2.6. Metode Proses Hirarki Analitik
Bidang pemasaran adalah salah satu bidang yang memegang peranan penting dalam suatu perusahaan. Pengambilan keputusan di bidang pemasaran harus tepat
karena: 1 biaya pemasaran memiliki persentase yang besar terhadap biaya akhir suatu produk atau jasa; 2 keputusan pemasaran mempengaruhi keputusan di
bidang lain, seperti keuangan, produksi, dan personalia; dan 3 keputusan pemasaran memikul dua tanggung jawab, yaitu: 1 bermacam-macam lebih dari
satu alternatif yang mungkin dan 2 bermacam-macam lebih dari satu kriteria atau tujuan Dyer dan Forman, 1991.
Melalui uraian di atas maka perlu adanya suatu sistem pendukung keputusan pemasaran. Proses pengambilan keputusan pada dasarnya adalah untuk memilih
suatu alternatif dari sekian banyak alternatif berdasarkan sejumlah kriteria dari suatu permasalahan. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk pengambilan
keputusan dalam bidang pemasaran yang bersifat kompleks adalah Proses Hirarki Analitik PHA atau Analytycal Hierarchy Process AHP. PHA adalah salah satu
metode yang dapat dipakai oleh pengambil keputusan untuk bisa memahami kondisi suatu sistem dan membantu di dalam melakukan prediksi dan
pengambilan keputusan. Metode Proses Hirarki PHA pertama kali dikembangkan oleh Thomas L.
Saaty, ahli Matematika dari University of Pittsburg, Amerika Serikat, pada awal tahun 1970-an. PHA memperbaiki proses alami manusia dalam bertingkah laku
dan berpikir dengan mempercepat proses berpikir dan meluaskan kesadaran agar mencakup lebih banyak faktor dari pada yang biasa dipertimbangkan. Untuk
mengidentifikasi persoalan yang kritis, mendefinisikan dan menemukan serta menyelesaikan konflik dalam PHA diperlukan informasi dan beberapa
pertimbangan dari beberapa peserta dalam proses tersebut. Melalui serentetan kerja sistematis PHA mensintesis penilaian-penilaian mereka menjadi suatu
taksiran menyeluruh dari prioritas-prioritas relatif berbagai alternatif tindakan. Kemudian prioritas-prioritas yang dihasilkan tersebut akan menjadi satuan dasar
yang akan digunakan dalam semua jenis analisis. Metode PHA merupakan suatu metode yang luwes yang memberikan
kesempatan bagi perorangan atau kelompok untuk membangun gagasan-gagasan
dan mendefinisikan persoalan dengan cara membuat asumsi mereka masing- masing dan memperoleh pemecahan yang diinginkan darinya Saaty, 1993. PHA
memasukkan pertimbangan dan nilai-nilai pribadi secara logis yang bergantung pada imajinasi, pengalaman dan pengetahuan untuk menyusun hirarki suatu
masalah juga pada intuisi serta pengalaman secara logika. Secara rinci, pengkajian masalah dengan metode PHA dapat dimulai dari
pendefinisian situasi yang ada secara seksama dan mengumpulkan data yang relevan dengan permasalahan, kemudian menyusunnya ke dalam suatu hirarki.
Tingkat tertinggi dalam hirarki adalah sasaran menyeluruh, sedangkan tingkat terendah terdiri dari berbagai tindakan akhir atau rencana alternatif yang dapat
berkontribusi secara negatif atau positif. Metode PHA ini memasukkan aspek kualitatif dan kuantitatif pikiran manusia. Aspek kualitatif mendefinisikan
persoalan dan hirarkinya, dan aspek kuantitatif mengekspresikan penilaian dan preferensi secara lugas dan padat.
Metode PHA ini dapat digunakan tanpa database, asalkan para analis memahami dan menguasai secara mendalam permaasalahan yang akan
dipecahkan. Data penerapan metode PHA yang diutamakan adalah kualitas dari responden, tidak tergantung pada kuantitas tertentu. Selanjutnya diperlukan
metode penentuan bobot bagi elemen di satu level yang nantinya akan mempengaruhi bobot pada level dibawahnya sehingga akhirnya bisa digunakan
untuk menghitung bobot pada level tersebut untuk penilaian tujuan keseluruhan. Ada tiga prinsip dasar Proses Hirarki Analitik Saaty, 1993, yaitu:
1. Prinsip menyusun hirarki. Dalam menyusun hirarki, perusahaan berusaha
untuk menggambarkan dan menguraikan permasalahan atau realita secara hirarki. Persoalan yang kompleks dipecahkan menjadi unsur-unsur yang
terpisah. 2.
Prinsip menetapkan prioritas. Penetapan prioritas yang dimaksud adalah menentukan peringkat elemen-elemen menurut relatif pentingnya.
3. Prinsip konsistensi logis. Konsistensi logis adalah menjamin bahwa semua
elemen dikelompokkan secara logis dan diperingkatkan secara konsisten sesuai dengan kriteria yang logis.
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka
Pemikiran Konseptual
Pelaksanaan penelitian ini diawali dengan mengetahui visi dan misi Pizza Hut sebagai restoran waralaba. Kemudian penelitian dilanjutkan dengan
mengidentifikasi kegiatan pemasaran yang sedang dijalankan oleh Pizza Hut. Analisis lingkungan eksternal dan lingkungan internal juga dilakukan untuk
mengetahui masalah-masalah yang ada, mendefinisikan masalah, dan merinci pemecahan masalah yang diinginkan. Kemudian dilakukan penyusunan hirarki,
dilanjutkan dengan penetapan prioritas, selanjutnya ditentukan konsistensi logisnya. Setelah itu Proses Hirarki Analitik dilakukan untuk menganalisis bauran
pemasaran Pizza Hut, sehingga kemudian bisa diperoleh bauran pemasaran yang paling efektif untuk direkomendasikan bagi pengembangan Pizza Hut. Untuk
lebih jelasnya, alur penelitian dapat dilihat pada Gambar 1. Alur pemikiran logis mengenai pelaksanaan penelitian ini secara keseluruhan
mulai dari kondisi perusahaan yang melatarbelakangi penelitian serta faktor-faktor yang mempengaruhinya, tahap penginputan data, tahap pengolahan data, output
yang dihasilkan, sampai kepada kondisi yang diharapkan bagi perusahaan dapat dilihat pada Gambar 2.