UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KREATIF PUISI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAVI SOMATIS, VISUAL, AUDITORI, DAN INTELEKTUAL)PADA SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 2 SANDEN BANTUL.
UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KREATIF PUISI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAVI
(SOMATIS, VISUAL, AUDITORI, DAN INTELEKTUAL) PADA SISWA KELAS VIII E
SMP NEGERI 2 SANDEN BANTUL
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
oleh
Dita Pramita Dewi NIM 12201241059
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2017
(2)
dengan Menggunakan Pendekatan SA VI (Somatis, Visual, Auditori, dan Intelektual) pada Siswa Kelas VIII E SMP Negeri 2 Sanden telah disetujui oleh pembimbing
untuk diujikan.
Yogyakarta, Januari 2017 Pembimbing,
Pembimbing I,
Prof. Dr. Suminto.A. Sayuti NIP19561026 198003 1 003
ii
Pembimbing II,
Gセカ
Kusmarwanti
セ、NL
M.A. • NIP 197709232005012005(3)
PENGESAHAN
Skripsi yang beIjudul Upaya Meningkatkan Keterampilan Menulis Kreatif Puisi dengan Menggunakan Pendekatan SA VI (Somatis, Visual, Auditori, dan Intelektual) pada Siswa Kelas VIII E SMP Negeri2Sandentelah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada 16 Januari 2017 dan dinyatakan lulus.
Kusmarwanti, M.Pd., M.A. Sekretaris Penguji
Tanggal
Yogyalcarta,
l?
Februari 2017 Fakultas Bahasadan Seni DEWAN PENGUJIJabatan Nama
Prof.Dr. Suminto A. Sayuti Penguji Pembimbing _ Esti Swatika, S.Pd., M.Hum. Ketua Penguji
(4)
Nama : Dita Pramita Dewi
NIM : 12201241059
Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas :Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta
Menyatakan bahwa karya ilmiah ini adalah hasil pekeIjaan saya sendiri. Sepanjang pengetahuan saya; karya ilmiah ini tjdak berisi materi yang ditulis oleh
.. .
orang lain, kecuali bagian-bagian tertentu yang saya tulis sebagai acuan dengan mengikuti tata cara dan etika penulisan karya ilmiah yang lazim.
Apabila temyata pemyataan saya terbukti tidak benar, sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya.
Yogyakarta, 22 Januttri 2017 Penulis
セ
Dita Pramita Dewi NIM 12201241059
(5)
MOTTO
Waktu tidak bisa dibeli dengan uang, namun dengan memanfaatkan
waktu sebaik-baiknya kita dapat menghasilkan apa yang kita inginkan.
(Penulis)
Berhati-hatilah dengan perkataanmu terhadap seseorang hari ini, karena
mungkin besok Anda tidak bertemu dengannya lagi. Dan Anda tidak bisa
(6)
sehingga penulisan dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi ini dengan baik dan lancar tanpa ada halangan yang berarti. Saya persembahkan karya sederhana ini untuk kedua orang tua saya, Bapak Suryadi dan Ibu Ita Suharnita yang telah memberikan perhatian, usaha, materi, fasilitas, kasih sayang, dan tentunya doa yang tak pernah putus.
(7)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Upaya Meningkatkan Keterampilan Menulis Kreatif Puisi dengan Menggunakan Pendekatan SAVI (Somatis, Visual, Auditori, dan Intelektual) pada Siswa Kelas VIII E SMP Negeri 2 Sanden Bantul dengan lancar. Penulisan skripsi ini dilakukan guna memenuhi sebagian persyaratan dalam menyelesaikan studi untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan.
Penulisan skripsi ini dapat terselesaikan karena bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, saya menyampaikan terima kasih secara tulus kepada Rektor Universitas Negeri Yogyakarta, Dekan Fakultas Bahasa dan Seni, serta Ketua Jurusan dan Ketua Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah memberikan kesempatan dan berbagai kemudahan kepada saya.
Rasa hormat, terima kasih, dan penghargaan yang setinggi-tingginya saya sampaikan kepada kedua pembimbing, yaitu Prof. Dr. Suminto A. Sayuti dan Ibu Kusmarwanti, M.Pd,. M.A. yang penuh kesabaran, kearifan, dan bijaksana di sela-sela kesibukannya untuk membimbing saya.
Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada guru bahasa Indonesia, Ibu Rusmini, S.Pd. yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian di SMP Negeri 2 Sanden. Terima kasih untuk siswa kelas VIII E yang telah bekerja sama dan turut membantu dalam melaksanakan penelitian. Terima kasih untuk kedua orang tua saya, Bapak Suryadi dan Ibu Ita yang selam ini selalu menyemangati, mendoakan, dan selalu membantu proses studi maupun penelitian ini. Terima kasih juga untuk lelaki yang selalu mendukung saya dan menyanyangi saya Reza Aulia SH., terima kasih juga saya sampaikan kepada teman-teman saya, Suci, Risma, Nadya, Ipeh, Mblem, Iing, Lita, Sofi, dan Ebi yang selama ini selalu ada untuk saya dan membantu proses pengerjaan skripsi ini.
(8)
penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.
Yogyakarta, 22 Januari 2017 Penulis
Dita Pramita Dewi NIM 12201241059
(9)
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ………... i
HALAMAN PERSETUJUAN ………... ii
HALAMAN PENGESAHAN ………... iii
PERNYATAAN ………... iv
MOTTO ………... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ………... vi
KATA PENGANTAR ………... vii
DAFTAR ISI ………... ix
DAFTAR TABEL ………... xiii
DAFTAR GAMBAR ………... xv
DAFTAR LAMPIRAN ………... xvi
ABSTRAK ………... xviii
BAB I PENDAHULUAN ………... 1
A. Latar Belakang Masalah ………... 1
B. Identifikasi Masalah ………... 5
C. Pembatasan Masalah ………... 5
D. Rumusan Masalah ………... 5
E. Tujuan Penelitian ………... 6
F. Manfaat Penelitian ………... 6
G. Batasan Istilah ………... 7
BAB II KAJIAN TEORI ………... 9
A. Deskripsi Teori ………... 9
1. Hakikat Menulis ………... 9
(10)
5. Pembelajaran Menulis Kreatif Puisi di SMP………...………... 16
6. Evaluasi Pembelajaran Menulis Kreatif Puisi ………... 17
7. Pendekatan SAVI ………... 18
8. Kelebihan an Kekurangan Pendekatan SAVI ………... 23
9. Tahap-tahap Pembelajaran Menulis Kreatif Puisi dengan Pendekatan SAVI ………. .... 22
10.Penilaian Pembelajaran Menulis Puisi ………... 25
B. Penelitian yang Relevan ………... 29
C. Kerangka Pikir ……….... 30
D. Hipotesis Tindakan ………... 31
BAB III METODE PENELITIAN ……….... 32
A. Setting Penelitian ……….... 33
B. Jenis Penelitian ………... 34
C. Prosedur Penelitian ………... 34
1. Rencana Tindakan (Planning) ………... 34
2. Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan ……….. 35
3. Refleksi ……….. .. 36
4. Pelaksanaan Evaluasi ………. .. 36
D. Teknik Pengumpulan Data ………... . 37
1. Observasi ……….. 37
2. Wawancara ………... 37
3. Tes Menulis Puisi ………...….. 38
4. Analisis Data ………..……... 38
5. Catatan Lapangan ………. 38
6. Dokumentasi Foto ……….. .. 39
7. Angket ……….. 39
E. Instrumen Penelitian ………. . 40
1. Lembar Kerja Peserta Didik ………. 40
2. Pedoman Pengamatan ………. . 41
3. Dokumen Nilai Tugas Peserta Didik ……….. 42
4. Lembar Catatan Lapangan ……….. 42
(11)
6. Angket ………... 44
