commit to user
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada Bab IV ini disajikan uraian hasil penelitian. Uraian mengenai hasil penelitian ini merupakan jawaban dari rumusan masalah yang telah dituliskan
pada Bab I. Pada bab ini akan dikemukakan: a kondisi awal pembelajaran serta hasil pembelajaran menulis puisi siswa pada kelas VII-H MTs N 1 Surakarta
pratindakan, b deskripsi hasil penelitian pembelajaran menulis puisi, dan c pembahasan hasil penelitian. Penelitian tindakan dilakukan dalam dua siklus
dengan empat tahap pada masing-masing siklus. Tahapan tersebut meliputi kegiatan: perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan interpretasi,
dan analisis dan refleksi.
A. Deskripsi Pratindakan
Sebelum mengadakan penelitian, peneliti melakukan observasi awal untuk mengetahui pembelajaran menulis puisi yang dilakukan di kelas VII-H MTs
Negeri 1 Surakarta. Observasi dilakukan pada hari Rabu dan Kamis, tanggal 9 - 10 Februari 2011. Observasi ini dilakukan untuk mengetahui kondisi lapangan
sebelum penelitian berlangsung. Kondisi yang diteliti adalah proses pembelajaran dan kemampuan menulis puisi siswa kelas VII-H MTs Negeri 1 Surakarta. Hasil
penelitian pada kondisi pratindakan ini yang akan digunakan sebagai acuan untuk menentukan tindakan yang akan dilakukan peneliti dan guru dalam penelitian ini.
Observasi yang dilakukan berupa observasi lapangan, pemberian angket, dan wawancara dengan murid serta guru yang bersangkutan. Dari kegiatan ini
diketahui kondisi nyata siswa dan ruang kelas yang ditempati. Jumlah siswa kelas VII-H adalah 37 siswa yang terdiri atas 18 siswa putra dan 19 siswa putri.
Hasil observasi, wawancara, angket, dan analisis dokumen diperoleh beberapa simpulan mengenai kondisi yang terjadi saat pembelajaran menulis puisi
60
commit to user
di kelas VII- H. Permasalahan yang dihadapi siswa dalam pembelajaran ini antara lain:
1. Kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis puisi kurang Berdasarkan
pengamatan yang
dilakukan peneliti
selama pembelajaran berlangsung, terungkap bahwa kesiapan siswa kurang untuk
mengikuti pembelajaran. Ketidaksiapan ini juga terlihat pada saat guru menerangkan materi, banyak siswa yang sibuk dengan kegiatan yang tidak ada
hubungannya dengan pembelajaran atau malah berbicara dengan teman. Bahkan ada siswa putra yang bersiul di dalam kelas.
2. Siswa kurang tertarik dengan materi menulis puisi Selama proses pembelajaran berlangsung, siswa kurang tertarik
terhadap pelajaran menulis puisi. Hal tersebut terindikasi dari sikap siswa yang tidak fokus selama mengikuti pelajaran. Ada siswa yang sibuk berbicara
dengan teman sebangku, ada pula yang melamun, menunduk bahkan memanggil teman yang lainnya untuk diajak bercanda. Lemahnya ketertarikan
siswa pada kegiatan pembelajaran juga dapat dilihat dari pengisian angket oleh siswa. Berdasarkan hasil angket diketahui sebanyak 7 19 dari 37
siswa yang menyukai atau tertarik pada pembelajaran menulis puisi satu siswa tidak hadir.
3. Siswa kurang aktif selama mengikuti pembelajaran menulis puisi Selama pembelajaran berlangsung, siswa kurang aktif dalam
mengikuti kegiatan belajar mengajar. Hal tersebut terindikasi dari sedikitnya siswa yang berani bertanya dan menyampaikan pendapat kepada guru. Siswa
lebih sering menyampaikan pendapat secara bersama-sama dan saling bersahutan sehingga kurang jelas terdengar atau bahkan hanya berani bertanya
pada teman sebaya mereka. Berdasarkan pengamatan peneliti keaktifan siswa selama pembelajaran kurang dari 35.
