Sebagai sumber zat pembangun METODE CERAMAH

2.7. Pengaruh Konsumsi Makanan Jajanan pada Murid Sekolah Dasar

Periode ini anak sekolah dasar dimulai pada usia 7-12 tahun, dimana dalam usia ini anak-anak sudah jauh lebih mandiri. Anak mulai membandingkan segala sesuatu di rumahnya dengan yang ia temui di luar, baik di sekolah maupun di rumah teman-temanya. Norma-norma moral yang tadinya absolute di rumah, kini menjadi relatif. Oleh karena itu, anak-anak dalam usia ini suka membantah dan membanding-bandingkan Irwanto, 2002. Menurut Behrman 2004 dalam Sulistyo ningsih 2011, Selama usia sekolah, pertumbuhan tetap terjadi walau tidak dengan kecepatan pertumbuhan sehebat yang terjadi sebelumnya pada masa bayi atau pada masa remaja nantinya. Rata-rata pertumbuhan tiap tahun seorang anak pada usia sekolah adalah berkisar 3-3,5 kg untuk berat dan sekitar 6 cm untuk ketinggian. Pada periode ini tetap mempunyai dorongan pertumbuhan yang biasanya bertepatan dengan masukan dan nafsu makan seorang anak berkurang. Nafsu makan seorang anak dapat dipengaruhi oleh media massa dan lingkungan seperti guru, dan teman sebayanya Sulistyoningsih, 2011. Peningkatan pengaruh guru dan teman sebaya berdampak terhadap perilaku perihal pola dan jenis makanan pilihan mereka. Anak secara tiba-tiba meminta suatu jenis makanan baru atau menolak makanan, akibat rekomendasi dari teman sebayanya. Rekomendasi yang diberikan teman sebaya belum tentu aman dan gizi yang terkandung dalam makanan juga belum tentu sesuai yang dibutuhkan tubuhnya. Padahal kebutuhan masing-masing zat gizi dapat dilihat pada table dibawah ini. Tabel 2.2. Kebutuhan Gizi Anak Sekolah Dasar No Kelompok Umur Berat Badan Kg Tinggi Badan Cm Energi KKal Protein Gram 1 Anak 7-9 tahun 25 120 1800 45 2 Anak Laki-laki 10-12 tahun 35 138 2050 50 3 Anak Perempuan 10-12 tahun 37 145 2050 50 Sumber : Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi 2004 Masa periode ini, yang umumnya mulai membandingkan segala sesuatu antara di rumah dan di luar rumah, juga mempunyai masalah gizi yang sering timbul menurut Adriani,dkk 2012, yaitu : 1. Anemia Defisiensi Gizi Anak usia sekolah yang lebih mengenal makanan jajanan akan mengendurkan keinginan untuk menyantap makanan yang lebih Bergizi sehingga anak pada usia ini akan lebih rentan mengalami anemia. Keadaan ini terjadi kerena terlalu sedikit kandungan zat besi dalam makanan yang dikonsumsi. Untuk mengatasi masalah ini, maka diperlukan bahan makanan yang mengadung zat besi yang berkualitas. Menurut Dinatia 2011 daging, hati, ikan dan ayam merupakan makanan yang mengandung zat besi yang berkualitas tinggi, artinya mudah dicerna. Zat besi juga dapat diperoleh dari pangan nabati seperti kacang kedelai, serelia, sayur-sayuran, dan buah-buahan tapi tidak mudah diabsorbsi oleh pencernaan. Makan bahan makanan yang mengandung vitamin C mempermudah penyerapan zat besi. Jadi, menu makanan di rumah yang terdiri dari lauk, sayur-sayuran, dan buah-buahan yang mengandung zat besi sangat bermanfaat mencegah anemia gizi besi. 2. Defisiensi Yodium Kekurangan yodium merupakan pembesaran kelenjar gondok yang sering disebut orang awam yaitu penyakit gondok atau nama ilmiahnya struma simplex. Pembesaran kelenjar gondok menurut Adriani,dkk 2012 terdapat lebih dari 30 diantara anak sekolah. 