Hasil 1. Deskripsi Pretest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

53

B. Hasil Analisis 1. Pengujian Prasyarat Analisis Data

Setelah data hasil penelitian di dapat, maka data akan dianalisis. Sebelum melakukan analisis, terlebih dahulu dilakukan pengujian prasyarat analisis data, yaitu uji normalitas dan homogenitas guna mengetahui apakah data yang diperoleh terdistribusi normal dan mempunyai ragam yang homogen atau tidak. Adapun hasil yang didapat setelah dilakukan pengujian prasyarat analisis data adalah sebagai berikut:

a. Uji Normalitas Pretest dan Posttest

Dalam penelitian ini, uji normalitas didapat dengan menggunakan uji Shapiro Wilk pada program SPSS 17,0. Uji Shapiro Wilk digunakan karena n ≥ 45 buah. Perhitungan lengkap uji normalitas dapat dilihat pada lampiran. Hasil perhitungan uji normalitas dengan taraf kepercayaan 95 = 0,05 untuk data pretest dan posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol ialah sebagai berikut. Hasil uji normalitas pretest dan posttest kedua sampel penelitian dapat dilihat seperti pada tebel 4.6. Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Pretest-Posttest Berdasarkan tabel 4.6, terlihat bahwa keempat data terdistribusi normal dan tidak normal. Nilai Sig. data pretest untuk kelas eksperimen sebesar 0,017, sedangkan posttest pada kelas eksperimen sebesar 0,000. Terlihat data pretest 0,017 0,05 dan data posttest 0,000 0,05 pada kelas eksperimen. Hal ini menunjukkan bahwa data pretest dan posttest untuk kelas eksperimen tidak normal dan tidak normal. Nilai Sig. data pretest untuk kelas kontrol sebesar 53 Statistik Eksperime n Kontrol Pretest Posttest Pretest Posttest Sig. 0,017 0,000 0,147 0,442 Uji Shapiro-Wilk Sig. ≥ 0,05 Sig. 0,05 Sig. ≥ 0,05 Sig. ≥ 0,05 Kesimpulan Tidak Normal Tidak Normal Normal Normal 54 0,147, sedangkan posttest pada kelas kontrol sebesar 0,442. Terlihat data pretest 0,147 0,05 dan data posttest 0,442 0,05 pada kelas kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa data pretest dan posttest untuk kelas kontrol normal dan normal.

b. Uji Homogenitas Pretest-Posttest

Setelah kedua kelompok sampel penelitian dinyatakan berdistribusi normal, selanjutnya dicari nilai homogenitas. Dalam penelitian ini homogenitas didapat dengan menggunakan Levene’s pada SPSS 17,0. Perhitungan secara lengkap untuk uji homogenitas kedua kelas dapat dilihat pada lampiran. Berikut adalah rekapitulasi hasil uji homogenitas pada kelas eksperimen dan kontrol. Tabel 4.7 Hasil Uji Homogenitas Pretest - Posttest Berdasarkan tabel 4.7 terlihat bahwa nilai Sig. pada pretest untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol sebesar 0,094 yang artinya 0,094 0,05. Sesuai dengan kriteria bahwa jika nila Sig. 0,05 maka sampel varians yang homogen. Perolehan nilai ini menunjukkan bahwa kelas eksperimen maupun kelas kontrol berasal dari populasi homogen. Sedangkan nilai Sig. pada posttest untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol sebesar 0,002 yang artinya 0,002 0,05. Sesuai dengan kriteria bahwa jika nilai Sig. 0,05 maka sampel varians yang tidak homogen. Karena antara data pretest dan posttest menunjukkan hasil yang berbeda, maka dapat disimpulkan bahwa kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki varians yang homogen dan tidak homogen. Artinya kedua kelas memiliki kemampuan yang berbeda. 54 Statistik Pretest pada kelas Ekpe rimen dan Kontrol Posttest pada kelas Eksperime n dan Kontrol Sig 0,094 0,002 Uji Levene’s Sig. 0,05 Sig. 0,05 Kesimpulan Homogen Tidak Homogen 55

