Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

”When I looked around I saw and heard of none like me. Was I, then, a monster, a blot upon the earth, from which all men fled and whom all men disowned?” Shelley: 123. ”Ketika aku melihat ke sekelilingku tak satupun aku lihat atau dengar adanya sosok sepertiku. Apakah berarti aku seorang monster, sebuah bintik di antara bumi, di mana semua orang melarikan diri juga dijauhi oleh semua orang?” Shelley: 123. Berdasarkan ungkapan Sang Monster tersebut, dapat diketahui bahwa ia merasakan keterasingan karena absennya sosok yang menyerupai dirinya.

4.4.2 Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Latar novel Mary Shelley Frankenstein diceritakan pada saat Revolusi Industri sedang terjadi di Eropa. Novel tersebut banyak membahas tentang terobosan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam kehidupan manusia. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut mengakibatkan munculnya banyak upaya manusia untuk memperoleh kemahsyuran dan untuk melakukan suatu terobosan demi ilmu pengetahuan sains. Keadaan tersebut tergambar jelas dalam penokohan Victor Frankenstein dan Kapten Robert Walton. Victor berusaha menggunakan teknologi untuk menciptakan sesosok manusia sempurna melalui serangkaian eksperimen sains, sementara Walton berusaha menggunakan teknologi untuk menjadi orang pertama yang menemukan Kutub Utara melalui pelayarannya. Pengaruh iptek pada saat itu mengakibatkan pemikiran yang bersifat rasional bertentangan dengan moral. Karena kemajuan iptek dapat mendorong seseorang bertindak tanpa didasari hati nurani dan terlalu berfokus terhadap target, bukan pada hasilnya. Sebagai akibatnya, iptek Universitas Sumatera Utara cenderung dapat disalahgunakan dan dapat mengaburkan persepsi untuk alasan kebaikan atau kehancuran. Victor: “So much has been done, exclaimed the soul of Frankenstein--more, far more, will I achieve; treading in the steps already marked, I will pioneer a new way, explore unknown powers, and unfold to the world the deepest mysteries of creation” Shelley: 49. Victor: “Banyak hal sudah pernah dilakukan, kata jiwa Frankenstein--jauh, lebih jauh, akan kucapai; mengikuti jejak yang sudah dilakukan, aku akan menjadi seorang pelopor dalam suatu cara baru, menjelajahi kekuatan-kekuatan yang tak diketahui, dan mengungkap misteri penciptaan di dunia” Shelley: 49. Walton: “What may not be expected in a country of eternal light? I may there discover the wondrous power which attracts the needle and may regulate a thousand celestial observations that require only this voyage to render their seeming eccentricities consistent forever. I shall satiate my ardent curiosity with the sight of a part of the world never before visited, and may tread a land never before imprinted by the foot of man” Shelley: 15-16. Walton: “Apa yang tak dapat diperkirakan dalam negara yang bercahaya abadi? Aku mungkin akan menemukan kekuatan luar biasa sebagai pelopor dan mengatur hibuan observasi tata bintang dengan cara melakukan perjalanan demi membentuk konsistensi eksentrik mereka selamanya. Aku akan mengenyangkan rasa keingintahuanku dengan pemandangan bagian dunia yang tak pernah dikunjungi sebelumnya, dan akan menjejaki dataran yang tak pernah diinjak oleh kaki manusia” Shelley: 15-16.

4.4.3 Ambisi dan Kegagalan