3. Karies Gigi Masalah karies gigi pada anak sekolah tidak pernah selesai diperbincangkan, hal ini dikarena pada anak usia ini terlalu sering makan cemilan yang lengket dan banyak mengandung gula. Adriani, dkk 2012 menyatakan bahwa karies gigi pada gigi sulung memang tidak berbahaya, namun kejadian ini biasanya berlanjut sampai anak memasuki usia remaja, bahkan sampai dewasa. Pada prinsipnya, makanan apapun dapat menimbulkan karies jika sesudah makan anak tidak dibiasakan menggosok gigi. Upaya mencegah karies pada anak usia sekolah selain tidak mengonsumsi makanan yang manis dan lengket yaitu menggosok gigi dengan pasta gigi berfluorida dan sebaiknya sesudah makan. 4. Berat Badan Berlebih Obesitas Kelebihan berat badan anak karena ketidakseimbangan antara energi yang masuk dan keluar. Berat badan yang berlebih harus menjadi perhatian yang serius, hal ini dikarenakan akan menimbulkan penyakit pada si anak. Aktifitas yang kurang dan jajanan makanan yang mengandung kadar lemak yang tidak terkontrol merupakan faktor pencetus terjadinya berat badan lebih. Jika anak sudah mengalami berat badan yang berlebihan sebaiknya laju pertumbuhan bertanyanya dihentikan atau diperlambat sampai proporsi berat terhadap tinggi badan kembali mencapai normal. Dan perlu diperhatikan ketika menghentikan atau memperlambat berat badan anak yaitu asupan atau angka kecukupan gizi anak dan mendorong anak untuk melakukan aktifitas fisik. 5. Berat Badan Kurang Tidak hanya berat badan berlebih saja yang harus menjadi perhatian publik tetapi berat badan kurang juga menjadi perhatian bersama. Kondisi ini mencerminkan kebiasaan makan yang buruk. Anak usia ini sudah mulai dapat memilih makanan yang disukainya dan gemar bermain. Dan biasanya makanan yang disukai jauh dari nilai Bergizi. Makanan Jajanan yang dikomsumsi, mempunyai pengaruh didalam tubuh. Makanan jajanan mempunyai keuntungan dan kerugian bagi kita khususnya bagi anak usia sekolah. Menurut Khomsan 2003 kebiasaan anak mengkonsumsi jajanan mempunyai keuntungan atau manfaat, yaitu: 1. Memenuhi kebutuhan energi. 2. Mengenalkan diversifikasi keanekaragaman jenis makanan. 3. Meningkatkan gengsi dengan teman-teman. Sedangkan menurut Irianto 2007, jika anak usia sekolah terlalu sering dan menjadikan makanan jajanan menjadi kebiasaaan dalam kehidupan. Maka akan berakibat negatif untuk kesehatannya. Dampak negatif yang timbul yaitu : 1. Nafsu makan menurun. 2. Makanan yang tidak higienis akan menimbulkan berbagai penyakit. 3. Salah satu penyebab terjadinya obesitas pada anak. 4. Kurang gizi sebab kandungan gizi pada jajanan tidak terjamin. 5. Pemborosan

