BAB V BYRONIC HERO DAN SEJARAH KESUSASTRAAN
I N G G R I S P E R I O D E R O M A N T I S M E
5.1 Byronic Hero Sebagai Ciri Khas Lord Byron
Byronic Hero adalah suatu istilah penggambaran watak tokoh cerita sastra yang sangat khas; diperkenalkan pertama kali oleh George Gordon Byron Lord
Byron pada Era Romantik abad ke-19 di Eropa. Istilah Byronic dalam Byronic Hero itu sendiri merupakan adaptasi dari nama penciptanya. Lord Byron dikenal
sebagai pengarang era Romantik dengan karya-karya yang menantang. Ia sering melukiskan cerita tentang keindahan alam yang bersifat ‘liar’ seperti badai, gunung,
dan lautan. Dalam hal satir, banyak karyanya berisi kritik sosial yang dipicu oleh berbagai kelemahan sifat alami manusia human nature.
Lord Byron menggambarkan konsep tokoh Byronic sebagai sosok seseorang yang melankolis, jeli, menantang, namun dihantui oleh penyesalan atas rahasia-
rahasia kelam yang pernah dilakukan semasa hidupnya Bloom, 2009: 1. Dalam hal penokohan, Byronic Hero dianggap sangat khas dan cenderung kontroversial
dibandingkan dengan jenis tokoh protagonis pada umumnya. Perilaku-perilaku tersebut bahkan dianggap sangat tidak lazim dalam penggambaran suatu tokoh
protagonis. Menurut Thorslev Jr. 1962: 7, tokoh jenis ini sering juga disebut sebagai villainous hero atau pahlawan setengah jahat. Alasannya karena bermanifestasi
perilaku pendosa atau disebut sebagai ‘algolagnia’, yakni perilaku yang berlawanan
Universitas Sumatera Utara
antara kegembiraan dan duka; rasa cinta dan rasa benci; kelembutan dan kekasaran yang bercampur menjadi satu.
Lebih lanjut mengenai hal tersebut dijelaskan Thorslev Jr. 1965: 187, sebagai berikut:
“Tokoh Byronic Hero menunjukkan beberapa ciri perwatakan yang dapat dianggap bersifat memberontak. Tokoh ini biasanya tidak
digambarkan memiliki sifat “kepahlawanan; melainkan sifat-sifat yang cenderung berlawanan. Dengan kecerdasan intelektual, sifat
menghargai diri sendiri, dan hipersensitivitasnya, ia menunjukkan “keagungannya” sementara dengan kegagalan dalam memenuhi
ambisi, harga diri, dan identitasnya ia pun dapat dianggap kehilangan statusnya sebagai pahlawan tradisional”.
Seperti halnya Byronic Hero, Lord Byron dikenal memiliki sifat yang tak jauh berbeda dari ciri tokoh yang digambarkan dalam karya-karyanya tersebut.
Keterkaitan antara sastrawan dan karya sastra dijelaskan Selden Siswantoro, 2008: 1 menyebutkan bahwa karya sastra Inggris pada periode Romantik sebagai anak
kehidupan kreatif seorang penulis dan mengungkapkan pribadi pengarang. Lord Byron adalah seorang penulis aristokrat yang terkenal memiliki reputasi sebagai
seseorang yang jenius, ‘mewah’, melankolis, berani, eksentrik, flamboyan, dan kontroversial Allen, 2003. Byron juga diketahui berjiwa independen dan cenderung
labil. Satu ciri yang menyamakan Lord Byron dengan tokoh karangannya adalah ia sangat sering mengalami perubahan suasana hati mood, sehingga tak jarang teman-
teman dekatnya menganggap ia gila MacCarthy, 2002. Untuk mengisi waktu luangnya, Byron sering menghabiskan waktu berpetualang dan menikmati
Universitas Sumatera Utara
pemandangan laut. Dari keterangan di atas maka dapat disimpulkan bahwa penokohan Byronic Hero sebenarnya merupakan gambaran jiwa Lord Byron sendiri.
Semasa karirnya, Lord Byron telah menghasilkan banyak karya dengan berbagai macam variasi, yang mana sebagian besar di antaranya berkaitan dengan ciri
khas sastra Romantik dipadukan dengan ‘keegoisannya’. Byron memulai awal karirnya ketika masih berkuliah di Trinity College, Cambridge dan beberapa di
antaranya ditulis ketika ia menghabiskan waktu dua tahun di Spanyol dan Yunani. Beberapa kronologi karya Byron yang sangat berpengaruh, antara lain:
1. Hours of Idleness 1807: yakni puisi yang diterbitkan ketika ia masih
berkuliah di Trinity College. Karena merupakan karya komersil pertamanya, pada saat itu ia dikritik habis-habisan oleh media kritik Skotlandia, Edinburgh
Review. Karena kecewa dengan respon tersebut, Byron kemudian merencanakan untuk menulis satir pada penerbitan berikutnya.
2. English Bards and Scotch Reviewers 1809: yakni sebuah puisi berbentuk
satir yang berisi sindiran terhadap Edinburgh Review. Dengan kata lain, puisi ini merupakan pembalasan dendam Byron terhadap kritik yang diterima pada
saat penerbitan karya pertamanya. Sebagai hasilnya, Byron kemudian mulai dikenal oleh sesama penulis di Inggris, dan mulai dikagumi oleh kalangan
peresensi yang terpukau oleh kekuatan syairnya. 3.
Childe Harold’s Pilgrimage, Cantos I dan II 1812: yakni sebuah puisi yang menceritakan tentang seorang pemuda yang kecewa terhadap kemegahan
Universitas Sumatera Utara
hidup dan mencari identitas di negeri asing. Sebenarnya Byron menuliskan puisi tersebut untuk mewakili ekspresi kekecewaan kaum muda yang merasa
lelah dengan suasana pasca Perang Napoleon dan era Revolusi Industri. Karya tersebut terbukti sukses dan menjadikan Byron semakin terkenal di Eropa.
Selain itu, karya ini dianggap telah memberikan suatu warna baru dalam khazanah Kesusastraan Inggris, sekaligus menandai kemunculan sosok
Byronic Hero dalam karya sastra untuk yang pertama kalinya. Karya-karya Byron dinilai para kritikus sastra sebagai penggambaran sosok
seseorang yang sedikit arogan dan kontroversial tetapi di lain sisi juga menceritakan tentang sikap melankolis dan mudah putus asa. Namun di balik semua itu Byron
dianggap berusaha untuk menyuarakan pemberontakan terhadap kekakuan konvensi yang berlaku di tengah-tengah masyarakat dengan cara menggunakan interpretasi
manusia yang sesungguhnya. Semenjak ketenaran Byronic Hero dalam karya sastra Inggris pada abad ke-
19, maka penggunaan tema serupa pun mulai bermunculan dan menginspirasi karya penulis-penulis besar setelah Byron seperti Mary Shelley Mary Shelley
Frankenstein, George Eliot Middlemarch, Robert Browning Pauline, dan Edgar Allen Poe The Assignation, dsb. Bahkan Byronic Hero tersebut masih digunakan
oleh beberapa penulis, komikus, dan produser film kontemporer sampai saat ini. Beberapa contoh karya Byronic Hero dalam karya sastra populer kontemporer, antara
lain: Batman, The Punisher, Spiderman, Twilight, Rambo, dsb.
Universitas Sumatera Utara
5.2 Byronic Hero dalam Karya-Karya Mary Shelley