3. Dari 20 duapuluh orang dari kedua sekolah ditemukan sebanyak 6 enam orang yang tidak sarapan pagi, 1 satu orang yang jarang sarapan pagi, dan
13 tiga belas orang sarapan pagi, sehingga memungkinkan anak lebih memilih jajan disekolah sebagai pengganti sarapan pagi.
4. Di sekitar lingkungan sekolah ini ada 5 lima pedagang makanan jajanan kaki lima. Pedagang makanan jajanan kaki lima berada di depan sekolah,
sedangkan lokasi sekolah berhadapan dengan jalan raya. 5. Pedang kaki lima yang berjualan di sekitar lokasi sekolah menjual berbagai
jenis jajanan berupa makanan jajanan olahan seperti: bakso bakar dan goreng, sosis goreng, telur goreng, ayam goreng tepung, telur gulung goreng, molen
goreng, somay, es sirop dengan warna-warni, es krim 3 tiga rasa, serta makanan jajanan pabrikan.
6. Pada survei pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti, makanan jajanan yang dijual oleh pedagang kaki lima menggunakan warna yang mencolok seperti
pada saus siomay, saus sosis goring, saus telur goreng, saus mie goring, minuman sirop, es tiga rasa, dll.
7. Dan uang jajanan pada anak kelas V berkisar antara Rp. 2.000,00 - Rp. 5.000,00.
8. Pernah terjadi kasus keracunan ketika pembagian susu kemasan dari salah satu produk susu ternama di Indonesia disekolah tersebut pada tahun 2010
dan 2012. 9. Penelitian sejenis belum pernah dilakukan di daerah tersebut.
3.2.2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama 10 sepuluh hari. Menurut Brigham dalam Azwar 2003 dengan konsep sleeper effect dinyatakan bahwa orang akan
masih ingat isi pesan yang disampaikan dalam waktu 10-14 hari setelah pesan itu disampaikan.
3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah murid yang berstatus di Sekolah Negeri Kecamatan Medan petisah yang tercatat sebagai murid pada tahun ajaran
2013-2014, dengan kriteria sebagai berikut: 1. Berusia antara 9-13 tahun.
2. Masih berstatus sebagai murid siswa SD Negeri kelas V. Kriteria tersebut didasarkan pada pertimbangan dimana anak dalam usia
ini dapat diajak berkomunikasi sehingga dapat merespon dengan baik komunikasi langsung yang dilakukan oleh peneliti. Dan berdasarkan observasi peneliti saat
survei pendahuluan diketahui bahwa murid kelas V lima pada kedua sekolah tersebut merupakan kader Usaha Kesehatan Sekolah UKS dan dokter kecil.
Keseluruhan populasi berdasarkan data registrasi tahun ajaran 20132014 dapat ilihat pada table berikut.
Tabel 3.1. Distribusi Jumlah siswa SD Negeri Kelas V di Kecamatan Medan Petisah Kelurahan Sei Sikambing D
No Nama Sekolah
Kelas Perempuan
Laki-laki Jumlah Siswa
1 2
SD N 060893 SD N 060834
A B
A B
15 16
21 18
15 16
19 17
30 32
40 35
Jumlah 70
67 136
3.3.2. Sampel
Metode pengambilan sampel yang disebut sebagai responden dalam penelitian ini adalah purposive sampling rancangan sampel berdasarkan
pertimbangan tertentu Singarimbun, 1989, yaitu pertimbangan kriteria pada populasi penelitian. Besarnya jumlah sampelresponden pada penelitian ini adalah
60 orang yang terdiri dari 30 tiga puluh orang sebagai kelompok yang diberi perlakuan, dan 30 tiga puluh orang sebagai kelompok kontrol.
3.4. Metode Pengumpulan Data 3.4.1. Data Primer
Data primer diperoleh melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner yang dalam penggunaanya dibagi menjadi 2 dua bagian yaitu pre-test dan post-
test. Kuesioner berisi identitas responden dan perilaku responden tentang konsumsi makanan jajanan. Identitas responden meliputi nama, kelas, jenis
kelamin, dan tempat tanggal lahir. Perilaku responden meliputi pengetahuan,
sikap dan tindakan tentang konsumsi makanan jajanan. 3.4.2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari kantor Kepala Sekolah pada bagian Tata Usaha SD Negeri 060893 dan 060834. Data tersebut meliputi data jumlah seluruh
murid, jumlah murid setiap kelas, jumlah murid kelas V lima, gambaran umum sekolah, data demografi sekolah dan data pendukung lainnya.
3.5. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan berupa infocus, handycam, permainan ular tangga dan kuesioner dengan pertanyaan tertutup yang disusun