7. Foto Dokumentasi ………... 46
F. Teknik Analisis Data ……….... 46
1. Teknik Analisis Data Kualitatif ……….. 46
2. Teknik Analisis Data Kuantitatif ……….... 47
G. Validitas Data ……….. 47
H. Indikator Keberhasilan ……… 49
1. Indikator Keberhasilan Proses ……… 49
2. Indikator Keberhasilan Hasil ……….. 49
BAB IV HASIL PENEITIAN DAN PEMBAHASAN ………... 50 A. Deskripsi Setting Penelitian ……….. 51
1. Tempat Penelitian ……… 51
2. Waktu Penelitian ……….. 51
B. Hasil Penelitian ……….. 52
1. Informasi Awal Pengetahuan dan Pengalaman Peserta Didik dalam Menulis Puisi ………. 52
2. Tes Kemampuan Awal (Pratindakan) dalam Menulis Puisi …… 55
3. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Kemampuan Menulis Kreatif Puisi dengan Pendekatan SAVI ……… 58
a. Siklus I ………....…… 59 b. Siklus II ……….….. 71
4. Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi Peserta Didik dengan Menggunakan Pendekatan SAVI ………. 82
C. Pembahasan ……….. 84
1. Peningkatan Proses dalam Pembelajaran Menulis Puisi dengan Pendekatan SAVI………... 84
2. Sikap Peserta Didik dalam Pembelajaran Menulis Puisi dengan Pendekatan SAVI ………... 85
3. Peningkatan Hasil dalam Pembelajaran Menulis Puisi dengan Pendekatan SAVI ………. , 86
D. Keterbatasan Penelitian ……….... 102 BAB V PENUTUP ……… 103
A. Kesimpulan……….. 103 B. Implikasi ………. 104 C. Saran ………. 105
(12)
(13)
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1: Standar Kompetensi Menulis Kelas VIII Semester 2 ………. 17 Tabel 2: Rubrik Penilaian Tes Menulis Puisi ………. 25 Tabe 3: Model Penilaian Menulis dengan Pembobotan Tiap Komponen …. 27 Tabel 4: Pedoman Penilaian Menulis Puisi ……… 29 Tabel 5: Kisi-kisi Teknik Pengumpulan Data ……… 40 Tabel 6: Pengembangan Indikator dari Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar ……… 41 Tabel 7: Kisi-kisi Lembar Keterampilan Menulis Kreatif Menulis Puisi
Peseta Didik ……….. 41 Tabel 8: Kisi-kisi Pedoman Sikap Peserta Didik ……… 42 Tabel 9: Kisi-kisi Catatan Lapangan ………... 43 Tabel 10: Kisi-kisi Pedoman Wawancara Survei dengan
Guru Bahasa Indonesia Kelas VIII E
SMP Negeri 2 Sanden ……….. 44 Tabel 11: Kisi-kisi Pedoman Wawancara Pascatindakan Pembelajaran
Menulis Puisi dengan Guru Bahasa Indonesia
Kelas VIII E SMP N 2 Sanden ……… 44 Tabel 12: Kisi-kisi Angket Pratindakan Pendekatan SAVI dalam
Pembelajaran Menulis Puisi Peserta Didik Kelas VIII E
SMP N 2 Sanden ……… 45 Tabel 13: Kisi-kisi Angket Penerapan Pendekatan SAVI dalam
Pembelajaran Menulis Puisi Peserta Didik Kelas VIII E
(14)
Kelas VIII E SMP Negeri 2 Sanden ……….. 53 Tabel 16: Hasil Penilaian Pratindakan ……… 57 Tabel 17: Penilaian Ketuntasan Pratindakan ……… 58 Tabel 18: Hasil Pengamatan terhadap Aktivitas Peserta Didik Selama
Proses Pembelajaran Menulis Puisi Siklus I ……….. 65 Tabel 19: Hasil Penilaian Siklus I ……….. 67 Tabel 20: Perbandingan Skor Rata-rata Kemampuan Menulis Puisi
pada Pratindakan dan Siklus 1 ………. 68 Tabel 21: Penilaian Ketuntasan Siklus I ………... 68 Tabel 22: Disrtibusi Frekuensi Skor Kemampuan Menulis Puisi pada
Pratindakan dan Siklus I ……… 69 Tabel 23: Hasil Pengamatan terhadap Aktivitas Peserta Didik
Selama Proses Pembelajaran Menulis Puisi Siklus II ……… 75 Tabel 24: Hasil Penilaian Siklus II ……… 77 Tabel 25: Perbandingan Skor Rata-rata Kemampuan Menulis Puisi pada
Siklus I dan Siklus II ……….. 78 Tabel 26: Penilaian Ketuntasan Siklus II ………. 78 Tabel 27: Disrtibusi Frekuensi Skor Kemampuan Menulis Puisi pada
Siklus I dan Siklus II ……….. 80 Tabel 28: Hasil Pengisian Angket Pascatindakan oleh Peserta Didik
Kelas VIII E ……….. 81 Tabel 29: Peningkatan Skor Rata-rata Praktik Menulis Puisi pada
Pratindakan, Siklus I, dan Siklus II ……….. 83 Tabel 30: Distribusi Frekuensi Skor Kemampuan Menulis Puisi
(15)
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 1: Suasana Kelas Ketika Kegiatan Pratindakan Berlangsung ……. 56 Gambar 2: Siswa Menyimak Materi Penjelasan dari Guru ………... 61 Gambar 3: Siswa Melakukan Kegiatan Menulis Kreatif Puisi
dengan Pendekatan SAVI di Lingkungan Sungai ………... 63 Gambar 4: Grafik Perbandingan Skor Rata-rata Menulis Puisi
pada Pratindakan dan Siklus I ………. 68 Gambar 5: Grafik Perbandingan Skor Rata-rata Menulis Puisi
pada Siklus I dan Siklus II ……… 79 Gambar 6: Grafik Perbandingan Skor Rata-rata Menulis Puisi
(16)
Lampiran 3: Hasil wawancara pratindakan ………... 114
Lampiran 4: Hasil wawancara pascatindakan ………... 116
Lampiran 5: Pedoman Pengamatan terhadap Aktivitas Peserta Didik Selama Proses Pembelajaran Menulis Puisi ………... 119
Lampiran 6: Hasil Pengamatan terhadap Aktivitas Peserta Didik Selama Proses Pembelajaran Menulis Puisi Siklus I ……... 120
Lampiran 7: Hasil Pengamatan terhadap Aktivitas Peserta Didik Selama Proses Pembelajaran Menulis Puisi Siklus II ……... 121
Lampiran 8: Angket Kemampuan Menulis Puisi Kelas VIII SMP Negeri 2 Sanden Sebelum Dilakukan Tindakan ……... 122
Lampiran 9: Angket Kemampuan Menulis Puisi Kelas VIII SMP Negeri 2 Sanden Setelah Dilakukan Tindakan ………... 123
Lampiran 10: Hasil Angket Kemampuan Menulis Puisi melalui Pendekatan SAVI pada Peserta Didik Kelas VIII E SMP Negeri 2 Sanden Sebelum Dilakukan Tindakan ………... 124
Lampiran 11: Hasil Angket Kemampuan Menulis Puisi melalui Pendekatan SAVI pada Peserta Didik Kelas VIII E SMP Negeri 2 Sanden Setelah Dilakukan Tindakan ………... 125
Lampiran 12: Silabus ………... 126
Lampiran 13: RPP Siklus I ………... 132
Lampiran 14: RPP Siklus II ………... 140
(17)
Lampiran 16: Catatan Lapangan ………. 156
Lampiran 17: Foto Dokumentasi ……… 167
Lampiran 18: Hasil Skor Keterampilan Menulis Puisi Pratindakan ……….. 173
Lampiran 19: Hasil Skor Keterampilan Menulis Puisi Siklus I ………. 174
Lampiran 20: Hasil Skor Keterampilan Menulis Puisi Siklus II ……… 175
Lampiran 21: Hasil Tulisan Siswa Pratindakan ……….. 176
Lampiran 22: Hasil Tulisan Siswa Siklus I ………. 179
Lampiran 23: Hasil Tulisan Siswa Siklus II ……… 182
(18)
Oleh Dita Pramita Dewi NIM 12201241059
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan proses dan hasil pembelajaran keterampilan menulis kreatif puisi dengan menggunakan pendekatan SAVI (somatis, visual, auditori, dan intelektual) pada siswa kelas VIII E SMP Negeri 2 Sanden.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII E SMP Negeri 2 Sanden yang berjumlah 28 siswa. Objek penelitian ini adalah peningkatan keterampilan menulis kreatif puisi. Penelitian dilakukan dengan tahap perencanaan, tindakan, pengamatan, refleksi, dan evaluasi. Data diperoleh dari observasi, wawancara, tes, analisis dokumen, catatan lapangan, dokumentasi foto, dan angket. Teknik analisis data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Keberhasilan tindakan ditentukan oleh peningkatan proses dan produk.
