Ibid, hal. 48-49.
11
Sedangkan menurut Ibrahim yang dikutip Isjoni, pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan, yaitu
8
: 1 Hasil belajar akademik
Dalam Cooperative Learning meskipun mencakup beragam tujuan sosial, juga memperbaiki prestasi siswa atau tugas-tugas akademik penting lainnya. Beberapa
ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam hal membantu siswa memahami konsep-konsep sulit. Para pengembang model ini telah menunjukan model
terstruktur penghargaan kooperatif telah dapat meningkatkan nilai siswa pada belajar akademik dan norma yang berhubungan dengan hasil belajar.
2 Penerimaan terhadap individu Tujuan lain model Cooperative Learning adalah penerimaan secara luas dari
orang-orang yang berbeda berdasarkan ras, budaya, kelas sosial, kemampuan, dan ketidakmampuannya.
3 Pengembangan keterampilan sosial 4 Tujuan penting ketiga Cooperative Learning adalah mengerjakan keterampilan
bekerja sama dan kolaborasi.
e. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif
Agar model pembelajaran ini berjalan lebih kooperatif maka sebagai petunjuk tahap-tahap yang harus dilakukan berdasarkan komponen pembelajaran kooperatif
sebagai berikut:
9
8
Trianto, model-model pembelajaran inovatif berorientasi kontruktivistik , Jakarta : Presta Pustaka, 2007. Hal. 44-45.
9
12
Tabel 2.2 Langkah-langkah Model Pe mbelajaran Kooperatif
Dari tabel diatas, terdapat 6 langkah utama atau tahapan di dalam pelajaran yang menggunakan pembelajaran kooperatif. Pelajaran dimulai dengan guru
menyampaikan tujuan pelajaran dan memotivasi siswa untuk belajar. Fase ini diikuti oleh penyajian informasi, seringkali dengan bahan bacaan daripada secara
verbal. Selanjutnya siswa dikelompokkan ke dalam tim- tim belajar. Tahap ini diikuti bimbingan guru pada saat siswa bekerjasama untuk menyelesaikan tugas
bersama mereka. Fase terakhir pembelajaran kooperatif meliputi presentasi hasil akhir kerja kelompok, atau evaluasi tentang apa yang akan telah mereka pelajari
dan memberi penghargaan terhadap usaha- usaha kelompok maupun individu.
No. Fase
Kegiatan
1. Menyampaikan
tujuan dan memotivasi siswa
Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut
dan memotivasi siswa belajar 2.
Menyajikan informasi
Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan
bacaan. 3.
Mengorganisasikan siswa ke dalam
kelompok kooperatif
Guru menjelasakan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan
membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien.
4. Membimbing
kelompok bekerja dan belajar
Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas
mereka. 5.
Evaluasi Guru mengevaluasi hasil belajar tentang
materi yang telah dipelajari atau masing- masing kelompok mempresentasikan hasil
kerjanya. 6.
Memberikan penghargaan
Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan
kelompok.
13
f. Macam-macam pembelajaran kooperatif
Menurut Arend ada empat pendekatan pembelajaran kooperatif.
10
Di sini akan diuraikan secara ringkas masing- masing pendekatan tersebut.
1 Student Teams Achievement Division STAD STAD dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di Universitas
John Hopkins dan merupakan pendekatan pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Guru yang menggunakan STAD juga mengacu kepada belajar
kelompok siswa, menyajikan informasi akademik baru kepada siswa setiap minggu menggunakan presentasi verbal atau teks. Siswa dalam suatu kelas tertentu
dipecah menjadi kelompok dengan anggota 4-5 orang, setiap kelompok harus heterogen, terdiri dari laki- laki dan perempuan, berasal dari berbagai suku,
memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Anggota tim menggunakan lembar kegiatan atau perangkat pembelajaran yang lain untuk menuntaskan materi
pelajarannya dan kemudian saling membantu satu sama lain untuk memahami bahan pelajaran melalui tutorial, kuis, satu sama lain untuk memahami dan atau
melakukan diskusi. Secara individual setiap minggu atau setiap dua minggu siswa diberi kuis. Kuis itu di skor dan setiap individu diberi skor perkembangan. Skor
perkembangan ini tidak berdasarkan pada skor mutlak siswa, tetapi berdasarkan pada seberapa jauh skor itu melampaui rata-rata skor yang lalu.
Setiap minggu pada suatu lembar penilaian singkat atau dengan cara lain, diumumkan tim- tim dengan skor tertinggi, siswa
yang mencapai skor perkembangan tinggi, atau siswa yang mencapai skor sempurna pada kuis-kuis itu.
Kadang-kadang seluruh tim yang mencapai kriteria tertentu dicantumkan dalam lembar itu.
2 Investivigasi kelompok Investivigasi kelompok mungkin merupakan model pembelajaran kooperatif
yang paling kompleks dan paling sulit untuk diterapkan. Model ini dikembangkan
20.
10
Muslimin Ibrahim dkk, Pembelajaran Kooperatif, Surabaya: Uneversity Press,2001, h.