1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh promosi kesehatan dengan metode ceramah dan metode permainan ular tangga terhadap peningkatan perilaku murid tentang
konsumsi makanan jajanan di SD Negeri Kecamatan Medan Petisah. 1.3.2.
Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui pengetahuan siswa SD Negeri 060893 Kecamatan
Medan Petisah tentang konsumsi makanan jajanan sebelum dilakukan metode ceramah.
2. Untuk mengetahui sikap siswa SD Negeri 060893 Kecamatan Medan
Petisah tentang konsumsi makanan jajanan sesudah dilakukan metode ceramah.
3. Untuk mengetahui tindakan siswa SD Negeri 060893 Kecamatan Medan
Petisah tentang konsumsi makanan jajanan sesudah dilakukan metode ceramah.
4. Untuk mengetahui pengetahuan siswa SD Negeri 060834 Kecamatan
Medan Petisah tentang konsumsi makanan jajanan sebelum dilakukan metode permainan ular tangga.
5. Untuk mengetahui sikap siswa SD Negeri 060834 Kecamatan Medan
Petisah tentang konsumsi makanan jajanan sebelum dilakukan metode permainan ular tangga.
6. Untuk mengetahui pengetahuan siswa SD Negeri 060834 Kecamatan
Medan Petisah tentang konsumsi makanan jajanan sebelum dilakukan metode permainan ular tangga.
7. Untuk mengetahui perbedaan peningkatan perilaku antara metode ceramah
dan metode permainan ular tangga
1.4. Manfaat Penelitian
1. Sebagai masukan bagi pihak SD Negeri 060834 dan 060893 di Kecamatan Medan Petisah dalam peningkatan perilaku tentang konsumsi makanan
jajanan. 2. Sebagai bahan masukan puskesmas setempat agar lebih memperhatikan
pentingnya penyuluhan tentang makanan jajanan sekolah. 3. Menambah pengetahuan penulis dalam penelitian lapangan
4.
Menjadi masukan bagi yang ingin melakukan penelitian selanjutnya.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Promosi Kesehatan
Promosi kesehatan pada hakikatnya adalah suatu kegiatan atau usaha menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau individu.
Dengan adanya pesan atau informasi yang disampaikan kepada sarsaran diharapkan sasaran dapat memperoleh pengetahuan tentang kesehatan termasuk
masalah gizi yang lebih baik. Menurut Notoatmodjo 2007 WHO telah merumuskan: “Promosi
kesehatan adalah proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Selain itu, untuk mencapai derajat
kesehatan yang sempurna, baik fisik, mental dan sosial, maka masyarakat harus mampu mengenal dan mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya, dan mampu
mengubah atau mengatasi lingkungannya lingkungan fisik, sosial budaya dan sebagainya”.
Batasan lain, promosi kesehatan adalah yang dirumuskan oleh Australian Health Foundation
sebagai berikut: “Program kesehatan yang dirancang untuk membawa perubahan perbaikan, baik di dalam masyarakat sendiri, maupun
dalam organisasi dan lingkungannya lingkungan fisik, sosial budaya, politik dan sebagainya.
Dari dua kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa promosi kesehatan tidak hanya mengaitkan diri pada peningkatan pengetahuan, sikap dan praktik
kesehatan saja, tetapi juga meningkatkan atau memperbaiki lingkungan baik fisik maupun nonfisik dalam rangka memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka.
Promosi kesehatan adalah suatu pendekatan edukatif untuk menghasilkan perilaku individu atau masyarakat yang diperlukan dalam peningkatan dan
mempertahankan gizi yang baik Suhardjo, 2003. Promosi kesehatan atau pendidikan gizi selalu dimaksudkan agar anak didik mengubah perilaku konsumsi
pangan menuju perilaku yang lebih baik. Pendidikan gizi sangat diperlukan untuk meningkatkan pengetahuan gizi murid, membentuk sikap positif terhadap
makanan Bergizi dalam rangka membentuk kebiasaan makan yang baik Khomsan, 2000.
2.2. Metode dan Media Promosi Kesehatan 2.2.1. Jenis-jenis Metode Promosi Kesehatan
Metode yang ditawarkan menurut Notoatmodjo 2007 dalam promosi kesehatan dibagai menjadi 3 tiga, yaitu:
1. Metode Pendidikan Individual Perorangan Dalam metode ini, penyuluh berhubungan secara langsung maupun tidak
langsung dengan sasarannya secara perorangan. Metode ini sangat efektif karena sasaran dapat secara langsung memecahkan masalahnya dengan
bimbingan khusus dari penyuluh. Dasar digunakannya pendekatan individual ini karena setiap orang
mempunyai masalah atau alasan yang berbeda-beda sehubungan dengan penerimaan atau perilaku baru tersebut. Bentuk pendekatan ini dapat
dilakukan dengan 2 dua cara, yaitu: a. Bimbingan dan penyuluhan guidance and counceling
Dengan cara ini kontak antara sasaran dengan peneliti lebih intensif, masalah yang ada pada sasaran dapat dibantu sehingga sasaran sukarela,