Selain itu restoran Pizza Hut sebagai bagian dari industri kepariwisataan juga harus memperhatikan kepemilikan surat izin usaha
dan masa berlakunya sesuai dengan Keputusan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata nomor Kep012MKPIV2001 tentang Pedoman Umum
Perizinan Usaha Kepariwisataan.
4.5. Analisis Lingkungan Industri 4.5.1.
Aspek Hambatan Masuk
Peluang pasar bagi bisnis restoran yang menyediakan hidangan pengganti nasi sangat terbuka luas, sehingga peluang ini banyak
dimanfaatkan untuk membuka restoran baru. Dalam situasi ekonomi Indonesia saat ini, pengembangan usaha dengan sistem waralaba
dirasakan memberi keuntungan finansial bagi para pelaku usaha restoran karena tanpa menambah investasi modal yang besar dapat dilakukan
perluasan jaringan. Saat ini untuk membuka usaha restoran waralaba bukanlah hal yang terlalu rumit karena pemerintah telah membuat
kebijakan tentang waralaba yang mendukung pengadaan usaha waralaba. Investasi modal menengah cukup untuk membuka sebuah usaha restoran
waralaba. Lewat penjelasan di atas dapat kita lihat bahwa hambatan masuk
bagi pendatang baru dalam industri restoran bukanlah hal yang terlalu rumit. Berarti ancaman dari pendatang baru cukup besar dalam industri
restoran di Kota Bogor, sehingga restoran Pizza Hut perlu untuk terus meningkatkan kemampuan bersaingnya agar tidak tereliminasi oleh
pendatang baru dalam lingkungan bisnis restoran waralaba di Kota Bogor.
4.5.2. Aspek Daya Tawar Pemasok
Restoran Pizza Hut Padjajaran selama ini telah bekerja sama dengan pemasok khusus yang telah ditetapkan oleh Pizza Hut pusat dalam
penyediaan bahan baku utama produksi, sehingga restoran Pizza Hut Padjajaran memiliki ikatan tawar menawar yang kuat terhadap pemasok.
Namun, untuk penyediaan beberapa bahan baku lain, restoran Pizza Hut
Padjajaran memilih pemasok sendiri, sehingga ikatan tawar menawar terhadap pemasok tidak terlalu kuat.
Hubungan kerja sama yang baik dan saling menguntungkan antara restoran Pizza Hut Padjajaran dengan pemasoknya sangat diperlukan agar
pemasok tidak menaikkan harga sesuai kehendaknya. Pada dasarnya pemasok bahan baku cukup banyak di pasaran dengan tingkat persaingan
yang cukup ketat, sehingga apabila pemasok juga tidak bisa bekerja sama dengan baik, maka Pizza Hut bisa saja mencari pemasok lain yang lebih
sesuai.
4.5.3. Aspek Daya Tawar Pembeli
Pembeli yang dalam industri restoran dikenal sebagai pelanggan cukup memiliki kekuatan tawar menawar dalam pembelian. Banyaknya
industri restoran di Kota Bogor menyebabkan pelanggan dapat dengan mudah berpindah ke produsen lain baik yang menyajikan hidangan
sejenis ataupun yang menyajikan hidangan yang tidak sejenis. Selain itu, kemudahan dalam memperoleh informasi mengenai harga dan atribut
produk dari merek lain menyebabkan keterikatan penjual dengan pembeli dapat dikatakan rendah.
Kekuatan tawar menawar pembeli yang kuat ini menuntut setiap restoran Pizza Hut untuk memberikan nilai terbaik bagi pelanggan lewat
penyajian produk dan pelayanan yang berkualitas. Pemilihan strategi pemasaran yang paling tepat sangat diperlukan oleh restoran Pizza Hut
agar mampu bersaing dalam memperoleh perhatian pelanggan, sehingga bisa merebut pangsa pasar dan memperkuat posisi perusahaan.
4.5.4. Aspek Ketersediaan Barang Substitusi
Ancaman produk substitusi bagi restoran Pizza Hut Padjajaran adalah restoran-restoran waralaba lain yang menawarkan hidangan fast
food seperti ayam goreng, ayam crispy, burger, bakmi, dan makanan
Jepang. Produk substitusi ini menjadi ancaman bagi restoran Pizza Hut karena pada dasarnya kebutuhan masyarakat terhadap restoran fast food
adalah dikarenakan adanya kebutuhan terhadap pangan di luar rumah dengan berbagai jenis hidangan, bukan pada jenis hidangan tertentu saja,
dan semua produk substitusi di atas memiliki kemampuan dalam memenuhi kebutuhan tersebut.
4.5.5. Aspek Persaingan dalam Industri