setuju dan skor 0 untuk jawaban tidak setuju. Sedangkan pertanyaan negatif diberi skor 1 untuk jawaban tidak setuju dan
skor 0 untuk jawaban setuju. Total skor tertinggi adalah 15 dan skor terendah adalah 0. Adapun cara menentukan kategori tingkat sikap responden
Arikunto, 2002 adalah sebagai berikut: a. Kategori baik, apabila nilai yang diperoleh responden lebih besar dari 75
dijawab dengan benar dengan total 11. b. Kategori sedang, apabila nilai yang diperoleh responden lebih besar dari
40-75 dijawab dengan benar dengan total 6-11. c. Kategori kurang, apabila nilai yang diperoleh responden lebih besar dari
40 dijawab dengan benar dengan total 6.
3. Tindakan
Komponen tindakan pernyataan dengan tipe pilihan jawaban berskala Guttman yaitu Ya dan Tidak Sugiono, 2001.
“Ya” jika jawaban benar dengan bobot
nilai 1 dan “tidak” jika jawaban salah dengan bobot nilai 0 Total skor tertinggi adalah 15 dan skor terendah adalah 0. Adapun cara
menentukan kategori tingkat tindakan responden Arikunto, 2002 adalah sebagai berikut:
a. Kategori baik, apabila nilai yang diperoleh responden lebih besar dari 75 dijawab dengan benar dengan total 11.
b. Kategori sedang, apabila nilai yang diperoleh responden lebih besar dari 40-75 dijawab dengan benar dengan total 6-11.
c. Kategori kurang, apabila nilai yang diperoleh responden lebih besar dari 40 dijawab dengan benar dengan total 6.
3.10. Variable Penelitian
Variabel penelitian dibedakan menjadi 2 dua, yaitu: 1. Variabel bebas independent adalah promosi kesehatan dengan metode
ceramah dan permainan ular tangga. 2. Variabel terikat dependent adalah perilaku anak usia sekolah dasar kelas V
tentang konsumsi makanan jajanan di sekolah dasar.
3.11. Uji Validitas dan Reliabilitas
Agar alat ukur yang dipakai benar-benar mengukur pengetahuan, sikap dan tindakan murid serta dapat melakukan fungsi ukurnya secara cermat dan dapat
dipercaya maka, dilakukan uji kuesioner diluar objek penelitian yaitu pada 20 murid V lima SD Negeri Nomor 060831 Jalan Sei Batang Hari Kecamatan
Medan Sunggal Kota Medan. Uji validitas instrumen menggunakan nilai Corrected Item-Total Correlation masing-masing butir pertanyaan. Item
pertanyaan yang mencapai nilai korelasi minimal 0,30 dianggap memuaskan atau valid Azwar, 2003. Uji reliabilitas menggunakan nilai
Croanbach’s Alpha. Reliabilitas suatu item variabel dikatakan baik jika memiliki nilai
Croanbach’s Alpha 0,60.
Secara keseluruhan semua item pertanyaan variabel pengetahuan dan sikap dari kuesioner penelitian ini dinyatakan valid dan reliabel. Hasil statistik
menunjukkan bahwa nilai Corrected Item-Total Correlation dari pengetahuan 0,30 dan
Croanbach’s Alpha 0,710. Dan untuk sikap nilai Corrected Item-Total Correlation 0,30 dan
Croanbach’s Alpha 0,874. Begitu juga dengan tindakan, nilai Corrected Item-Total Correlation 0,30 dan
Croanbach’s Alpha 0,779.
3.12. Teknik dan Analisis Data
Teknik analisis data pada penelitian menggunakan uji independent t-test untuk melihat perbedaan perilaku responden tentang konsumsi makanan jajanan
sebelum dan sesudah perlakuan. Analisis data dilakukan dengan menggunakan sistem komputerisasi dengan keputusan uji statistik menggunakan taraf signifikan
p, yaitu: a. Jika p0,05 artinya ada pengaruh promosi kesehatan dengan metode ceramah
dan permainan ular tangga terhadap peningkatan perilaku murid tentang konsumsi makanan jajanan di SD Negeri Kecamatan Medan Petisah Kota
Medan.
b. Jika p0,05 artinya tidak ada promosi kesehatan dengan metode ceramah dan permainan ular tangga terhadap peningkatan perilaku murid tentang konsumsi
makanan jajanan di SD Negeri Kecamatan Medan Petisah Kota Medan. Analisis hasil juga dilakukan dengan cara distribusi frekuensi dan tabel
kemudian diinterpretasikan untuk menjawab tujuan penelitian sebagai kesimpulan penelitian.
