commit to user
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Hakikat Kemampuan Menulis Puisi
a. Pengertian Menulis
Menulis merupakan salah satu dari empat aspek keterampilan berbahasa yang sangat penting. Henry Guntur Tarigan 2008: 21 menjelaskan
menulis atau mengarang adalah proses menggambarkan suatu bahasa sehingga pesan yang disampaikan penulis dapat dipahami pembaca. Suparno dan M.
Yunus dalam St. Y. Slamet, 2009: 96 mendefinisikan menulis adalah kegiatan penyampaian pesan komunikasi dengan menggunakan bahasa tulis
sebagai alat medianya. St. Y. Slamet 2009: 96 menyatakan bahwa menulis itu bukan hanya
melahirkan pikiran atau perasaan saja, melainkan juga merupakan pengungkapan ide, pengetahuan, ilmu, dan pengalaman hidup seseorang
dalam bahasa tulis. Menulis menurut Yant Mujiyanto, Budhi Setiawan, Purwadi, dan Edy Suryanto 2000: 63 adalah menyusun buah pikiran dan
perasaan atau data informasi yang diperoleh menurut organisasi penulisan sistematis, sehingga tema karangan yang disampaikan sudah dipahami
pembaca. Rass 2008 mengatakan “writing is especcially difficult for nonnative
speakers because they are expected to create written products that demonstratte mastery of all the aforementioned issues in a new langguage”.
Gharth 2002 mengatakan “writing is a complex proccess that allows writter to explore thoughts and ideas, and make them visible and concrete”. Kedua
pendapat tersebut mengisyaratkan bahwa kegiatan menulis merupakan kegiatan yang tidaklah mudah asal-asalan, tetapi merupakan kegiatan yang
bermakna karena merupakan hasil dari pikiran manusia. Kemampuan menulis merupakan kemampuan untuk menuangkan ide
atau gagasan melalui lambang grafik yang teratur sehingga dapat dipahami 8
commit to user
orang lain yang membacanya. Kemampuan menulis termasuk dalan empat aspek berbahasa yang harus dikuasai siswa. Untuk memperoleh kemampuan
menulis yang baik, perlu keseimbangan isi, organisasi tulisan, tujuan, kosa kata, ejaan, dan berbagai hal pendukung lainnya. Beberapa hal tersebut tidak
hanya berlaku untuk jenis tulisan nonsastra, tetapi juga berlaku untuk tulisan sastra tidak terkecuali puisi.
Menulis menurut Sabarti Akhadiah, Maidar G. Arsjad, dan Sakura H. Ridwan 1996: 2-5 merupakan suatu aktivitas yang berproses. Sebagai
proses, menulis terdiri dari serangkaian aktivitas yang terjadi dan melibatkan beberapa fase. Fase menulis dibagi menjadi fase prapenulisan persiapan,
penulisan pengembangan isi karangan, dan pascapenulisan telah dan revisi atau penyempurna tulisan.
Fase-fase penulisan di atas hendaknya tidak dipahami sebagai langkah penulisan yang secara kaku dengan batas yang jelas. Urutan dan batas
antarfase itu sangat luwes bahkan dapat tumpang tindih, maksudnya sewaktu menulis sangat mungkin melakukan aktivitas yang terdapat pada setiap fase
selama bersama. Menulis merupakan aktivitas yang memang kompleks. Dari kegiatan
menulis kita dapat memperoleh banyak hal yang baik. Lasa Hs 2005: 23-28 menjelaskan enam manfaat kegiatan menulis, yaitu: 1 memperoleh
keberanian; 2 menyehatkan kulit wajah; 3 membantu memecahkan masalah; 4 membantu untuk memperoleh dan mengingat informasi; 5
mengatasi trauma; dan 6 menjernihkan pikiran. Senada dengan pendapat di atas, St. Y. Slamet 2009: 104
menjelaskan manfaat yang diperoleh seseorang dari kegiatan menulis. Manfaat tersebut antara lain: 1 meningkatkan kecerdasan; 2 mengembangkan daya
inisiatif dan kreativitas; 3 menumbuhkan keberanian; dan 4 mendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi.
commit to user
b. Pengertian Puisi