Hasil penelitian adalah sebagai berikut. Pertama, peningkatan proses tampak melalui hasil pengamatan yang menunjukkan bahwa selama dilakukan penelitian tindakan, keaktifan, keseriusan, dan antusias peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran menulis puisi meningkat secara bertahap dari pratindakan, siklus I, dan siklus II. Kedua, peningkatan produk dengan pendekatan SAVI dalam menulis kreatif puisi dapat dilihat dari karya peserta didik. Pada pratindakan, rata-rata nilai peserta didik sebesar 55,41 dengan keterangan belum ada peserta didik yang tuntas. Pada siklus I, nilai rata-rata peserta didik naik menjadi 68,98 dengan peserta didik tuntas sebanyak 9 orang. Selanjutnya, pada siklus II rata-rata nilai peserta didik naik menjadi 79,80 dengan ketuntasan 100% atau 28 siswa.
(19)
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik. Bahasa juga merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari bidang studi lainnya. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, baik secara lisan maupun secara tulis. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia ada empat keterampilan yang harus dikuasai oleh peserta didik, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat keterampilan tersebut saling berkaitan dan sangatlah menunjang keberhasilan berbahasa seseorang.
Keterampilan menulis sendiri merupakan kegiatan mengungkapkan ide, gagasan, pikiran, dan perasaanya ke dalam bentuk tulisan. Dengan menulis, siswa dapat menuangkan ide serta gagasan ke dalam berbagai jenis tulisan. Pelajaran Bahasa Indonesia tidak hanya mempelajari bahasa saja, tetapi juga mempelajari tentang sastra. Sastra dapat memberikan pengertian yang dalam tentang manusia dan memberikan interpretasi serta penilaian terhadap peristiwa-peristiwa dalam kehidupan (Sayuti, 1985: 193). Pengajaran sastra direncanakan untuk melibatkan siswa dalam proses pembelajaran. Pengalaman sastra itu terwujud dalam bentuk dari apa yang diketahui dan dirasakan oleh siswa yang berupa sensasi, emosi, dan gagasan-gagasan. Saat pengajaran berlangsung siswa harus diikutsertakan dalam
(20)
pemecahan masalah sehingga siswa menjadi lebih aktif dan kreatif, hal tersebut menyebabkan siswa dapat mencapai kompetensi yang diharapkan.
Keterampilan menulis merupakan hasil cipta yang produktif dari proses membaca, mendengarkan, dan berbicara. Melalui kegiatan menulis inilah peserta didik dapat mengungkapkan gagasannya kepada orang lain secara tidak langsung. Menulis puisi merupakan salah satu materi pembelajaran yang harus dikuasai peserta didik SMP kelas VIII. Pembelajaran menulis puisi bebas diajarkan sebagai kegiatan yang produktif dan ekspresif. Melalui pembelajaran ini siswa dapat mengungkapkan segala pikiran dan perasaannya ke dalam sebuah media. Melalui ketrampilan menulis puisi bebas, siswa diharapkan dapat mengungkapkan pikiran, ide, perasaan yang dimilikinya setelah menjalani proses pembelajaran dalam berbagai tulisan.
Kegiatan menulis puisi peserta didik diharapkan dapat mengungkapkan ide atau gagasannya kedalam bentuk puisi. Peserta didik diberikan kebebasan dalam mencipta dan mengolah ekspresi perasaan serta pikirannya, untuk dituangkan ke dalam salah satu jenis karya sastra tersebut. Akan tetapi, permasalahan yang ditemui adalah tidak semua peserta didik dapat menulis dengan baik. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII E SMP Negeri 2 Sanden (Ibu Rusmini, S.Pd.), sebagian besar peserta didik merasa bosan dengan pembelajaran bahasa Indonesia. Pembelajaran bahasa Indonesia yang identik dengan membaca dan menulis saja cenderung monoton. Hal ini mengakibatkan peserta didik jenuh, dan kurang bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. Terkait dengan pembelajaran menulis puisi, kemapuan peserta
(21)
3
didik dalam menulis puisi masih rendah. Kebanyakan guru masih menggunakan metode konvensional seperti dengan memberikan ceramah di depan kelas dan peserta didik sebagai pendengar yang baik, sehingga mereka mudah merasa bosan dan pembelajaran menjadi tidak efektif. Pembelajaran seperti ini memberikan kebosanan dan kejenuhan serta kurang menarik dalam pandangan peserta didik, sehingga minat peserta didik terhadap pembelajaran tersebut menjadi rendah.
Peserta didik di SMP Negeri 2 Sanden rata-rata selalu mengeluh saat pembelajaran puisi berlangsung. Mereka sering mengeluhkan jika tidak mempunyai ide saat menulis puisi. Pikiran mereka seakan-akan kosong sehingga mereka tidak dapat menuangkan hasil pikiran mereka saat menulis puisi. Permasalahan yang lain juga tampak dari nilai pembelajaran menulis puisi yang rendah di SMP Negeri 2 Sanden tersebut. Kurangnya minat akan pembelajaran puisi juga berpengaruh dalam proses pembelajaran, sehingga peserta didik tidak mengoptimalkan kemampuan mereka dalam proses menulis puisi.
Banyak faktor yang mempengaruhi kemampuan menulis siswa, baik faktor internal seperti kemampuan dan minat siswa, maupun faktor eksternal seperti lingkungan dan model pembelajaran yang diberikan. Oleh karena itu, guru harus tepat dalam memilih metode pembelajaran saat sedang mengajar. Berdasarkan fenomena tersebut, perlu digunakan sebuah metode yang dapat meningkatkan keterampilan menulis peserta didik. Selain disesuaikan materi dan pendekatan pembelajaran, metode pembelajaran juga diharapkan dapat memberikan motivasi, dan menimbulkan daya tarik peserta didik. Dengan demikian, peserta didik akan bersemangat, senang, dan tidak bosan ketika mengikuti pembelajaran.
(22)
Salah satu pendekatan yang dapat digunakan dalam pembelajaran menulis kreatif puisi adalah dengan menggunakan pendekatan SAVI ( Somatis, Auditori, Visual, dan Intelektual). SAVI menekankan belajar berdasarkan aktivitas, yaitu bergerak aktif secara fisik ketika belajar. Jadi pendekatan SAVI melibatkan kelima indra dan emosi dalam proses belajar. Kaitan pendekatan SAVI dengan menulis kreatif puisi sangat relevan karena materi menulis kreatif puisi tidak semata-mata bersumber dari hal-hal yang fikif dan imajinatif. SAVI juga menjadi pendekatan pembelajaran yang lebih inovatif dan pencapaian dari hasil maksimal dalam menulis kreatif puisi.