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1.
Gambaran Umum dan Karakteristik Responden
4.1.1.
Gambaran Umum SD Negeri 060834
SD Negeri 060834 terletak di Jalan Mistar Kelurahan Sei Sikambing D Kecamatan Medan Petisah Kota Medan. Saat ini ibu Dra. Asniar Cut Hasan
adalah kepala sekolah dan memiliki 19 tenaga pengajar guru, 1 orang staf tata usaha, 1 orang petugas perpustakaan, 1 orang pelatih pramuka, 1 orang bendahara
sekolah, 1 orang pengelola kantin dan 1 orang penjaga sekolah. Sekolah tersebut memiliki 6 ruang belajar, yang masing-masing digunakan
untuk kelas I-VI. Sekolah ini memiliki 12 rombongan belajar dengan pengertian memiliki waktu belajar pada pagi dan sore hari. Di sekolah tersebut juga terdapat
1 ruangan kepala sekolah, 1 ruangan PKS, 1 ruang tata usaha, 1 ruang guru, 1 ruang laboratorium, 1 ruang sanggar seni tari, dan 1 ruang Serba Guna. Selain itu
fasilitas yang ada di sekolah tersebut juga terdapat lapangan multifungsi, kamar mandi guru, kamar mandi siswa, kran tempat cuci tangan, washtaffel, musholla
dan kantin. Selain itu proses belajar mengajar juga didukung dengan fasilitas elektronik seperti Infocus, Internet, Televisi, DVD Player, Sound System dan
OHP yang digunakan secara bergiliran. Untuk menunjang fasilitas membaca bagi para siswa di sekolah tersebut
terdapat perpustakaan, selain membaca kegiatan siswa yang termasuk dalam ekstra kurikuler sekolah, adalah kegiatan olah raga dan kesenian, sedangkan untuk
bidang kesehatan sendiri di sekolah tersebut juga terdapat usaha kesehatan sekolah UKS.
Jumlah siswa yang belajar di sekolah tersebut tercatat tahun ajaran 20132014 dapat dilihat pada table berikut:
Tabel 4.1. Distribusi Murid Berdasarkan Kelas, Jumlah Rombongan Belajar, dan Jumlah Murid di SD Negeri Nomor 060834 Tahun 20132014
Kelas Jumlah Rombongan Belajar
Jumlah Murid
I II
III IV
V VI
2 2
2 2
2 2
83 77
80 79
72 64
Jumlah 12
455 4.1.2.
Karakteristik Responden SD Negeri 060834 A.
Jenis Kelamin
Berdasarkan tabel 4.2 menjelaskan pada kelompok perlakuan jumlah responden laki-laki dan perempuan sama, masing-masing 15 orang 50,00.
Lain halnya dengan kelompok kontrol terdapat 16 orang 53,00 responden adalah perempuan, dan 16 orang 47,00 responden adalah laki-laki.
Tabel 4.2. Distribusi frekuensi Jenis Kelamin Metode Ular Tangga SD Negeri 06834 Tahun 20014
Jenis Kelamin Kelompok
Perlakuan Kontrol
N n
Laki
– Laki
Perempuan 15
15 50,00
50,00
14 16
47,00 53,00
Jumlah 30
100,00
30 100,00
B. Umur Responden
Berdasarkan tabel.4.3 menjelaskan bahwa sebahagian besar responden yang termasuk dalam kelompok sebaya berumur diantara 11-12 tahun yaitu
sebanyak 25 orang 83,00 pada kelompok perlakuan sedangkan kelompok kontrol 27 orang 90,00, selanjutnya kedua kelompok memiliki jumlah yang