Instrumen Penelitian METODOLOGI PENELITIAN

40 Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Instrumen

2. Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas instrumen adalah ketepatan atau ketelitian suatu alat evaluasi. Suatu alat evaluasi atau tes disebut reliabel jika, tes tersebut dapat dipercaya, konsisten, atau stabil produktif. Teknik yang digunakan untuk menentukan reliabilitas tes dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus K-R 20kuder-Rochardson 20 karena instrumen yang digunakan berupa soal pilihan ganda, dengan rumus sebagai berikut: 5 dimana: r II : reliabilitas tes secara keseluruhan : proporsi siswa yang menjawab benar : proporsi siswa yang menjawab salah ∑pq : jumlah hasil perkalian antara dan n : banyaknya item S : standar deviasi dari tes dengan, 5 Suharsimi arikunto,Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan,Jakarta: Bumi Aksara, 2009, hal 101 Statistik Item Soal Jumlah Soal 45 Jumlah Siswa 45 Nomor Soal Valid 1,2,4,6,9,10,11,12,13,14,16,17,18,19,20,22,23,24, 25,26,27,29,30,31,32,33,34,35,36,37,38,39,40,41, 43,44,45 Jumlah Soal Valid 37 Presentase 82,22 41 Dengan kualifikasi koefisien reabilitas adalah sebagai berikut: Tabel 3.5 Interprestasi Reliabilitas Perhitungan nilai reliabilitas ini terdapat pada lampiran. Hasil uji coba reliabilitas instrument tes dengan menggunakan software anates versi 4.0 dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Hasil uji reliabilitas instrumen tes dapat dilihat pada tabe l di bawah ini : Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Perhitungan nilai reliabilitas ini terdapat pada lampiran. Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh bahwa nilai reliabilitas instrumen tes ini adalah 0,80. Nilai ini termasuk kategori reliabilitas tinggi. Oleh karena itu, dapat disimpulkan instrumen ini layak untuk digunakan dalam penelitian ini.

3. Taraf Kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Menurutnya, hal tersebut perlu diperhatikan karena soal yang terlalu mudah tidak meransang siswa untuk berfikir lebih maju, begitu pula sebaliknya, soal yang terlalu sukar akan membuat siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat lagi untuk mencobanya. Oleh karena itu, soal yang dibuat untuk mengukur tes hasil belajar sebaiknya adalah soal yang dapat menjangkau semua kemampuan siswa. Untuk mengetahui taraf kesukaran soal yang dibuat, sebaiknya pembuat soal harus melakukan perhitungan taraf Koefisien Korelasi Krite ria Reliabilitas 0,91-1,00 Sangat tinggi 0,71-0,90 Tinggi 0,41-0,70 Cukup 0,21-0,40 Rendah 0,20 Sangat rendah Statistik Item Soal r 11 0,80 Kesimpulan Reliabilitas Tinggi 42 kesukaran soal. Atas dasar pertimbangan itu, dalam penelitian ini peneliti melakukan perhitungan taraf kesukaran soal dengan menggunakan rumus: 6 dimana: P = indeks tingkat kesukaran B = jumlah siswa yang menjawab soal benar JS = jumlah seluruh siswa peserta tes Interprestasi mengenai tingkat kesukaran yang diperoleh digunakan tabel klasifikasi dibawah ini: Tabel 3.7 Klasifikasi Indeks Kesukaran Soal Hasil uji coba instrument tes dengan menggunakan software anates versi 4.0 dapat dilihat pada tabel berikut ini : Berikut kriteria tingkat kesukaran butir soal berdasarkan hasil analisis pada 45 soal yang diujicobakan. Tabel 3.8 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Butir Soal Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa terdapat 45 soal tes hasil belajar yang diujikan soal sangat mudah 8 soal, mudah 10 soal, sedang 12 soal, sukar 5 soal dan sangat sukar 10 soal. 6 Ahmad Sofyan, dkk, op.cit. hal. 103 Kriteria Item Soal No. Soal Jumlah Soal Presentase Sangat Mudah 1,3,5,11,12,13,18,19 8 17,78 Mudah 7,8,9,14,15,16,17,20,31,32 10 22,22 Sedang 10,21,22,24,28,30,33,34,37,38,40,44 12 26,67 Sukar 23,25,26,27,29 5 11,11 Sangat Sukar 2,4,6,35,36,39,41,42,43,45 10 22,22 Jumlah 45 100 Taraf Kesukaran Klasifikasi 0.00 - 0.15 Sangat sukar 0.15 - 0.30 Sukar 0.30 - 0.70 Sedang 0.70 – 0.85 Mudah 0.85 – 1.00 Sangat Mudah 43

