BAB VII SIMPULAN DAN SARAN
7.1 Simpulan
Mary Shelley Frankenstein karya Mary Shelley merupakan sebuah karya sastra Romansa Gotik yang menceritakan tentang kisah seorang ilmuwan bernasib
tragis bernama Victor Frankenstein, yang berambisi menciptakan seorang monster dari potongan-potongan tubuh mayat manusia melalui serangkaian eksperimen sains
yang tidak lazim. Semenjak penerbitan novel pada tahun 1818, dunia Kesusastraan Inggris dikejutkan dengan pencitraan kisah khas Romantik yang berlatar-belakangkan
suasana Gotik; yang mana merupakan suatu warna baru dalam Kesusastraan Romantik.
Novel Mary Shelley Frankenstein diceritakan dalam bentuk cerita berbingkai, dengan alur campuran yang terdiri atas tiga bagian cerita dengan sudut pandang orang
pertama, yang mana kesemuanya menggambarkan kisah hidup tiga tokoh yang mempengaruhi jalan cerita novel tersebut, antara lain seperti: Kapten Robert Walton,
Victor Frankenstein, dan Sang Monster. Interpretasi dianggap sebagai faktor kunci untuk memahami secara jelas
permasalahan yang digambarkan dalam Kesusastraan Romantik. Pada era Romantik, unsur utama sastra adalah ekspresi, luapan, atau ungkapan hati pengarangnya; yang
mana merupakan hasil imajinasi pengarang dalam menjabarkan pandangan,
Universitas Sumatera Utara
pemikiran, dan perasaannya. Selain itu, Jika dikaitkan dengan semangat zaman-nya, maka fakta sejarah dapat dianggap memegang peranan yang sangat penting dalam hal
penerjemahan. Kesusastraan Romantik berisi visi dan pemikiran individual pengarangnya.
Oleh karena itu, dengan mencermati penokohan dan jalan ceritanya, dapat terjadi suatu penafsiran makna yang berkaitan erat dengan biografi, latar belakang sosial,
dan kondisi psikologis pengarang; yakni suatu fiksi yang digambarkan pengarang berdasarkan pengalaman-pengalaman nyata yang pernah dialaminya.
Berdasarkan uraian-uraian penelitian tersebut, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Byronic Hero adalah istilah perwatakan yang dipelopori oleh Lord Byron
pada era Romantik radikal di Inggris, yakni pada awal abad ke-19. Penokohan ini menjadi sangat terkenal dalam Kesusastraan Inggris setelah dipopulerkan
oleh Mary Shelley dalam novel Mary Shelley Frankenstein. Byronic Hero menggambarkan sosok individu cerdas yang ambisius dan berkepribadian
kompleks, yang mana sering mengalami konflik batin dalam hal memutuskan sesuatu yang baik atau buruk; dan memutuskan sesuatu yang benar dan salah.
Penokohan jenis ini sering juga disebut sebagai pahlawan setengah jahat villainous hero.
2. Representasi Byronic Hero yang digunakan Shelley mengungkap
permasalahan sosial-politik yang dirasakan oleh masyarakat barat abad ke-19,
Universitas Sumatera Utara
yakni ketika Revolusi Industri sedang terjadi di negara-negara Eropa. Realitas sosial yang direpresentasikan dalam gambaran cerita novel meliputi
kesenjangan sosial dalam kehidupan bermasyarakat, diskriminasi ras, diskriminasi jenis kelamin, dan ketidakadilan sosial.
3. Mary Shelley berusaha menyuarakan penolakan terhadap hegemoni
kekuasaan terhadap masyarakat barat abad ke-19 dengan cara memasukkan sindiran-sindiran satir yang terkandung dalam monolog dan dialog
penokohan-penokohan novelnya. Hal tersebut dilakukan Shelley sebagai usaha untuk membangkitkan kebudayaan minoritas kebudayaan yang
terpinggirkan oleh kebudayaan dominan. 4.
Kemunculan Romansa Gotik dengan penyertaan teror sebagai diskursusnya dekonstruksi sebagai teror secara tidak langsung dapat mengajak masyarakat
untuk mengintrospeksi dirinya. Hal tersebut mengakibatkan terjadinya banyak perubahan dalam peradaban manusia terutama pada peradaban masyarakat
barat, antara lain yakni 1 kesadaran masyarakat akan pentingnya demokrasi dan peyetaraan hak hidup sebagai manusia, 2 meningkatkan toleransi dan
tenggang rasa dalam kehidupan bermasyarakat, 3 menghapus jurang pemisah antara kaum penguasa dan masyarakat umum, 4 kemunculan karya-
karya sastra serupa yang menyuarakan tema permasalahan sosial, dsb. 5.
Mary Shelley sebenarnya berusaha untuk memfungsikan novel Mary shelley Frankenstein salah satu jenis Romansa Gotik sebagai suatu penggerak
rekonstruksi sosial dan pembelajaran masyarakat yang bersifat emansipatoris
Universitas Sumatera Utara
demi meningkatkan kesejahteraan hidup umat manusia. Hal tersebut dilakukan Shelley dengan cara menyingkap negativitas konstruksi sosial
masyarakat barat abad ke-19 melalui representasi Byronic Hero juga unsur- unsur teror dan horor sebagai kontrol sosial masyarakatnya.
7.2 Saran