8. Kerangka Konsep

Kerangka konsep ini menggambarkan bahwa yang akan diteliti adalah pengaruh metode ceramah dan permainan ular tangga terhadap perilaku murid tentang makanan jajanan. Untuk mengetahui pengetahuan, sikap dan tindakan murid sebelum dilakukan intervensi diukur dengan pre-test dan untuk melihat sejauh mana pengaruh metode tersebut diukur dengan post-test. Pre-Test Pos-Test Pre-Test Pos-Test Input Penelitian Output Penelitian Input Penelitian Output Penelitian Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian dengan Metode Ceramah dan Permainan Ular Tangga INTERVENSI Metode Permainan Ular Tangga Sikap Tindakan Metode Ceramah Pengetahuan Sikap Tindakan Pengetahuan Pengetahuan Sikap Tindakan Pengetahuan Sikap Tindakan EFEKTIF TIDAK EFEKTIF Hasil post-test Hasil post-test

2.9. Hipotesis Metode Ceramah

A. Ada pengaruh promosi kesehatan dengan menggunakan metode ceramah terhadap pengetahuan murid SD Negeri 060893 tentang konsumsi makanan jajanan. B. Ada pengaruh promosi kesehatan dengan menggunakan metode ceramah terhadap sikap murid SD Negeri 060893 tentang konsumsi makanan jajanan. C. Ada pengaruh promosi kesehatan dengan menggunakan metode ceramah terhadap tindakan murid SD Negeri 060893 tentang konsumsi makanan jajanan. D. Ada perbedaan promosi kesehatan antara metode ceramah dengan metode ular tangga. Metode Ular Tangga A. Ada pengaruh promosi kesehatan dengan menggunakan permainan ular tangga terhadap pengetahuan murid SD Negeri 060834tentang konsumsi makanan jajanan. B. Ada pengaruh promosi kesehatan dengan menggunakan permainan ular tangga terhadap sikap murid SD Negeri 060834 tentang konsumsi makanan jajanan. C. Ada pengaruh promosi kesehatan dengan menggunakan permainan ular tangga terhadap tindakan murid SD Negeri 060834 tentang konsumsi makanan jajanan. D. Ada perbedaan promosi kesehatan antara metode permainan ular tangga dengan metode ceramah.

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah perlakuan semu quasi experiment dimana bentuk desain yang dipakai adalah desain Non-Equivalent Control Group untuk mengetahui pengaruh promosi kesehatan dengan menggunakan metode ceramah dan permainan ular tangga tentang konsumsi makanan jajanan di SD sekolah dasar terhadap peningkatan perilaku anak usia sekolah. Menurut Notoatmodjo 2002, rancangan ini sangat baik digunakan untuk evaluasi program pendidikan kesehatan dan untuk membandingkan hasi intervensi suatu program promosi kesehatan. Desain ini hampir sama dengan pre-test and post-test with control group design, hanya pada desain ini kelompok perlakuan dan kelompok kontrol tidak dipilih secara random Sugiono, 2001. Oleh sebab itu rancangan ini sering disebut juga Non-randomized Control Group Pre-test and Post-test Design Notoatmodjo, 2002. Dalam rancangan ini menggunakan kelompok perlakuan dan kelompok kontrol dan dilakukan observasi pertama pre- test yang memungkinkan peneliti dapat menguji perubahan yang terjadi setelah adanya perlakuan. Model Rancangan Cook dan Campbell 1979, yaitu: O1 a X 1 O1 aa O1 a X 2 O1 aa O2 b O2 bb O2 b O2 bb Gambar 3.1 Model Rancangan Penelitian Keterangan : O1 a = Pre-test pada kelompok perlakuan O1 aa = Post-tes pada kelompok perlakuan X 1 = Promosi kesehatan dengan metode ceramah X2 = Promosi kesehatan dengan metode permainan ular tangga O2 b = Post-test pada kelompok kontrol O2 bb = Pre-test pada kelompok kontrol Observasi yang dilakukan sebelum perlakuan O1 dan O3 disebut pre- test sedangkan observasi yang dilakukan sesudah perlakuan O2 dan tanpa perlakuan O4 disebut post-test. Perbedaan antara pre-test dan post-test dapat diasumsikan sebagai pengaruh dari perlakuan yang diberikan oleh peneliti Arikunto, 2006. Untuk metode ceramah kelompok perlakuan yaitu SD Negeri 060893 kelas A dan yang menjadi kontrol B sedangkan untuk metode permainan ular tangga kelompok perlakuan yaitu SD 060834 kelas A dan yang menjadi kontrol kelas B. 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar SD Negeri Nomor 060893 dan 060834, Kelurahan Sei Sikambing D, Kecamatan Medan Petisah Kota Medan. Sekolah ini dipilih sebagai lokasi penelitian atas dasar pertimbangan sebagai berikut : 1. Lokasi Sekolah lebih dekat dengan jalan raya sehingga memudahkan siswa lebih memilih jajanan di depan sekolah dari pada harus jajan di kantin sekolah. 2. Kantin sekolah menjual berbagai jenis jajanan seperti kue, roti, permen, kerupuk, minuman kemasan, sate padang, mie goreng dan lainnya. 3. Dari 20 duapuluh orang dari kedua sekolah ditemukan sebanyak 6 enam orang yang tidak sarapan pagi, 1 satu orang yang jarang sarapan pagi, dan 13 tiga belas orang sarapan pagi, sehingga memungkinkan anak lebih memilih jajan disekolah sebagai pengganti sarapan pagi. 4. Di sekitar lingkungan sekolah ini ada 5 lima pedagang makanan jajanan kaki lima. Pedagang makanan jajanan kaki lima berada di depan sekolah, sedangkan lokasi sekolah berhadapan dengan jalan raya. 5. Pedang kaki lima yang berjualan di sekitar lokasi sekolah menjual berbagai jenis jajanan berupa makanan jajanan olahan seperti: bakso bakar dan goreng, sosis goreng, telur goreng, ayam goreng tepung, telur gulung goreng, molen goreng, somay, es sirop dengan warna-warni, es krim 3 tiga rasa, serta makanan jajanan pabrikan. 6. Pada survei pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti, makanan jajanan yang dijual oleh pedagang kaki lima menggunakan warna yang mencolok seperti pada saus siomay, saus sosis goring, saus telur goreng, saus mie goring, minuman sirop, es tiga rasa, dll. 7. Dan uang jajanan pada anak kelas V berkisar antara Rp. 2.000,00 - Rp. 5.000,00. 8. Pernah terjadi kasus keracunan ketika pembagian susu kemasan dari salah satu produk susu ternama di Indonesia disekolah tersebut pada tahun 2010 dan 2012. 9. Penelitian sejenis belum pernah dilakukan di daerah tersebut.