Penerapan pendekatan SAVI dapat menjadi inovasi bagi guru dalam pembelajaran menulis puisi agar guru lebih kreatif. Metode ini juga diharapkan mampu meningkatkan proses belajar dan prestasi siswa. Oleh karena itu, untuk mengatasi permasalahan yang ada di SMP Negeri 2 Sanden yang berkaitan dengan meningkatkan keterampilan menulis puisi, maka peneliti menggunakan pendekatan SAVI sebagai metode pembelajaran. Peneliti dan guru kolaborator mengadakan penelitian pada siswa kelas VIII E SMP Negeri 2 Sanden yang
berbentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul “Upaya Meningkatkan
Keterampilan Menulis Kreatif Puisi dengan Menggunakan Pendekatan SAVI (Somatis, Visual, Auditori, dan Intelektual) pada Siswa Kelas VIII E SMP Negeri 2 Sanden”.
(23)
5
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka dapat diidentifikasi permasalahan sebagai berikut.
1. Rendahnya minat dan keseriusan siswa dalam keterampilan menulis kreatif puisi pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sanden.
2. Pentingnya kegiatan menulis baik sastra maupun non sastra sehingga harus lebih ditingkatkan.
3. Kurangnya inovasi guru dalam pembelajaran menulis puisi. 4. Metode yang digunakan guru masih bersifat konvensional.
5. Belum digunakannya pendekatan SAVI di SMP Negeri 2 Sanden.
C. Pembatasan Masalah
Melihat latar belakang dan identifikasi permasalahan di atas, diharapkan penelitian ini terfokus dalam membatasi masalah yang ada. Penelitian ini dibatasi pada permasalahan mengenai bagaimana peningkatan keterampilan apresiasi sastra khususnya dalam pembelajaran menulis puisi pada kelas VIII E SMA Negeri 2 Sanden. Pembatasan masalah tersebut dipilih terkait dengan adanya masalah yaitu masih rendahnya keterampilan mengapresiasi sastra pada siswa khususnya dalam menulis kreatif puisi siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sanden.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana proses dan hasil peningkatan keterampilan menulis kreatif puisi dengan menggunakan pendekatan
(24)
SAVI (somatis, visual, auditori, dan intelektual) pada siswa kelas VIII E SMP Negeri 2 Sanden?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka penelitian ini mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan proses dan hasil pembelajaran keterampilan menulis kreatif puisi dengan menggunakan pendekatan SAVI (somatis, visual, auditori, dan intelektual) pada siswa kelas VIII E SMP Negeri 2 Sanden.
F. Manfaat Hasil Penelitian
Berdasarkan judul di atas, maka penelitian ini diharapkan dapat memberikam manfaat sebagai berikut.
1. Manfaat Teoretis
Adanya penelitian ini diharapkan akan menambah teori atau metode dalam pembelajaran keterampilan menulis kreatif puisi.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis, hasil penelitian ini akan bermanfaat sebagai berikut.
a. Bagi siswa, hasil penelitian diharapkan mampu meningkatkan prestasi belajar khususnya dalam menulis kreatif puisi
b. Bagi guru, hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi tolak ukur dalam meningkatkan keterampilan menulis kreatif puisi. Selain itu, penelitian ini
(25)
7
dapat digunakan untuk sebuah referensi strategi pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan menulis kreatif puisi.
c. Bagi sekolah, penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah pada umumnya.
d. Bagi peneliti diharapkan penelitian ini akan menjadi bentuk pengabdian dan penerapan dari ilmu yang didapat, memberikan pengalaman kepada peneliti, serta dapat memberikan kontribusi kepada masyarakat terutama dalam bidang pendidikan menulis puisi.
G. Batasan Istilah
Agar diperoleh pemahaman yang sama antara penyusun dan pembaca tentang istilah judul skripsi ini, maka perlu adanya pembatasan istilah sebagai berikut.
1. Peningkatan merupakan cara yang dilakukan secara sengaja untuk memperbaiki dan mempertinggi kemampuan tertentu. Peningkatan juga diartikan sebagai suatu perubahan dari keadaan tertentu menuju ke keadaan yang lebih baik untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
2. Kemampuan menulis merupakan kecakapan seseorang dalam mengekspresikan pikiran dan perasaannya ke dalam bahasa tulis, sehingga hasilnya dapat dipahami oleh orang lain.
3. Puisi merupakan bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengkonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan pengkonsentrasian struktur fisik dan struktur batin.
(26)
4. Pendekatan SAVI merupakan pendekatan yang menekankan belajar berdasarkan aktivitas, yaitu bergerak aktif secara fisik ketika belajar. Pendekatan SAVI juga melibatkan kelima indra dan emosi dalam proses belajar.
(27)
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Menulis
Menulis bagi seseorang dapat mengungkapkan pikiran dan gagasan untuk mencapai maksud dan tujuan tertentu selain untuk diucapkan. Tarigan (1982: 21) mengatakan bahwa menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang-orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut, kalau mereka memahami bahasa dan gambaran tersebut. Tarigan (1986: 3) menambahkan menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung dan tidak secara tatap muka dengan orang lain.
Akhadiah (1996: 8), menyatakan bahwa menulis merupakan suatu bentuk komunikasi, yaitu suatu proses pemikiran yang dimulai dengan pemikiran gagasan yang disampaikan, merupakan ragam komunikasi yang perlu dilengkapi dengan alat-alat penjelas serta aturan ejaan dan tanda baca, dan merupakan bentuk komunikasi untuk menyampaikan gagasan penulis kepada khalayak pembaca yang dibatasi jarak dan waktu. Aksana (2006: 8), menyatakan bahwa menulis merupakan kegiatan menuangkan pengetahuan, perenungan, pandangan terhadap suatu masalah, imanjinasi, perasaan, pengalaman, dan cita-cita dalam sebuah rangkaian kata. Dari pendapat-pendapat yang sudah disampaikan dapat disimpulkan bahwa menulis adalah salah satu keterampilan berbahasa yang
(28)
digunakan untuk mengungkapkan pikiran atau gagasan dan untuk menyampaikan pesan (komunikasi) melalui bahasa tulis sebagai alat atau medianya, sehingga mudah untuk dipahami oleh pembaca.
2. Tujua dan Manfaat Menulis
Di dalam menulis tentunya memiliki tujuan, fungsi, dan manfaat. Beberapa tujuan tersebut yaitu: Tujuan menulis: 1) Menyampaikan pokok pikiran atau gagasan kepada para pembaca, 2) Memberi informasi tentang suatu naskah kepada pembaca, 3) Memberi hiburan kepada pembaca, 4) Mempengaruhi pembaca atas argumentasi (pendapat) yang diungkapkannya melalui tulisan, (KBBI: 872). Dengan demikian, tujuan seseorang menulis sangat variatif sesuai dengan kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai.
Akhadiah dkk (1996: 1-2) mengemukakan menulis memiliki beberapa manfaat antara lain: 1) dapat mengenali kemampuan dan potensi diri, 2) melalui kegiatan menulis kita mengembangkan berbagai gagasan, 3) memperluas wawasan baik secara teoretis maupun mengenai fakta-fakta yang berhubungan, 4) menjelaskan permasalahan yang semula masih samar bagi diri kita sendiri, 5) dapat meninjau serta menilai gagasan kita sendiri secara lebih objektif, 6) dengan menulis kita akan lebih mudah memecahkan permasalahan, 7) mendorong kita untuk belajar secara aktif, 8) kegiatan menulis yang terencana akan membiasakan kita bepikir serta berbahasa secara tertib. Kegiatan menulis sangat besar manfaatnya, khususnya dalam dunia pendidikan, untuk itu kegiatan menulis ini perlu dibina terus menerus.
