karyawan tanpa harus terikat dengan pusat bisa menjadi peluang yang dapat digunakan oleh restoran untuk mengembangkan usahanya. Apabila
restoran benar-benar memperhatikan kualitas SDM mulai dari perekrutan sampai pelatihan, maka kualitas proses produksi dapat semakin
ditingkatkan, sehingga kualitas restoran di benak konsumen menjadi semakin baik.
4.3.4. Aspek Keuangan
Kondisi keuangan Pizza Hut Padajaran saat ini masih dapat dikatakan baik, meskipun volume penjualan masih fluktuatif.
Perusahaaan belum pernah mengalami kerugian finansial, hal ini ditunjukkan oleh rasio keuntungan dan biayanya selalu di atas satu.
Persentase perubahan nilai penjualan bersih restoran Pizza Hut Padjajaran dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Persentase Perubahan Nilai Penjualan Bersih restoran Pizza Hut Padjajaran Bogor, tahun 2001-2005
Tahun Food Net Sales
Beverage Net Sales Grand Total
2001-2002 -7,2
-9,7 -7,6
2002-2003 16
8,2 15
2003-2004 1,1
3 1,4
2004-2005 3,9
23 6,4
Sumber: Restoran Pizza Hut Padjajaran Bogor, 2005 Pengelolaan keuangan restoran Pizza Hut Padjajaran telah
menggunakan sistem akuntansi terkomputerisasi. Laporan penghitungan penjualan kotor dilakukan oleh kasir setiap hari, dibantu dengan
komputer yang telah terprogram untuk menghitung total penjualan makanan dan minuman secara otomatis. Data penjualan makanan dan
minuman diperoleh dari hasil penginputan pesananan ke dalam komputer. Data biaya pengeluaran dikelola dengan menggunakan program
Microsoft Excel. Keadaan keuangan restoran yang cukup baik dan terus
menghasilkan keuntungan menjadi kekuatan bagi restoran, karena dengan demikian restoran tetap memiliki modal yang cukup bagi pelaksanaan
dan pengembangan produksinya, sehingga proses produksi dapat terus
berlangsung tanpa adanya kendala hambatan keuangan. Sistem yang terkomputerisasi dalam pengelolaan keuangan juga sangat membantu
dalam memperkecil resiko kesalahan dalam pengelolaan keuangan restoran.
4.3.5. Aspek Operasional
Untuk lancarnya proses produksi dan operasi, Pizza Hut Padjajaran telah menjalin kontrak kerja sama dengan beberapa perusahaan pemasok
untuk penyediaan bahan baku produk serta inventori-inventori pendukung lainnya. Pemasok melakukan pengiriman rutin setiap minggu
sesuai dengan pemesanan yang dilakukan oleh restoran sehari sebelum pengiriman. Penggunaan bahan baku dan inventori-inventori pendukung
dilakukan dengan menggunakan sistem first in first out untuk menjaga agar tidak ada barang yang terbuang karena telah habis masa pakainya.
Barang-barang dan bahan baku yang harus disimpan pada suhu ruangan disimpan di dry storage, sedangkan barang dan bahan yang harus
disimpan di bawah suhu ruangan disimpan di frozen storage. Setiap pengambilan bahan baku dan barang-barang dari gudang dilakukan
pencatatan, sehingga diperoleh pembukuan mengenai barang-barang yang telah digunakan, untuk mempermudah pengelolaan pemesanan ke
pemasok. Kerja sama yang terjalin baik dan terorganisir secara rapi dengan
pemasok ini mengurangi resiko hambatan pada proses produksi akibat adanya kekurangan bahan baku. Dengan demikian restoran menjadi lebih
efektif dalam melakukan usahanya. Keterangan mengenai proses produksi secara lengkap telah dibahas
dalam sub bab Analisis Bauran Pemasaran pada poin Proses Produksi.
4.4. Analisis Lingkungan Jauh 4.4.1. Lingkungan