PENGARUH MAKANAN JAJANAN BAGI TUBUH MASALAH GIZI ANAK SEKOLAH
sehingga anak pada usia ini akan lebih rentan mengalami anemia. Keadaan ini terjadi kerena terlalu sedikit kandungan zat besi dalam makanan yang
dikonsumsi. Untuk mengatasi masalah ini, maka diperlukan bahan makanan yang
mengadung zat besi yang berkualitas. Menurut Dinatia 2011 daging, hati, ikan dan ayam merupakan makanan yang mengandung zat besi yang
berkualitas tinggi, artinya mudah dicerna. Zat besi juga dapat diperoleh dari pangan nabati seperti kacang kedelai, serelia, sayur-sayuran, dan
buah-buahan tapi tidak mudah diabsorbsi oleh pencernaan. Makan bahan makanan yang mengandung vitamin C mempermudah penyerapan zat besi.
Jadi, menu makanan di rumah yang terdiri dari lauk, sayur-sayuran, dan buah-buahan yang mengandung zat besi sangat bermanfaat mencegah
anemia gizi besi. 7. Defisiensi Yodium
Kekurangan yodium merupakan pembesaran kelenjar gondok yang sering disebut orang awam yaitu penyakit gondok atau nama ilmiahnya
struma simplex. Pembesaran kelenjar gondok menurut Adriani,dkk 2012 terdapat lebih dari 30 diantara anak sekolah.
8. Karies Gigi Masalah karies gigi pada anak sekolah tidak pernah selesai
diperbincangkan, hal ini dikarena pada anak usia ini terlalu sering makan cemilan yang lengket dan banyak mengandung gula. Adriani, dkk 2012
menyatakan bahwa karies gigi pada gigi sulung memang tidak berbahaya,
namun kejadian ini biasanya berlanjut sampai anak memasuki usia remaja, bahkan sampai dewasa.
Pada prinsipnya, makanan apapun dapat menimbulkan karies jika sesudah makan anak tidak dibiasakan menggosok gigi. Upaya mencegah
karies pada anak usia sekolah selain tidak mengonsumsi makanan yang manis dan lengket yaitu menggosok gigi dengan pasta gigi berfluorida dan
sebaiknya sesudah makan. 9. Berat Badan Berlebih Obesitas
Kelebihan berat badan anak karena ketidakseimbangan antara energi yang masuk dan keluar. Berat badan yang berlebih harus menjadi
perhatian yang serius, hal ini dikarenakan akan menimbulkan penyakit pada si anak. Aktifitas yang kurang dan jajanan makanan yang
mengandung kadar lemak yang tidak terkontrol merupakan faktor pencetus terjadinya berat badan lebih. Jika anak sudah mengalami berat badan yang
berlebihan sebaiknya laju pertumbuhan bertanyanya dihentikan atau diperlambat sampai proporsi berat terhadap tinggi badan kembali
mencapai normal. Dan perlu diperhatikan ketika menghentikan atau memperlambat berat badan anak yaitu asupan atau angka kecukupan gizi
anak dan mendorong anak untuk melakukan aktifitas fisik. 10.
Berat Badan Kurang Tidak hanya berat badan berlebih saja yang harus menjadi perhatian
publik tetapi berat badan kurang juga menjadi perhatian bersama. Kondisi ini mencerminkan kebiasaan makan yang buruk. Anak usia ini sudah mulai
dapat memilih makanan yang disukainya dan gemar bermain. Dan
biasanya makanan yang disukai jauh dari nilai Bergizi. 5.
HYGIEN DAN SANITASI MAKANAN JAJANAN
Makanan dan minuman merupakan kebutuhan pokok bagi manusia untuk mendukung kesehatan. Makanan yang dibutuhkan tentunya harus bernilai gizi
baik. Selain nilai gizi, hal lain juga akan diperhatikan, seperti cara mengolah, kebersihan penjamah makanan, dan bagaimana makanan tersebut disajikan.
Berbagai pilihan makanan dan minuman tersedia di berbagai tempat dengan kualitas yang bervariasi. Dapat dipastikan, dimana ada aktivitas manusia,
pada tempat tersebut ditemukan penjual makanan. Peluang terjadinya kontaminasi makanan dapat terjadi pada setiap tahap
pengolahan makanan. Berdasarkan hal ini, higiene sanitasi makanan yang merupakan konsep dasar pengelolaan makanan sudah seharusnya
dilaksanakan. Enam prinsip higiene sanitasi tersebut adalah DepKes, 2000: 1. Pemilihan bahan makanan
Bahan makanan yang dipilih harus mempertimbangkan beberapa hal, seperti batas kadaluarsa, terdaftar pada Depkes, dan bahan tersebut
diizinkan pemakaiannya untuk makanan, 2. Penyimpanan bahan makanan
Penyimpanan bahan makanan bertujuan untuk mencegah bahan makanan agar tidak cepat rusak,
3. Pengolahan makanan Pengolahan makanan meliputi 3 hal, yaitu peralatan, penjamah
makanan, dan tempat pengolahan,
4. Penyimpanan makanan matang Makanan matang yang disimpan sebaiknya pada suhu rendah, agar
pertumbuhan mikroorganisme yang dapat merusak makanan dapat ditahan, 5. Pengangkutan makanan
Cara pengangkutan makanan yang diinginkan adalah dengan wadah tertutup,
6. Penyajian makanan Makanan disajikan dengan segera, jika makanan dihias maka bahan
yang digunakan merupakan bahan yang dapat dimakan. Higiene sanitasi makanan minuman yang baik perlu ditunjang oleh kondisi
lingkungan dan sarana sanitasi yang baik pula. Sarana tersebut antara lain: 1. Tersedianya air bersih yang mencukupi, baik dari segi kuantitas maupun
kualitas, 2. Pembuangan air limbah yang tertata dengan baik agar tidak menjadi
sumber pencemar, 3. Tempat pembuangan sampah yang terbuat dari bahan kedap air, mudah
dibersihkan, dan mempunyai tutup. Higiene sanitasi adalah suatu upaya untuk menghindarkan diri dari
penyakit. Secara defenisi higiene adalah usaha kesehatan preventif yang menitikberatkan pada kegiatan kebersihan individu dan kesehatan pribadi
Sihite, 2000. Sedangkan sanitasi adalah pencegahan penyakit dengan cara mengatur faktor lingkungan yang berkaitan dengan transmisi penyakit
Anonimous, 2003. Higiene sanitasi makanan minuman diperlukan untuk melindungi makanan dari kontaminasi maupun mikroorganisme penular
penyakit.