(29)
11
3. Keterampilan Menulis Kreatif Puisi a. Pengertian Puisi
Menurut Tarigan (1984: 4) kata puisi berasal dari bahasa Yunani “poesis” yang berarti penciptaan. Dalam bahasa Inggris di sebut “poetry” artinya puisi, poet artinya penyair, poem berarti syair atau sajak. Arti yang semacam ini
lama-kelamaan dipersempit ruang lingkupnya menjadi “ hasil seni sastra yang kata
-katanya disusun menurut syarat tertentu dengan menggunakan irama sajak dan kata-kata kiasan. Menurut Sayuti (2008: 24), puisi adalah karya sastra yang memanfaatkan sarana bahasa secara khas. Pradopo (2002: 314) menyatakan bahwa puisi adalah ucapan atau ekspresi tidak langsung. Puisi merupakan ucapan ke inti pati masalah, peristiwa, atau pun cerita pencritaan. Berdasarkan pendapat-pendapat yang telah dikemukakan, dapat disimpulkan bahwa puisi adalah sebuah karya sastra yang estetis yang merupakan sebuah ekspresi yang memanfaatkan bahasa khas seperti rima, majas, dan irama.
Menulis puisi sendiri menurut Jabrohim (2003: 67), adalah suatu kegiatan seseorang yang menuntut seorang penulis harus cerdas, menguasai bahasa, luas wawasannya, serta peka perasaannya. Menulis kreatif puisi ialah kegiatan yang dilakukan oleh individu, sedangkan lingkungan dan orang hanyalah menjadi stimulus. Menulis kreatif puisi yaitu menulis kembali apa yang dilihat, dirasakan, dipikirkan, dan dilakukan seseorang yang dituangkan dalam bentuk puisi. Saini (1993: 153) menyatakan bahwa menulis kreatif puisi dapat membuat seseorang menggunakan kata-kata secara konotatif, menyusun irama dan bunyi, menyusun baris-baris, dan bait-bait, serta tipografi yang dapat mengungkapkan perasaan.
(30)
Berdasarkan pendapat-pendapat yang telah dikemukakan mengenai menulis puisi dapat disimpulkan bahwa menulis kreatif puisi yaitu kegiatan mengungkapakan perasaan dan pikiran yang dituangkan melalui tulisan yang memperhatikan penggunakan diksi, bunyi, dan bentuk sehingga mengandung makan tertentu.
b. Unsur Pembangun Puisi
Puisi tidak semata-mata hanya sebuah kata-kata, namun didalam puisi terdapat sebuah unsur. Unsur-unsur pembangun puisi merupakan unsur yang membentuk sebuah puisi menjadi karya sastra yang utuh. Berikut unsur-unsur pembangun puisi:
1)Diksi
Diksi merupakan pemilihan kata yang dilakukan oleh penyair untuk mengekspresikan gagasan dan perasaan-perasaan yang bergejolak dan menggejala dalam dirinya (Sayuti, 2008: 143). Secara sederhana diksi merupakan pilihan kata yang digunakan oleh penyair dalam mengolah bahasa dalam karya puisinya. Sayuti (2008: 160) menegaskan bahwa diksi dalam puisi tetap diorientasikan pada sifat-sifat hakiki puisi itu sendiri, yaitu.
a) Secara emotif, kata-kata pilihan disesuaikan dengan hal yang akan diungkapkan.
b) Secara objektif, kata-kata disesuaikan dengan kata lain dalam rangka membangun kesatuan tekstual puisi.
c) Secara imitatif/referensial, kata-kata diperhitungkan potensinya dalam mengembangkan imajinasi sehingga mampu menghimbau tanggapan pembaca untuk mengaitkan dunia puitik dengan realitas.
(31)
13
d) Secara konotatif, kata-kata diperhitungkan agar mampu memberikan efek tertentu pada diri pembacanya. Dengan demikian diksi merupakan media yang digunakan penyair dalam mengungkapkan gagasannya dalam sebuah puisi.
2) Citraan
Citraan adalah kesan yang terbentuk dalam imajinasi melalui sebuah kata atau rangkaian kata yang sering kali merupakan anganangan. Menurut Sayuti (2008: 170), citraan merupakan gambaran pengalaman indera, dalam puisi, yang tidak hanya terdiri dari gambaran mental saja, tetapi sesuatu yang mampu pula menyentuh atau menggugah indera-indera yang lain.
Menurut Sayuti (2008: 174), macam-macam citraan dalam puisi sesuai dengan jenis indera atau perasaan yang ingin digugah atau yang ingin dikomunikasikan penyair adalah sebagai berikut.
a)Citra visual, yang berhubungan dengan indera penglihatan. b)Citra auditif, yang berhubungan dengan indera pendengaran.
c)Citra kinestetik, yang membuat sesuatu yang ditampilkan tampak bergerak. d)Citra termal atau rabaan, yang berhubungan dengan indera peraba.
e)Citra penciuman, yang berhubungan dengan indera penciuman. f)Citra pencecapan, yang berhubungan dengan indera pencecapan. 3)Bahasa Kias
Menurut Sayuti (2008: 195), bahasa kias merupakan cakupan semua jenis ungkapan bermakna lain dengan makna harfiahnya yang bisa berupa kata, frase, ataupun satuan sintaksis yang lebih luas. Bahasa kias atau biasa disebut dengan
(32)
gaya bahasa yang merupakan gaya yang diwujudkan secara khas oleh penyair terhadap puisi yang dituliskan dengan tujuan fungsi estetis puisi. Sayuti (2008: 195) bahasa kias yang paling sering digunakan dalam puisi dapat dikelompokkan ke dalam tiga golongan besar, yaitu kelompok pembandingan (metafora-simile), penggantian (metomini-sinekdok), dan pemanusiaan (personifikasi).
4)Persajakan
Dalam puisi dikenal adanya persajakan, yakni pola estetika bahasa yang dibangun secara sadar berdasarkan ulangan suara (Sayuti, 2008: 103). Secara luas persajakan dapat diartikan sebagai kesamaan dan atau kemiripan bunyi tertentu di dalam dua kata atau lebih, baik yang berposisi di akhir kata, maupun yang berupa perulangan bunyi yang sama yang disusun pada jarak atau rentangan tertentu secara teratur (Sayuti, 2008: 104).
5)Makna
Dalam sebuah puisi makna digali dari proses pembacaan puisi dengan perbandingan bait demi bait yang menggunakan media bahasa. Pada hasil penggalian makna ini akan ditemukan perasaan penyair terhadap puisinya dan amanat yang terkandung dalam puisi tersebut. Makna puisi merupakan praksis transformasi yang dilakukan secara sadar oleh pembaca. Hal ini dikarenakan bahasa puisi cenderung mengintegrasikan satuan-satuan ekspresi dari tahapan arti secara mimesis ke tahapan makna secara semiosis. Untuk mengetahui makna yang terdapat pada sebuah puisi, pembaca harus melalui proses pembacaan mimesis. Pembongkaran dimulai dari tahapan membaca baris-baris puisi dari awal hingga
(33)
15
akhir, dari judul, bait pertama hingga terakhir dengan mengikuti bentangan sintagmatik. Inilah yang disebut pembacaan heuristik (Sayuti, 2008: 349).
4. Tahapan Menulis Puisi
Sayuti (2000: 5), menyatakan bahwa tahap-tahap dalam menulis puisi adalah sebagai berikut.
a. Tahap Preparasi atau Persiapan
Dalam tahap ini merupakan tahap pengumpulan informasi dan data yang dibutuhkan. Persiapan berupa pengalaman-pengalaman yang mempersiapkan seseorang untuk melakukan tugas atau memecahkan masalah tertentu. Semakin banyak pengalaman mengenai masalah atau tema yang dimiliki, maka semakin mudah dan lancar seseorang dalam proses tersebut.
b. Tahap Inkubasi atau Pengendapan
Pada tahap ini, seluruh bahan mentah diolah dan diperkaya melalui akumulasi pengetahuan serta pengalaman yang relevan.
c. Tahap Iluminasi
Pada tahap ini iluminasi semuanya menjadi jelas, tujuan tercapainya penulisan (penciptaan) karya dapat diselesaikan. Seorang penulis akan merasakan suatu kelegaan dan kebahagiaan karena apa yang semula masih berupa gagasan dan masih samar-samar akhirnya menjadi suatu yang nyata.
d. Tahap Verifikasi atau Tinjauan secara Kritis
Pada tahap ini penulis melakukan evaluasi terhadap karyanya sendiri. Jika diperlukan, ia bisa melakukan modifikasi, revisi, dan lain-lain. Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa tahapan dalam menulis kreatif puisi ialah
(34)
melalui tahap preparasi atau persiapan, inkubasi atau pengendapan, iluminasi, dan verifikasi atau tinjauan secara kritis.