2. Pengujian Hipotesis a. Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Pretest

Berdasarkan uji prasyarat analisis statistik diperoleh bahwa data pretest dan posttest terdistribusi tidak normal dan tidak homogen, sehingga pengujian hipotesis parametrik yaitu uji Nonparametric Samples Tests pada program SPSS 17,0. Output uji Nonparametric Samples Tests untuk data pretest dan posttest secara lengkap dapat dilihat pada lampiran. Berikut adalah tabel hasil uji hipotesis data pretest dan posttest menggunankan Nonparametric Samples Tests. Tabel 4.8 Hasil Uji Hiopotesis Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol Berdasarkan tabel 4.8 terlihat bahwa untuk data pretest diperoleh nilai Sig. 2-tailed sebesar 0,003. Nilai Sig 2-tailed 0,05 artinya tidak terdapat perbedaan nilai rata-rata kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Untuk data posttest diperoleh nilai Sig. 2-tailed sebesar 0,000. Nilai Sig 2-tailed 0,05 artinya tidak terdapat perbedaan nilai rata-rata kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pembelajaran cahaya terhadap hasil belajar IPA siswa.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil analisis data uji homogenitas sebelum diberikan perlakuan antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol diperoleh nilai Sig. 0,094. Sig. 0,05 yang menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan awal antara kedua kelas tersebut. Dengan demikian dapat diasumsikan bahwa sebelum diberikan perlakuan pembelajaran kedua kelas memiliki kemampuan yang 55 Uji Hipotesis Nonparametric Samples Tests Pretest Posttest Kriteria Sig 2-tailed 0,05 Sig. 2-tailed 0,003 0,000 Keputusan Ho diterima Ho diterima 56 sama berdasarkan uji statistik. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan hasil nilai pretest kelas eksperimen yaitu sebesar 58,76 yang tidak jauh berbeda dengan nilai kelas kontrol yaitu sebesar 56,56. Dengan asumsi tersebut, pengujian untuk melihat pengaruh penggunaan model kooperatif tipe jigsaw pembelajaran terhadap hasil belajar IPA siswa didasarkan pada hasil tes akhir posttest. Hasil uji hipotesis pada posttest menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan hasil belajar IPA yang signifikan antara siswa yang menggunakan pembelajaran model kooperatif tipe jigsaw dengan siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional pada konsep cahaya. Hal ini terlihat dari rata-rata siswa kelas eksperimen yang menggunakan model kooperatif tipe jigsaw lebih tinggi dibandingkan siswa kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional, terdapat selisih sebesar 7,12. Perbedaan tersebut signifikan jika dilihat dari perolehan uji Nonparametric Samples Tests untuk hasil akhir posttest pada taraf signifikansi 5 dan tingkat kepercayaan 95. Berdasarkan analisis tersebut, nilai Sig. 2-tailed adalah 0,000. Sig. 2- tailed 0,05 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan untuk rata-rata hasil belajar antara siswa yang memperoleh pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe jigsaw, dengan siswa yang memperoleh pembelajaran secara konvensional. Hal tersebut tidak sesuai dengan penelitian Supriono, bahwa dengan metode kooperatif tipe jigsaw terjadi perubahan dalam proses pembelajaran yang meliputi peningkatan keterampilan sosial, interaksi, kerjasama antar siswa dan keberanian mengemukakan pendapat . 1 Menurut Supriono pembelajaran ini terjadi pada saat peserta didik harus mempertanggung-jawabkan hasil diskusi mereka bersama kelompok ahli kepada kelompok induk. Ketika mempresentasikan tidak dengan sikap tanggung jawab dan percaya diri, maka akan memberikan hasil yang tidak maksimal untuk pemahaman kelompok induk terhadap konsep tersebut. Pembelajaran dengan menggunakan metode jigsaw dapat membantu siswa 1 Supriono, Penerapan Metode Pembe lajran Kooperatif Model Jigsaw dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraaan.Jurnal Pendid ikan Inovatif vol. 2.No mor 1. September 2006. Hal. 22. 56 57 meningkatkan pengetahuan, pemahaman,, dan penerapan siswa terhadap konsep yang sedang dipelajari. Peningkatan terhadap pengetahuan dan pemahaman dapat dilihat dari perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Peningkatan ini terjadi dikarenakan siswa secara langsung mencari dan memahami konsep serta menjelaskan kembali pada teman-teman satu kelompoknya, baik di kelompok induk maupun di kelompok ahli. Pada kelas eksperimen kemampuan kognitif siswa mengamalami peningkatan hasil belajar lebih tinggi dari pada kelas kontrol dengan perbandingan kelas eksperimen sebesar 67,56 sedangkan kelas kontro l sebesar 60,44. Peningkatan dikelas ekperimen disemua jenjang kognitif di jenjang C 1 - C 3 , artinya bahwa pembelajaran dengan menggunakan model Jigsaw mempengaruhi hasil belajar siswa pada jenjang kognitif C 1 yaitu pengetahuan, C 2 yaitu pemahaman, dan C 3 yaitu penerapan. Hal ini dikarenakan pada proses pembelajaran model jigsaw siswa diajak untuk melakukan tahapan berdiskusi dengan kelompok induk dan kelompok ahli sehingga memudahkan siswa dalam mengingat dan memahami konsep karena siswa yang melakukan kegiatan sendiri, sehingga informasi- informasi baru yang didapat dari pengalaman siswa menjadi lebih tahan lama. Hal ini sejalan dengan pendapat Mayer, bahwa siswa melakukan proses kognitif secara aktif, yakni memperhatikan informasi relevan yang datang, mendata informasi ini di otak jadi gambaran yang koheren, dan memadukan informasi tersebut dengan pengetauan yang telah tersimpan di otak. 2 Peningkatan pada jenjang pengetahuan C1 disebabkan dari adanya kegiatan membaca teks materi yang menjadi bahan diskusi. Dari kegiatan membaca mandiri, siswa dapat mengingat dan menghafal konsep yang akan dipelajari, sehingga siswa dapat mengidentifikasi dan mengingat konsep pada materi sifat-sifat cahaya. Peningkatan kognitif pada jenjang pemahaman C2 dipengaruhi dengan adanya proses diskusi antara kelompok. Diskusi yang terjadi di dalam pembelajaran menggunakan model Jigsaw terjadi secara dua 2 Lorin W. Anderson, dan David R. Krathwolh, Kerangka Landasan untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen, Agung Prihantoro Terjemahan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2010, h.98. 57

Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang diajarkan melalui pembelajaran kooperatif teknik stad dan teknik jigsaw: kuasi eksperimen di SMP attaqwa 06 Bekasi

0 4 76

Perbandingan antara model pembelajaran cooperative learning tipe stad dengan pembelajaran konvensional dalam rangka meningkatkan hasil belajar PAI (eksperimen kelas XI SMA Negeri 3 Tangerang)

2 14 159

Analisis Wacana Argumentasi Siswa Pada Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Konsep Virus Kelas X (Penelitian Deskriptif Di Sma Negeri 9 Kota Tangerang Selatan)

1 7 275

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD MENGGUNAKAN MEDIA POWER POINT TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA PADA KONSEP IKATAN KIMIA (Kuasi Eksperimen di SMA Dharma Karya UT Tangerang Selatan)

0 13 259

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar siswa pada konsep rangka dan panca indera manusia: penelitian kuasi eksperimen di Kelas IV MI Al-Washliyah Jakarta

0 5 172

Pengaruh metode diskusi terhadap hasil belajar IPA kelas III MI Nur Attaqwa Kelapa Gading Jakarta Utara: kuasi eksperimen pada kelas III Madrasah Ibtidaiyah Nur Attaqwa Kelapa Gading Jakarta

0 5 126

Perbedaan Peningkatan Hasil Belajar Antara Siswa Yang Diajar Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dengan Pembelajaran Konvensional Pada Konsep Protista

0 18 233

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe kepala bernomor struktur dalam meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa SMPN 3 kota Tangerang selatan

1 12 173

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

Pengaruh model pembelajaran advance organizer dengan peta konsep terhadap hasil belajar siswa: kuasi eksperimen pada kelas XI IPA SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan

4 28 246