3.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama 10 sepuluh hari. Menurut Brigham dalam Azwar 2003 dengan konsep sleeper effect dinyatakan bahwa orang akan masih ingat isi pesan yang disampaikan dalam waktu 10-14 hari setelah pesan itu disampaikan. 3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah murid yang berstatus di Sekolah Negeri Kecamatan Medan petisah yang tercatat sebagai murid pada tahun ajaran 2013-2014, dengan kriteria sebagai berikut: 1. Berusia antara 9-13 tahun. 2. Masih berstatus sebagai murid siswa SD Negeri kelas V. Kriteria tersebut didasarkan pada pertimbangan dimana anak dalam usia ini dapat diajak berkomunikasi sehingga dapat merespon dengan baik komunikasi langsung yang dilakukan oleh peneliti. Dan berdasarkan observasi peneliti saat survei pendahuluan diketahui bahwa murid kelas V lima pada kedua sekolah tersebut merupakan kader Usaha Kesehatan Sekolah UKS dan dokter kecil. Keseluruhan populasi berdasarkan data registrasi tahun ajaran 20132014 dapat ilihat pada table berikut. Tabel 3.1. Distribusi Jumlah siswa SD Negeri Kelas V di Kecamatan Medan Petisah Kelurahan Sei Sikambing D No Nama Sekolah Kelas Perempuan Laki-laki Jumlah Siswa 1 2 SD N 060893 SD N 060834 A B A B 15 16 21 18 15 16 19 17 30 32 40 35 Jumlah 70 67 136

3.3.2. Sampel

Metode pengambilan sampel yang disebut sebagai responden dalam penelitian ini adalah purposive sampling rancangan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu Singarimbun, 1989, yaitu pertimbangan kriteria pada populasi penelitian. Besarnya jumlah sampelresponden pada penelitian ini adalah 60 orang yang terdiri dari 30 tiga puluh orang sebagai kelompok yang diberi perlakuan, dan 30 tiga puluh orang sebagai kelompok kontrol. 3.4. Metode Pengumpulan Data 3.4.1. Data Primer Data primer diperoleh melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner yang dalam penggunaanya dibagi menjadi 2 dua bagian yaitu pre-test dan post- test. Kuesioner berisi identitas responden dan perilaku responden tentang konsumsi makanan jajanan. Identitas responden meliputi nama, kelas, jenis kelamin, dan tempat tanggal lahir. Perilaku responden meliputi pengetahuan, sikap dan tindakan tentang konsumsi makanan jajanan. 3.4.2. Data Sekunder Data sekunder diperoleh dari kantor Kepala Sekolah pada bagian Tata Usaha SD Negeri 060893 dan 060834. Data tersebut meliputi data jumlah seluruh murid, jumlah murid setiap kelas, jumlah murid kelas V lima, gambaran umum sekolah, data demografi sekolah dan data pendukung lainnya.