5. Pembelajaran Menulis Kreatif Puisi di SMP
Di dalam Kurikulum 2004 dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) disebutkan bahwa menulis merupakan keterampilan yang harus diajarkan dan dikuasai oleh siswa (Sulistyorini, 2010: 12). Kompetensi dasar menulis sastra yang harus dicapai siswa SMP kelas VIII yaitu menulis puisi bebas dengan menggunakan pilihan kata yang sesuai.
Tabel 1: Standar Kompetensi Menulis Puisi Kelas VIII Semester 2 Standar Kompetensi Kompetensi Dasar 16. Mengungkapkan pikiran dan
perasaan dalam puisi bebas.
16.1 Menulis puisi bebas dengan menggunakan pilihan kata yang sesuai. 16.2 Menulis puisi bebas dengan memperhatikan unsur persajakan.
Sumber: Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Bahasa Indonesia.
Penelitian ini menggunakan kompetensi dasar menulis kreatif puisi dengan menggunakan pilihan diksi yang sesuai. Penelitian dilakukan terhadap kelas VIII SMP Negeri 2 Sanden, dengan asumsi bahwa kelas VIII sangat tepat untuk mendapatkan perlakuan ini mengingat kemampuan menulis kreatif puisi mereka harus dimatangkan. Selain hal tersebut, kompetensi dasar menulis puisi bebas memang diberikan pada siswa kelas VIII.
6. Evaluasi Pembelajaran Menulis Kreatif Puisi
Menurut Nurgiyantoro (2010: 19), penilaian ialah alat ukur untuk mengetahui seberapa jauh tujuan-tujuan pengajaran yang telah ditetapkan dapat dicapai setelah siswa mengalami aktivitas belajar. Menulis puisi bebas merupakan
(35)
17
suatu aktivitas yang pada akhirnya menghasilkan suatu bentuk karya sastra berupa puisi, sehingga tes yang digunakan ialah tes esai menulis kreatif puisi. Tes esai adalah tes proses berpikir yang melibatkan aktivitas kognitif tingkat tinggi, menuntut kemampuan siswa untuk menerapkan pengetahuan, menganalisis, menghubungkan konsep-konsep, menilai, dan memecahkan masalah (Nurgiyantoro, 2010: 95).
Dalam penelitian ini, yang menjadi patokan kriteria penulisan kreatif puisi pada siswa adalah unsur pembangun puisi yang terdiri dari diksi, citraan, bahasa kias, persajakan, dan makna atau pesan serta pemilihan judul yang memikat. Hal ini mengingat instrumen yang dipakai dalam penelitian ini adalah soal-soal esai dalam menulis kreatif puisi, maka penilaian yang dipakai menggunakan penilaian dengan memberikan skor secara berskala. Nurgiyantoro (2010: 349) menyatakan bahwa pertanyaan atau soal-soal esai memiliki skor secara berskala karena pada prinsipnya semua jawaban yang telah diberikan oleh subjek penelitian mempunyai nilai atau selayaknya diberi skor. Penilaian tes esai menulis kreatif puisi juga termasuk dalam penilaian ranah kognitif. Nurgiyantoro (2010: 327) mengatakan bahwa hasil belajar sastra yang bersifat kognitif lebih banyak berhubungan dengan kemampuan dan proses berpikir.
7. Pendekatan SAVI (Somatis, Auditori, Visual, dan Intelektual)
Pendekatan pembelajaran ialah pola dalam merencanakan pembelajran di kelas. Pendekatan pembelajaran berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan para guru dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar (Suprijono, 2010: 46). Pendekatan SAVI merupakan cara baru dalam belajar.
(36)
Pendekatan ini merupakan salah satu pendekatan belajar yang paling maju yang digunakan pada masa sekarang. Accelerated Learning didasarkan pada penelitian ini. Dalam pembelajaran ini dapat menggunakan metode dan media yang sifatnya terbuka dan luwes.
Pada dasarnya, pendekatan SAVI (atau multi indrawi) merupakan bagian dari teori pembelajaran Accelerated Learning (AL), teori otak kanan/kiri; pilihan modalitas (visual, auditorial dan kinestetik); teori kecerdasan ganda; pendidikan menyeluruh; belajar berdasarkan pengalaman; dan belajar dengan simbol. Pembelajaran SAVI menganut aliran ilmu kognitif modern yang menyatakan belajar yang paling baik adalah melibatkan semua indra dan segenap kedalaman serta keluasan pribadi, menghormati gaya belajar individu lain dengan menyadari bahwa orang belajar dengan cara-cara yang berbeda. Mengaitkan sesuatu dengan hakikat realitas yang nonlinear, nonmekanis, kreatif, dan hidup. SAVI menekankan belajar berdasarkan aktivitas, yaitu bergerak aktif secara fisik ketika belajar dengan memanfaatkan indra sebanyak mungkin dan membuat seluruh tubuh/pikiran terlibat dalam proses belajar (Astuti, 2002: 90-91).
Dengan kata lain, pendekatan SAVI melibatkan kelima indra dan emosi dalam proses belajar. Siswa tidak hanya duduk diam di tempat mendengarkan penjelasan dari guru. Akan tetapi, mereka diajak bergerak secara aktif dan kreatif sehingga turut terlibat atau mengalami sendiri peristiwa pembelajaran dan menemukan sendiri inti yang dipelajari. Pembelajaran SAVI sejalan dengan gerakan Accelerated Learning (AL), maka prinsipnya juga sejalan dengan AL.
(37)
19
Menurut Dave Meirer (via Astuti, 2002: 54-55), prinsip pembelajaran SAVI adalah sebagai berikut.
a. Belajar melibatkan seluruh pikiran dan tubuh. Belajar tidak hanya melibatkan otak tetapi juga melibatkan seluruh tubuh atau pikiran dengan segala emosi, indra, dan sarafnya.
b. Belajar adalah berkreasi, bukan mengkonsumsi. Pengetahuan bukanlah sesuatu yang diserap oleh pembelajar, melainkan sesuatu yang diciptakan pembelajar. c. Kerjasama membantu proses belajar. Siswa biasanya belajar lebih banyak dengan berinteraksi dengan teman-teman daripada yang mereka pelajari dengan cara lain mana pun.
d. Pembelajaran berlangsung pada banyak tingkatan secara simultan. Belajar bukan hanya menyerap satu hal kecil pada satu waktu linear melainkan menyerap hal banyak sekaligus.
e. Belajar berasal dari mengerjakan pekerjaan itu sendiri (dengan umpan balik). f. Belajar paling baik adalah belajar dengan konteks.
g. Emosi positif sangat membantu pelajaran. Perasaan menentukan kualitas dan kuantitas seseorang.
h. Otak citra menyerap informasi secara langsung dan otomatis.