4. Daya Pembeda

Suharsimi Arikunto mendefinisikan daya pembeda soal sebagai kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Adapun rumus yang digunakan untuk mencari daya pembeda soal adalah: = dimana: D = daya pembeda B A = jumlah peserta kelompok atas yang menjawab benar B B = jumlah peserta kelompok bawah yang menjawab benar J A = jumlah peserta kelompok atas J B = jumlah peserta kelompok bawah P A = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar P B = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar Dengan klasifikasi daya pembeda sebagai berikut: Tabel 3.9 Klasifikasi Daya Pembeda Hasil uji coba instrumen tes dengan menggunakan software anates versi 4.0 dapat dilihat pada tabel berikut ini : Berikut kriteria daya pembeda berdasarkan hasil analisis pada 45 soal yang diujicobakan. Tabel 3.10 Hasil Analisis Daya Pembeda Butir Soal Krite ria Item Soal No. Soal Jumlah Soal Presentase Jelek 1,3,5,7,15,21,39,41,42,43,45 11 24,44 Cukup 4,6,8,9,11,12,13,16,18,20,24,28,29,36,40 15 33,33 Daya Pembeda Klasifikasi 0.00 – 0.20 Jelek 0.20 – 0.40 Cukup 0.40 – 0.70 Baik 0.70 – 1.00 Baik sekali

Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang diajarkan melalui pembelajaran kooperatif teknik stad dan teknik jigsaw: kuasi eksperimen di SMP attaqwa 06 Bekasi

0 4 76

Perbandingan antara model pembelajaran cooperative learning tipe stad dengan pembelajaran konvensional dalam rangka meningkatkan hasil belajar PAI (eksperimen kelas XI SMA Negeri 3 Tangerang)

2 14 159

Analisis Wacana Argumentasi Siswa Pada Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Konsep Virus Kelas X (Penelitian Deskriptif Di Sma Negeri 9 Kota Tangerang Selatan)

1 7 275

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD MENGGUNAKAN MEDIA POWER POINT TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA PADA KONSEP IKATAN KIMIA (Kuasi Eksperimen di SMA Dharma Karya UT Tangerang Selatan)

0 13 259

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar siswa pada konsep rangka dan panca indera manusia: penelitian kuasi eksperimen di Kelas IV MI Al-Washliyah Jakarta

0 5 172

Pengaruh metode diskusi terhadap hasil belajar IPA kelas III MI Nur Attaqwa Kelapa Gading Jakarta Utara: kuasi eksperimen pada kelas III Madrasah Ibtidaiyah Nur Attaqwa Kelapa Gading Jakarta

0 5 126

Perbedaan Peningkatan Hasil Belajar Antara Siswa Yang Diajar Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dengan Pembelajaran Konvensional Pada Konsep Protista

0 18 233

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe kepala bernomor struktur dalam meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa SMPN 3 kota Tangerang selatan

1 12 173

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

Pengaruh model pembelajaran advance organizer dengan peta konsep terhadap hasil belajar siswa: kuasi eksperimen pada kelas XI IPA SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan

4 28 246