3.5. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan berupa infocus, handycam, permainan ular tangga dan kuesioner dengan pertanyaan tertutup yang disusun secara terstruktur. Kuesioner digunakan untuk mengukur perilaku murid sekolah dasar tentang konsumsi makanan jajanan. 3.6. Mekanisme Pelaksanaan Penelitian 3.6.1. Tahap Proposal Dalam melaksanakan penelitian haruslah melalui beberapa tahapan dalam proposal yang meliputi: 1. Peneliti melakukan survei pendahuluan untuk mengetahui jumlah responden, karakteristik responden, lokasi penelitian dan mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam penelitian. 2. Peneliti menyusun rancangan ekperimen yaitu berupa membuat proposal, menyusun instrument penelitian, uji instrument penelitian, seminar proposal dan mengurus administrasi untuk pelaksanaan penelitian.

3.6.2. Tahap Persiapan

Tahapan persiapan meliputi: 1. Menyusun materi-materi atau pesan-pesan tentang makanan jajanan yang aman, sehat dan bergizi. 2. Materi atau pesan akan dikemas kedalam 2 dua metode, yaitu: metode ceramah dan metode permainan ular tangga. Materi yang diberikan kedalam dua metode tersebut sama. 3. Metode ceramah dilakukan pada kelompok perlakuan yaitu SD Negeri 060893 kelas A dan yang menjadi kontrol kelas B. Menggunakan powerpoint sehingga alat yang dipergunakan adalah infocus dan laptop sebagai alat bantu dalam penyampaian. 4. Metode permainan ular tangga dilakukan pada kelompok perlakuan yaitu SD 060834 kelas A dan yang menjadi control kelas B. Permainan ular tangga ini didesign selama 2 dua bulan. Design pada ular tangga ini menggunakan gambar animasi dan kata-kata tentang makanan jajanan yang sehat. 5. Penyusunan panduan fasilitator sebagai narasumber dalam implementator penelitian untuk menghindari terjadinya bias atau subjektifnya peneliti.

3.6.3. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan penelitian ini dilakukan mekanisme sebagai berikut: 1. Membuat pelatihan tentang mekanisme penelitian kepada fasilitator. Fasilitator yang sudah dilatih nantinya akan menjadi narasumber dalam penelitian. Fasilitator dibutuhkan agar penelitian tidak terjadi bias dan menghindari penilaian subjektif pada peneliti. 2. Dilakukan pretest pada kelompok yang diberikan perlakuan. 3. Dilakukan pretest pada kelompok kontrol. 4. Pelaksanaan promosi kesehatan tentang makanan jajanan dilakukan oleh tim pelaksana yang berjumlah 2 orang yang diberikan modul makanan jajanan. 5. Proses belajar dilakukan dengan metode ceramah dan permainan ular tangga yang dibarengi dengan penyampaian materi makanan jajanan pada kelompok perlakuan. 6. Intervensi dilaksanakan sebanyak 1 satu pertemuan sesuai dengan materi dalam interval waktu 1 satu hari untuk kelompok yang dikenai perlakuan. 7. Waktu untuk setiap pertemuan selama 120 menit yang secara khusus diminta pada jam sekolah. 8. Dilakukan postest pada kelompok yang diberikan perlakuan. 9. Dilakukan postest pada kelompok kontrol. 3.7. Mekanisme Pelaksanaan Metode 3.7.1. Metode Ceramah

1. METODE CERAMAH

Metode ceramah dapat diartikan sebagai cara menyajikan pelajaran melalui penuturan secara lisan atau penjelasan langsung kepada sekelompok siswa. Metode dalam penelitian ini adalah metode pembelajaran atau pelatihan dalam konteks wawasan kesehatan terhadap makanan jajanan. Melalui cara penggalian pendapat dari pelajar SD N 060893 kelas A, fasilitaor sesuai jadwal tentatif kegiatan melontarkan suatu topik permasalahan seputar makanan jajanan kepada peserta pelajar. Peserta diminta mengemukakan pendapat tentang makanan jajanan yang mereka pahami sebelumnya, hal ini dilakukan untuk memudahkan fasilitator untuk menguatkan materi yang akan disampaikan kepada peserta didik.gasan, atau sasaran untuk menyelesaikan masalah yang dilontarkan untuk kemudian dirumuskan oleh fasilitator. Ada dua prinsip yang diterapkan dalam metode ini yaitu, yang pertama pentingnya memperoleh gagasan sebanyak mungkin dan yang kedua menunda, atau tidak langsung memberi penilaian terhadap gagasan yang diutarakan.