Istilah SAVI yang terdiri dari Somatis (S) yang bermakna gerakan tubuh (hands-on, aktivitas fisik), yaitu belajar dengan mengalami dan melakukan. Auditori (A) bermakna bahwa belajar dengan mendengarkan, menyimak, berbicara, presentasi, argumentasi, mengemukakan pendapat, dan menanggapi. Visual (V) bermakna belajar menggunakan indra mata melalui mengamati,
(38)
menggambar, mendemonstrasikan, membaca, menggunakan media, dan alat peraga. Intelektual (I) bermakna bahwa belajar menggunakan kemampuan berpikir (minds-on) belajar dengan konsentrasi pikiran dan berlatih menggunakannya melalui bernalar, menyelidiki, mengidentifikasi, menemukan mencipta, mengkonstruksi, memecahkan masalah, dan menerapkan. Sesuai dengan singkatan dari SAVI sendiri yaitu Somatis, Auditori, Visual, dan Intelektual, maka karakteristiknya ada empat bagian (Hamid, 2011: 60), yaitu:
1. Belajar Somatis
Somatis atau somatic berasal dari bahasa Yunani yaitu tubuh sama. Jika dikaitkan dengan belajar maka dapat diartikan learning by moving and doing (belajar dengan bergerak dan berbuat) atau dapat dikatakan keterlibatan dengan objek-objek empiris. Menurut Meirer (2002: 92), somatis adalah pembelajaran yang memanfaatkan dan melibatkan tubuh indra peraba, kinestetik, melibatkan fisik dan menggerakkan tubuh sewaktu kegiatan pembelajaran berlangsung.
Dalam konteks pembelajaran bahasa, somatis berarti belajar dengan memanfaatkan indra peraba dan kinestetik yang melibatkan fisik untuk beraktivitas. Jadi, pembelajaran tidak hanya diarahkan pada pencapaian kemampuan verbal saja, tetapi diarahkan pada aktivitas fisik yang menyertai aktivitas verbal sehingga terjadi kepaduan dalam pikiran dan tubuh secara fisik, bangkit dari tempat duduknya untuk melakukan aktivitas bermakna.
2.Belajar Auditori
Learning by talking and hearing (belajar dengan berbicara dan mendengarkan). Menurut Meier (2002: 93), pikiran kita lebih kuat daripada yang
(39)
21
kita sadari, telinga kita terus menerus menangkap dan menyimpan informasi bahkan tanpa kita sadari. Belajar dengan auditori berarti mengakses jenis bunyi dan kata yang diciptakan maupun diingat. Belajar bahasa secara auditori ditekankan pada aktivitas mendengarkan suara-suara melalui berbagai dialog yang tercipta selama proses pembelajaran di kelas.
3.Belajar Visual
Learning by observing and picturing (belajar dengan mengamati dan menggambarkan). Menurut Meier (2002: 97), dalam otak kita terdapat lebih banyak perangkat untuk memproses informasi visual daripada semua indra yang lain. Setiap siswa yang menggunakan visualnya lebih mudah belajar jika dapat melihat apa yang sedang dibicarakan seorang penceramah atau sebuah buku atau program komputer. Pembelajaran bahasa secara visual menuntut ketersediaan berbagai media yang dapat diamati secara langsung oleh pembelajar untuk kemudian membicarakannya dalam bentuk lisan dan tulis. Meier (2002: 99), menambahkan hal penting yang dapat dilakukan di kelas untuk meningkatkan kemampuan visual dan berbahasa siswa adalah dengan meminta mereka mengamati situasi nyata tertentu, memikirkannya, kemudian membicarakannya kepada orang lain disertai dengan menggambarkan proses, prinsip, atau makna yang diamatinya.
4.Belajar Intelektual
Learning by problem solving and reflecting (belajar dengan memecahkan masalah dan melakukan refleksi). Tindakan pembelajar yang melakukan sesuatu dengan pikiran mereka secara internal ketika menggunakan kecerdasan untuk
(40)
merenungkan suatu pengalaman dan menciptakan hubungan, makna, rencana, dan nilai dari pengalaman tersebut. Hal ini diperkuat dengan makna intelektual adalah bagian diri yang merenung, mencipta, dan memecahkan masalah (Astuti, 2002: 99). Dengan kemampuan intelektual ini, siswa dapat menghubungkan pengalaman mental, fisik, emosional, dan intuitif untuk membuat makna baru dan melahirkan gagasan kreatif dari proses penyaringan informasi. Meier (2002: 100) menjelaskan bahwa belajar bisa optimal apabila keempat unsur SAVI ada dalam satu peristiwa pembelajaran.
8. Kelebihan dan Kelemahan Pendekatan SAVI
Menurut Meier (2002: 91-99), pendekatan SAVI memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari pendekatan SAVI ialah a) membangkitkan kecerdasan dan kreativitas siswa melalui penggabungan gerak fisik dengan aktivitas intelektual, b) menciptakan suasana belajar yang lebih baik, menyenangkan, menarik, dan efektif, c) memaksimalkan ketajaman konsentrasi melalui pembelajaran secara visual, auditori, dan intelektual, d) pembelajaran tidak terpusat pada guru.
Kekurangan dari pendekatan SAVI ialah a) pembelajaran yang melibatkan semua indra dan pikiran membutuhkan kemampuan yang lebih sehingga kemungkinan penerapan kedua pokok tersebut akan mengalami kesulitan, b) sarana dan prasarana yang digunakan akan lebih banyak, c) pembelajaran membutuhkan persiapan yang lebih matang di segala aspek, d) membutuhkan pengaturan kelas yang lebih baik oleh guru agar siswa terlibat aktif dalam pembelajaran.
(41)
23
9. Tahap-Tahap Pembelajaran Menulis Kreatif Puisi dengan Pendekatan SAVI
Menurut Astuti (2002: 106), SAVI akan berjalan dengan baik apabila sudah melalui empat tahapan, yaitu tahap persiapan, tahap penyampaian, tahap pelatihan, dan tahap penampilan hasil.
a. Tahap Persiapan (Kegiatan Pendahuluan)
Pada tahap ini guru membangkitkan minat siswa, memberikan perasaan positif mengenai pengalaman belajar yang akan datang, dan menempatkan mereka dalam situasi optimal untuk belajar.
b. Tahap Penyampaian (Kegiatan Inti)-Konsep Somatis
1) Guru menjelaskan mengenai pembelajaran menulis kreatif puisi dengan pendekatan SAVI.
2) Guru dan siswa berdiskusi mengenai puisi dan unsur-unsur pembangun puisi. 3) Guru mengajak siswa melakukan pengamatan lingkungan dengan diberi
lembar kerja pengamatan.
Tema Pengamatan 1: Lingkungan Sungai Tema Pengamatan 2: Lingkungan Sekolah
4) Siswa diminta mengamati dan berinteraksi dengan lingkungan tersebut. c. Tahap Pelatihan (Kegiatan Inti)-Konsep Auditori, Visual, dan Intelektual 5) Siswa diminta melibatkan semua panca indra selama kegiatan pengamatan
berlangsung.
6) Siswa menuliskan apa yang mereka lihat, temukan, dan dengar selama pengamatan menjadi catatan dalam bentuk kata kunci dalam lembar kerja.
(42)
7) Siswa diminta memilih dan menggunakan kata kunci yang sudah ditulis untuk dirangkai menjadi sebuah puisi utuh dengan memperhatikan unsur-unsur pembangun puisi.
8) Siswa menyunting hasil pekerjaan menulis kreatif puisi d. Tahap Penampilan Hasil (Kegiatan Penutup)
Pada tahap ini guru membantu siswa menerapkan dan memperluas pengetahuan atau keterampilan baru mereka pada pekerjaan sehingga hasil belajar akan melekat dan penampilan hasil akan terus meningkat.
10. Penilaian Pembelajaran Menulis Puisi
Nurgiyantoro (2012: 6) mengemukakan bahwa, penilaian merupakan suatu proses untuk mengukur kadar pencapaian tujuan. Kadar pencapaian tujuan baru dapat diketahui setelah dilakukannya penilaian. Menulis puisi merupakan salah satu tugas kesastraan yang berkaitan dengan penciptaan secara kreatif. Adapun kriteria penilaian puisi dapat bertolak dari kemampuan dalam membangun harmoni atau keselarasan unsur-unsur puisi (Abidin, 2012: 289).
Pedoman penilaian yang digunakan dalam penelitian ini modifikasi dari pedoman penilaian menulis puisi yang dikemukakan Nurgiyantoro (2012: 487), dan pedoman penilaian yang digunakan pada program ESL (English as a Second Language) yang kemudian dilakukan modifikasi. Adapun rubrik penilaian menulis puisi peserta didik disajikan pada Tabel 2.
