Gbr 2. Makanan jajanan yang berbentuk panganan
5. Makanan jajanan yang diporsikan menu utama, seperti mi bakso, nasi goreng, mi goreng, mi rebus, pecal, dan sebagainya.
Gbr 3. Makanan jajanan yang diporsikan
6. Makanan jajanan yang berbentuk minuman, seperti es krim, es campur, jus buah, dan sebagainya.
Gbr 4. Makanan jajanan yang berbentuk minuman
2. MAKANAN JAJANAN AMAN, SEHAT DAN BERGIZI
Jaminan atas keamanan, sehat dan Bergizi pada makanan jajanan mempunyai kontribusi besar pada pembentukan kualitas sumber daya
manusia suatu bangsa, yang akan memengaruhi daya saing bangsa ditingkat global. Oleh karena itu, pengawasan pangan perlu mendapat prioritas karena
secara langsung dapat melindungi kesehatan masyarakat khususnya anak usia sekolah dasar terutama dari pangan yang tidak memenuhi syarat keamanan,
sehat dan Bergizi.
2.1 Makanan Jajanan Aman
Keamanan pangan didefenisikan sebagai kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis,
kimia dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia Undang- undang RI no.7 tentang Pangan
Tahun1996. Kemungkinan potensi bahaya yang timbul dalam makanan jajanan untuk
anak sekolah yang bila dikonsumsi manusia dapat menimbulkan gangguan
terhadap kesehatan antara lain bahaya fisik, bahaya kimia, dan bahaya biologis.
A. Bahaya Fisik
Bahaya fisik tersebut merupakan benda asing seperti rambut, kuku, perhiasan, serangga mati, batu atau kerikil, potongan kayu atau ranting,
pecahan kaca atau gelas dan lain sebagainya bisa masuk kedalam makanan apabila makanan dijual di tempat terbuka dan tidak disimpan dalam wadah
tertutup yang dapat mencederai konsumen.
B. Bahaya Kimia
Untuk bahaya kimia dapat terjadi karena penggunaan bahan berbahaya yang memang tidak boleh digunakan pada makanan, yang hingga saat ini
masih kerap terjadi. Seperti penggunaan boraks dan formalin sebagai pengawet makanan, penggunaan pewarna tekstil, rhodamin merah dan
methanil yellow kuning agar makanan menjadi lebih menarik. Selain itu masih ditemukannya penggunaan bahan tambahan pangan BTP yang
melebihi batas yang diijinkan. Penggunaan bahan-bahan tersebut masih sering dilakukan oleh pedagang-pedagang kecil yang memang mereka belumtahu
atau sudah tahu bahayanya namun lebih memilih yang harganya lebih murah. Penggunaan bahan tambahan pangan BTP dalam proses produksi pangan
perlu diwaspadai bersama, baik oleh produsen maupun oleh konsumen. Dampak penggunaannya dapat berakibat positif maupun negatif bagi
masyarakat. Penyimpangan dalam penggunaannya akan membahayakan kita bersama, khususnya generasi muda sebagai penerus pembangunan bangsa.