Tindakan saniter ditujukan pada semua tingkatan pengelolaan makanan minuman. Pengelolaan makanan minuman yangtidak higienis dan saniter
dapat mengakibatkan adanya bahan-bahan di dalam makanan minuman yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan pada konsumen. Makanan minuman
yang dikonsumsi dapat menimbulkan penyakitdisebabkan 2 hal, yaitu makanan minuman tersebut mungkin mengandung komponen beracun,
seperti logam berat, dan bahan kimia beracun. Hal yang kedua, makanan terkontaminasi mikroorganisme pathogen dalam jumlah cukup untuk
menimbulkan sakit. Mikroorganisme tersebut dapat berasal dari proses pembusukan makanan, atau terdapat dalam makanan karena dibawa serangga
seperti lalat, kecoa, dan tikus Depkes RI, 1997. Beberapa penyebab penyakit tersebut antara lain: Salmonella thyposa, Shigella dysentriae, virus
hepatitis, toksin dari bakteri seperti Clostridium botulinum, berbagai jamur, pewarna makanan, dan pengawet makanan Depkes RI, 2000. Gangguan
kesehatan yang terjadi berupa gangguan pada saluran pencernaan, dengan gejala mual, perut mulas, muntah, dan diare.
Tempat umum biasanya menyediakan berbagai makanan minuman bagi orang yang beraktivitas di tempat itu. Penyediaan makanan minuman jajanan
ini seharusnya memenuhi kriteria kesehatan yang telah ada di negara kita yaitu Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Kepmenkes RI No.
942MenkesSKVII2003 tentang pedoman persyaratan higiene sanitasi Makanan Jajanan. Menurut Depkes 2004, makanan minuman jajanan adalah
makanan minuman yang diolah oleh pengrajin makanan di tempat berjualan dan atau disajikan sebagai makanan siap santap untuk dijual bagi umum
selain disajikan oleh jasa boga, rumah makanrestoran, dan hotel.
Lampiran 3 PANDUAN PELATIHAN FASILITATOR
DEFINISI FASILITATOR DAN PERSYARATAN Siapakah Fasilitator itu ?
Fasilitator adalah orang yang menjadi narasumber untuk membantu dalam menyampaikan atau mengajarkan materi tentang makanan kepada peserta didik
atau siswa sekolah dasar. Mereka adalah orang yang dapat membimbing anak- anak untuk dapat memberikan pemahaman yang baik dan buruk di lingkungannya
yang sesuai dengan usia mereka, misalnya wali kelas, guru olah raga, guru agama, guru bimbingan konseling, pemerhati anak, dll. Dalam hal ini fasilitator yang
digunakan adalah guru bimbingan konseling untuk 2 dua sekolah yaitu SD N No. 060834 dan 060830.
GAMBAR 1. FASILITATOR HARUS RAMAH Mengapa Fasilitator diperlukan?
1. Karena Fasilitator lebih mudah mengenali jiwa-jiwa anak sehingga memudahkan anak untuk mendapatkan informasi yang akan diberikan.
2. Pesan-pesan dapat disampaikan seperti layaknya belajar mengajar. 3. Mencegah agar tidak timbul penilaian subjektif pada peneliti.
Apakah syarat-syarat menjadi Fasilitator?
1. Memiliki pengetahuan yang memadai tentang topik yang menjadi pembahasan;
2. Menunjukkan rasa antusias terhadap topik yang dibahas; 3. Memberikan reaksi yang positif terhadap pertanyaan peserta;
Pengetahuan apa
saja yang
perlu dimiliki
Fasilitator?
Yang perlu dimiliki terutama adalah : 1. Pengetahuan Makanan Jajanan, mencakup: Jenis dan fungsinya, makanan
jajanan yang aman, sehat dan bergizi, masalah yang dihadapi pada makanan jajanan.
2. Pengetahuan mengenai hygiene dan sanitasi makanan jajanan.
Dimana pelatihan dilakukan?
Pelatihan akan dilakukan disekolah SD Negeri No. 060834 dan 060830. Dimana sekolah tersebut adalah kelompok yang diberi perlakukan dengan metode ceramah
danpermainanulartangga.
Bagaimana mekanisme pelatihan?
1. Memahamkan fasilitator untuk tugas pokok dan fungsinya. 2. Memahamkan fasilitator tentang topik atau materi yang akan diberikan
kepada peserta didik. 3. Memahamkan 2 dua metode yang akan dijalankan oleh masing-masing
fasilitator. 4. Menyiapkan alat bantu sesuai topik yang akan dibicarakan, misalnya
gambar, contoh-contoh kasus, dan lain-lain
Dalam proses penyampaian materi, yang harus diperhatikan oleh Fasilitator?
Sebelum penyuluhan, seorang Fasilitator harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut: