Periode Romantisme dalam Sejarah Kesusastraan Inggris

5.3 Periode Romantisme dalam Sejarah Kesusastraan Inggris

Periode Romantisme disebut juga dengan era Romantik merupakan istilah suatu pergerakan yang meliputi bidang seni, kesusastraan dan sosial-politik dalam masyarakat yang dimulai pada akhir abad ke-18 sampai abad ke-19 di Eropa. Pada awalnya pergerakan ini terjadi di Eropa Barat, kemudian menyebar ke Inggris dan Amerika. Pergerakan Romantik Romantic Movement mengisyaratkan suatu reaksi pemberontakan terhadap kekakuan Revolusi Industri yang terjadi pada saat itu. Senada dengan hal tersebut, dijelaskan Thorslev Jr. 1962 bahwa Romantisme tak lain adalah sindiran satire terhadap perilaku masyarakat, karena pada era tersebut manusia diperbudak oleh teknologi, dan berperilaku layaknya mesin. Tidak seperti era Kesusastraan Inggris Klasik 450-1066, Romantisme tidak menggunakan standar yang baku, melainkan berfokus terhadap penolakan terhadap berbagai prinsip dan peraturan yang terjadi pada era pencerahan Enlightment. Sebagai akibatnya, terjadi suatu khas pergerakan yang diwarnai oleh suasana hati mood. Pergerakan ini ditandai dengan gejala temperamen yang cenderung bersifat emosional daripada beralasan, dan sering membicarakan tentang suatu misteri daripada suatu keadaan yang nyata. Fokus aliran Romantisme adalah terhadap kesadaran individual dalam masyarakat, yang ditunjukkan dengan cara pemberontakan terhadap norma sosial yang membelenggu. Tema umum dalam Kesusastraan Romantik Inggris tersebut meliputi tema agama, alam, estetika Yunani Kuno, dan suatu perasaan emosional terhadap keindahan. Universitas Sumatera Utara Dalam kesusastraan Inggris, Romantisme pertama kali muncul dalam buku Lyrical Ballads 1798 karya William Wordsworth dan Samuel Taylor Coleridge: yang berisi tentang penolakan terhadap jenis kesusastraan era Augustan awal abad ke-18 di Eropa. Dalam buku tersebut, Wordswoth dan Coleridge menekankan agar puisi hendaknya mengandung unsur bahasa yang lebih lugas, yang mana dikembangkan dari tradisi masyarakatnya. Pergerakan yang lebih ekstrim kemudian disuarakan oleh William Blake dengan semboyan “saya harus menciptakan suatu sistem atau harus menjadi budak orang lain”. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa Pergerakan Romantik mempelopori pemberontakan masyarakat melalui karya sastra. Semenjak tahun 1807, novel Romantik mulai populer di Inggris dan juga mulai mengalami perkembangan serta bervariasi ekspresinya. Variasi yang dimaksud berupa warna baru yang dipelopori oleh penulis-penulis Romantik RadikalRomantik gelombang kedua the later Romanticists seperti Lord Byron, Percy Bysshe Shelley, Mary Shelley, Emily Bronte, Charlotte Bronte, dan John Keats. Dalam karya- karyanya, para penulis tersebut sering memadukan suasana Gotik yang dibumbui dengan kisah percintaan, emosi, dan rasa takut, yang disebut juga sebagai Romansa Gotik. Universitas Sumatera Utara

5.4 Latar Belakang Sosial-Politik Periode Romantisme