commit to user
4. Guru kesulitan membangkitkan motivasi siswa Siswa kurang begitu antusias dengan pembelajaran yang dilakukan,
hal ini karena pada dasarnya siswa kelas VII-H memiliki kemampuan yang kurang dalam hal menulis. Pada kegiatan wawancara guru mengakui kurang
bisa menumbuhkan motivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran. Hal tersebut terjadi karena siswa selalu terpentok dengan kosa kata dan imajinasi
dalam menulis puisi, sehingga tulisan yang dihasilkan tidak bisa maksimal. Kekurangmampuan siswa dalam menulis membuat mereka tidak begitu suka
dengan kegiatan menulis. 5. Guru belum menggunakan pendekatan yang tepat untuk pembelajaran menulis
puisi Selama pembelajaran menulis berlangsung, guru lebih banyak
menggunakan metode ceramah, hanya beberapa kali menggunakan metode tanya jawab. Selain itu dalam pembelajaran siswa belum diajak terlibat aktif
dalam pembelajaran. Siswa lebih banyak diam di tempat duduk. Dengan metode yang digunakan guru pada observasi awal, pembelajaran terlihat
belum maksimal karena guru masih memegang peran penting dan mendominasi pembelajaran.
6. Kemampuan menulis puisi siswa kurang Berdasarkan analisis terhadap pekerjaan siswa, diketahui bahwa siswa
yang sudah mampu lulus di atas batas kriteria ketuntasan minimal KKM adalah sebanyak 13 siswa 35, sedangkan sisanya 24 siswa 65
memperoleh nilai kurang dari 65. Perlu diketahui bahwa KKM yang digunakan untuk materi menulis puisi pada kelas VII di MTs N 1 Surakarta
adalah 65. Lebih lengkapnya nilai menulis puisi siswa sebelum pembelajaran dengan pendekatan SAVI dapat dilihat pada lampiran 8b halaman 155.
Berdasarkan hasil nilai tersebut, dapat diketahui bahwa skor tertinggi kemampuan menulis puisi kelas VII-H MTs Negeri 1 Surakarta sebelum
menggunakan pendekatan SAVI adalah 80, sedangkan skor terendah adalah 45.
commit to user
Hasil menulis pusi kelas VII-H MTs Negeri 1 Surakarta dapat disajikan dalam Tabel Distribusi Frekuensi Bergolong TDFB. TDFB memuat kelas interval
yang menggunakan bilangan ganjil seperti 3,5,7,9, dan seterusnya. Hasil penulisan puisi siswa kelas VII-H MTs Negeri 1 Surakarta sebelum
menggunakan pendekatan SAVI adalah sebagai berikut ini.
Tabel 7. Distribusi Frekuensi Bergolongan Hasil Pembelajaran Menulis Puisi Siswa Kelas VII-H MTs Negeri 1 Surakarta Sebelum Menggunakan
Pendekatan SAVI
No. Kelas Interval
F Nilai Tengah
Fx 1
80-82 2
81 162
2 77-79
78 3
74-76 75
4 71-73
72 5
68-70 8
69 552
6 65-67
3 66
198 7
62-64 63
8 59-61
6 60
360 9
56-58 57
10 53-55
9 54
486 11
50-52 4
51 204
12 47-49
48 13
44-46 5
45 225
N=37 ∑fx=2217
Hasil nilai tersebut dapat disajikan dalam bentuk gambar 3 berikut ini.
2 4
6 8
10
45 48
51 54
57 60
63 66
69 72
75 78
81
Gambar 3. Hasil Pembelajaran Menulis Puisi Siswa Kelas VII-H MTs Negeri 1 Surakarta Sebelum Menggunakan Pendekatan SAVI
commit to user
Beberapa hal yang menyebabkan lemahnya kemampuan menulis puisi siswa kelas VII-H adalah 1 kesulitan dalam memulai menulis, 2 kesulitan
dalam memilih diksi yang puitis, dan 3 kurang imajinasi yang kuat. Berdasarkan hasil observasi dan survei awal tersebut, peneliti kemudian
berdiskusi dengan guru untuk menentukan langkah selanjutnya. Diskusi yang dilakukan mengarah pada upaya perbaikan pembelajaran menulis puisi yang
dilakukan untuk menghasilkan kualitas pembelajaran yang sesuai dengan standar kelulusan yang dicanangkan sekolah. Dari pembicaraan tersebut
kemudian disepakati untuk melakukan pembelajaran menulis puisi dengan pendekatan SAVI. Selanjutnya diputuskan untuk memulai tindakan perbaikan
pembelajaran pertama siklus I pada hari Rabu 23 Februari 2011 dan Kamis 24 Februari 2011.
B. Deskripsi Hasil Penelitian