22
3 Bagaimanakah cara guru mengkomunikasikan kemajuan pembelajaran kepada orang tua dan administrator sekolah?
4 Bagaimanakah cara siswa mengkomunikasikan kemajuan pembelajarannya kepada guru?
Dalam hal ini, asesmen atau penilaian didefinisikan sebagai istilah umum yang mencakup semua metode yang biasa digunakan untuk menilai unjuk kerja
performance individu peserta didik atau kelompok. Proses penilaian mencakup pengumpulan bukti untuk menunjukkan pencapaian belajar peserta didik.
21
Johnson and Johnson pada publikasinya berjudul Cooperative Learning and Assesment, memerinci identifikasi bermacam- macam penilaian yang umum
diterapkan dalam pembelajaran kooperatif seperti dinyatakan dalam tabel berikut ini.
Tabel 2.4 Identifikasi Bermacam Tes dalam Pembelajaran Kooperatif
22
Model pembelajaran dengan penilaian gotong royong perlu lebih sering dipakai dalam dunia pendidikan agar bisa kondusif bagi proses kedewasaan dan
pengembangan siswa. Sistem belajar perlu memperhatikan pula aspek-aspek afektif. Sistem peningkatan hanya menekankan pada hasil belajar yang bersifat
kognitif sedangkan sistem individual mulai memperhatikan aspek afektif untuk
21
Warsono dkk, Pembelajaran Aktif Teori dan Asesmen, Bandung: PT Remaja RosdaKarya: 2012, hal. 264-265.
22
Warsono dkk, op. cit¸ hal 275-276.
Tujuan Focus
Setting Stakes
Pemegang kepentingan
Diagnostic Proses
pembelajaran Buatan
Ruang kelas Rendah
Siswa- orang tua Formatif
Proses pengajaran
Otentik Dunia nyata
Rendah Guru
Sumatif Luaran
pembelajaran Luaran
pengajaran Buatan
Ruang kelas Tinggi
Administrator Pembuat
kebijakan
23
mencapai hasil- hasil belajar kognitif. Namun patut disadari, sistem individu ini juga bisa membawa dampak afektif lainnya. Sistem pendidikan gotong royong
merupakan alternatif menarik yang mencegah tumbuhnya keagresifan dalam sistem kompetensi dan keterasingan dalam sistem individu tanpa mengorbankan
aspek kognitif.
f. Pembelajaran IPA de ngan Jigsaw
Seperti telah diuraikan diatas bahwa pembelajaran kooperatif memiliki beberapa pendekatan, salah satunya adalah jigsaw. Jigsaw merupakan salah satu
variasi dari model pembelajaran kooperatif yang pertama kali dikembangkan oleh Elliot Aronson dan teman-temannya di universitas pada tahun 1978.
23
Jigsaw kemudian diadaptasi oleh Slavin dan teman-temannya pada tahun 1980 di
Universitas Jhon Hopskins. Jigsaw yang dikembangkan oleh Aronson dikenal dengan jigsaw I, kemudian jigsaw yang dikembangkan oleh Slavin di kenal
dengan nama jigsaw II. Perbedaan jigsaw I dan jigsaw II terletak pada waktu pelaksanaan, dimana waktu pelaksanaan jigsaw I lebih singkat dibandingkan
jigsaw II. Selain itu, dalam pembelajaran jigsaw I siswa menyelesaikan permasalahan yang berbeda dalam kelompok ahli sedangkan dalam jigsaw II siswa
menyelesaikan permasalahan yang sama dalam kelompok ahli. Jigsaw yang dikembangkan oleh Slavin lebih praktis dan mudah diterapkan ketika proses
pembelajaran sedang berlangsung.
24
3. Hasil Belajar
Kata hasil dalam kamus besar Bahasa Indonesia berarti sesuatu yang menjadi akibat dari usaha. Kata hasil sering dikaitkan dengan prestasi, hal ini
karena arti prestasi itu adalah hasil yang telah dicapai. Selanjutnya Soetioe mengungkapkan pengertian belajar adalah perubahan mental pad a diri pelajar atau
23
Robert, E. Slav in, Cooperative Learning:What Makes Groupwork Work . University of Yo rk and Jhons Hopkins university, h.6.
24
Robert E. Slavin, Coopererat ive Learning, teori, riset, dan praktik. Bandung:Nusa Media , 2005, hal. 237.
24
memodifikasi kecenderungan. Jadi dapat disimpulkan hasil belajar adalah perubahan mental pada diri pelajar akibat dari usaha.
Sejalan dengan pernyataan di atas Sudjana mengungkapkan bahwasannya hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima
pengalaman belajar.
25
Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku yang mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotorik.
Hasil belajar merupakan peristiwa yang bersifat internal dalam arti sesuatu yang terjadi pada diri seseorang. Peristiwa tersebut dimulai dari adanya perubahan
kognitif atau pengetahuan untuk kemudian berpengaruh kepada perilaku. Dengan demikian, perilaku belajar seseorang didasarkan kepada tingkat pengetahuan
terhadap sesuatu yang dipelajari yang kemudian diketahui melalui tes dan pada akhirnya memunculkan hasil belajar dalam bentuk nilai ril atau non riel.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan kognitif memiliki pengaruh terhadap perilaku siswa, seperti yang d isajikan dalam
skema berikut: Pengetahuan
Belajar Tes
Hasil Belajar Nilai
Perilaku
Gambar 2.2 Skema Proses Hasil Belajar
Dari skema di atas mencerminkan bahwa hasil belajar diperoleh dari kegiatan evaluasi belajar tes dan evaluasi belajar dilakukan karena adanya
kegiatan belajar. Baik buruknya hasil belajar sangat tergantung dari pengetahuan dan perubahan perilaku dari individu yang bersangkutan terhadap yang dipelajari.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu peristiwa yang bersifat internal pada diri seseorang setelah melakukan kegiatan
25
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001, h.22.