2. TUJUAN

1. Mendorong Terjadinya penyampaian ide atau pengalaman Siswa SD N 060893 yang akan sangat membantu memaksimalkan pemahaman dan ingatan. 2. Mendapatkan sebanyak mungkin pendapat ide dari peserta tentang permasalahan yang dilontarkan. 3. Membina peserta dalam mengkomunikasikan dan mengembangkan kreatifitas berfikir dengan cara melibatkan siswa. 4. Merangsang partisipasi peserta. 5. Memberikan pertanyaan yang memotivasi siswa untuk memiliki rasa ingin tahu. 6. Menciptakan suasana yang menyenangkan dalam belajar. 7. Melatih peserta untuk mengekspresikan gagasan baru menurut daya imajinasi. 8. Melatih daya kreatifitas berfikir peserta.

3. PROSES PELAKSANAAN METODE CERAMAH

Persiapan Umum Untuk mempersiapkan penggunaan metode ceramah, fasilitator perlu : Mempersiapkan masalah yang akan dilontarkan kepada pembelajar untuk mendapatkan tanggapan dari pembelajar. 1. Menentukan dan mempersiapkan alat peraga yang akan digunakan. 2. Mempersiapkan jawaban yang benar tentang permasalahan yang dibahas. Materi pokok Ceramah Secara umum materi yang dibawakan dalam metode ceramah ini : 1. Pengenalan makanan jajanan dan jenisnya. 2. Makanan jajanan aman, sehat dan bergizi 3. Fungsi maknan jajanan bagi tubuh 4. Masalah utama makanan jajanan

Dokumen yang terkait

Pola Pertumbuhan Dan Pola Konsumsi Makanan Jajanan Anak SD Negeri 060884 Dan SD Perguruan Pahlawan Nasional Kota Medan Tahun 2005

0 36 85

Pengaruh Penyuluhan Dengan Metode Ceramah Dan Poster Terhadap Perilaku Konsumsi Makanan Jajanan Murid Di SD Kelurahan Pincuran Kerambil Kecamatan Sibolga Sambas Kota Sibolga Tahun 2011

32 158 107

Pengaruh Media Visual Poster dan Leaflet Makanan Sehat terhadap Perilaku Konsumsi Makanan Jajanan Pelajar Kelas Khusus SMA Negeri 1 Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2009.

23 120 95

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN METODE ULAR TANGGA TENTANG Pengaruh Pendidikan Kesehatan Dengan Metode Ular Tangga Tentang Pencegahan Penyakit Pes Terhadap Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Siswa SD Negeri 1 Selo Boyolali.

0 1 16

PENDAHULUAN Perbedaan Pengetahuan Anak Sekolah Dasar tentang Keamanan Makanan Jajanan Sekolah Setelah Mendapat Penyuluhan dengan Menggunakan Strategi Berbeda (Media Permainan Edukatif Ular Tangga dan Metode Ceramah) di SD N Soropadan Karangasem Surakarta

0 1 6

PENGARUH MEDIA PROMOSI KESEHATAN DENGAN PERILAKU JAJANAN MAKANAN SISWA

0 2 13

II. Perilaku Responden A. Pengetahuan Jawablah pertanyaan berikut ini dengan memberikan tanda silang (X) pada jawaban yang kamu pilih ! - Pengaruh Promosi Kesehatan Dengan Menggunakan Metode Ceramah Dan Permainan Ular Tangga Terhadap Peningkatan Perilaku

0 2 49

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Promosi Kesehatan - Pengaruh Promosi Kesehatan Dengan Menggunakan Metode Ceramah Dan Permainan Ular Tangga Terhadap Peningkatan Perilaku Murid Kelas V Tentang Konsumsi Makanan Jajanan Di Sd Negeri Kecamatan Medan Petisah Tahun

0 0 39

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - Pengaruh Promosi Kesehatan Dengan Menggunakan Metode Ceramah Dan Permainan Ular Tangga Terhadap Peningkatan Perilaku Murid Kelas V Tentang Konsumsi Makanan Jajanan Di Sd Negeri Kecamatan Medan Petisah Tahun

0 1 12

PENGARUH PROMOSI KESEHATAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE CERAMAH DAN PERMAINAN ULAR TANGGA TERHADAP PENINGKATAN PERILAKU MURID KELAS V TENTANG KONSUMSI MAKANAN JAJANAN di SD NEGERI KECAMATAN MEDAN PETISAH TAHUN 2015 SKRIPSI

0 0 18