(43)
25
Tabel 2: Rubrik Penilaian Tugas Menulis Puisi No. Aspek yang Dinilai
Tingkat Capaian Kinerja
5 4 3 2 1
1. Kebaruan tema dan makna 2. Keaslian pengucapan 3. Kekuatan imajinasi 4. Ketapatan diksi
5. Pendayaan pemajasan dan citraan 6. Respon aktif guru
Jumlah skor:
Model penilaian yang digunakan pada program ESL (English as a Second Language) menggunakan model skala interval untuk tiap tingkatan tertentu pada tiap aspek yang dinilai (Nurgiyantoro, 2012: 440). Dengan demikian, penilaian dilakukan secara rinci dan teliti dalam memberikan skor. Model penilaian pada program ESL (English as a Second Language) yang dimodifikasi dari Hartfield (Nurgiyantoro, 2012: 441) disajikan pada Tabel 3.
(44)
Tabel 3: Model Penilaian Menulis dengan Pembobotan Tiap Komponen PROFIL PENILAIAN KARANGAN
Skor
Isi 27-30 SANGAT BAIK-SEMPURNA: padat informasi* substantif* pengembangan tesis tuntas* relevan dengan permasalahan dan tuntas 22-26 CUKUP BAIK: Informasi cukup* substansi cukup* pengembangan tesis
terbatas* relevan dengan permasalahan tetapi tidak tuntas
17-21 SEDANG-CUKUP: informasi terbatas* substansi kurang* pengembangan tesis tidak cukup* permasalahan tidak cukup
13-16 SANGAT-KURANG: tidak berisi* tidak ada substansi* tidak ada pengembangan tesis*tidak ada permasalahan*
Organisasi 18-20 SANGAT BAIK-SEMPURNA: ekspresi lancar* gagasan diungkapkan dengan jelas*padat* tertata dengan baik* urutan logis* kohesif
14-17 CUKUP-BAIK: kurang lancar* kurang terorganisir tetapi ide utama terlihat* bahan pendukung terbatas* urutan logis tetapi tidak lengkap 10-13 SEDANG-CUKUP:tidak lancar* gagasan kacau* terpotongpotong*
urutan dan pengembangan tidak logis
5-9 SANGAT-KURANG: tidak komunikatif* tidak terorganisir* tidak layak nilai*
Kosakata 18-20 SANGAT BAIK-SEMPURNA: pemanfaatan potensi kata canggih* pilihan kata dan ungkapan tepat* menguasai pembentukan kata
14-17 CUKUP-BAIK: Pemanfaatan potensi kata agak canggih* pilihan kata dan ungkapan kata kadang kurang tepat tapi tidak mengganggu
10-13 SEDANG-CUKUP: Pemanfaatan potensi kata terbatas* sering terjadi kesalahan penggunaan kosakata dan dapat merusak makna
7-9 SANGAT-KURANG: Pemanfaatan potensi kata asal-asalan* pngetahuan kosakata rendah
Penggunaan bahasa 22-25 SANGAT BAIK-SEMPURNA: konstruksi kompleks tetapi efektif* hanya terjadi sedikit kesalahan penggunaan bahasa
18-21 CUKUP-BAIK: konstruksi sederhana tetapi efektif* kesalahan kecil pada konstruksi kompleks* terjadi sejumlah kesalahan tetapi makna tidak kabur
11-17 SEDANG-CUKUP: terjadi kesalahan serius dalam konstruksi kalimat-kalimat* makna membingungkan atau kabur
5-10 SANGAT-KURANG: tidak menguasai aturan sintaksis* terdapat banyak kesalahan*tidak komunikatif* tidak layak nilai
Mekanik 5 SANGAT BAIK-SEMPURNA: menguasai aturan penulisan* hanya terdapat beberapa kesalahan ejaan* pengembangan ide pokok dalam tiap paragraf tuntas
4 CUKUP-BAIK: kadang-kadang terjadi kesalahan ejaan tetapi tidak mengaburkan makna* pengembangan ide pokok dalam tiap paragraf tuntas
3 SEDANG-CUKUP: serius terjadi kesalahan ejaan* makna membingungkan atau kabur*pengembangan ide pokok dalam tiap paragraph
2 SANGAT-KURANG: tak menguasai aturan penulisan* terdapat banyak kesalahan ejaan* tulisan tidak terbaca* tidak layak nilai* pengembangan ide pokok tiap paragraf kacau
Pada penelitian ini enam aspek yang terdapat dalam Tabel 2 Rubrik Penilaian Tugas Menulis Puisi dikembangkan menjadi tujuh aspek. Pengembangan aspek penilaian dilakukan dengan menguraikan unsur-unsur pembangun puisi. Aspek keaslian pengucapan dan respon aktif guru diubah
(45)
27
menjadi unsur-unsur pembangun puisi lain yang belum tercantum dalam rubrik penilaian tersebut.
Selain itu, pedoman penilaian dimodifikasi juga berdasarkan Pedoman Penilaian Menulis yang digunakan pada program ESL (English as a Second Language) yang dimodifikasi. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan unuk mempermudah penilaian terhadap unsur-unsur pembangun puisi. Adapun rubrik penilaian puisi peserta didik yang mengadaptasi Tabel 2 Rubrik Penilaian Tugas.
Pedoman penilaian pada program ESL (English as a Second Language) yang dimodifikasi disajikan pada Tabel 4.
(46)
Tabel 4: Pedoman Penilaian Menulis Puisi
No. Aspek Tingkat Capaian Kinerja
Indikator Skor
1. Kebaruan puisi
SANGAT BAIK –SEMPURNA: puisi yang diciptakan meyakinkan pembaca/pendengar bahwa berbeda dengan puisi-puisi yang lain dan menimbulkan kesan baru
5
CUKUP-BAIK: puisi yang diciptakan cukup meyakinkan pembaca/pendengar bahwa berbeda dengan puisi-puisi yang lain dan menimbulkan kesan baru
4
SEDANG-CUKUP: puisi yang diciptakan kurang meyakinkan pembaca/pendengar bahwa berbeda dengan puisi-puisi yang lain dan menimbulkan kesan baru
3
SANGAT KURANG: puisi yang diciptakan tidak
meyakinkan pembaca/pendengar bahwa berbeda dengan puisi-puisi yang lain dan menimbulkan kesan baru
2
2. Kekuatan Imajinasi
SANGAT BAIK –SEMPURNA: imajinasi dapat membangkitkan daya imajinasi pembaca dan memperjelas gagasan yang diungkapkan
5
CUKUP-BAIK: imajinasi cukup membangkitkan daya imajinasi pembaca/pendengar dan cukup memperjelas gagasan yang diungkapkan
4
SEDANG-CUKUP: imajinasi kurang dapat membangkitkan daya pembaca/pendengar dan kurang memperjelas gagasan yang diungkapkan.
3
SANGAT KURANG: imajinsi tidak membangkitkan daya imajinasi pembaca/pendengar dan tidak memperjelas gagasan yang diungkapkan
2
3. Ketepatan Diksi
SANGAT BAIK-SEMPURNA: pemilihan kata dan keefektifan kata yang digunakan tepat
5
CUKUP-BAIK: pemilihan kata dan keefektifan kata yang digunakan cukup tepat 4 SEDANG-CUKUP: pemilihan kata dan keefektifan kata yang digunakan kurang tepat
3
SANGAT KURANG: pemilihan kata dan keefektifan kata yang digunakan tidak tepat
2
4. Pemberda yaan Majas
SANGAT BAIK –SEMPURNA: pemajasan yang digunakan mengekspresikan pikiran yang diungkapkan dan membangun nilai estetis
5
CUKUP-BAIK: pemajasan yang digunakan cukup mengekspresikan pikiran yang diungkapkan dan cukup membangun nilai estetis
4
SEDANG-CUKUP: pemajasan yang digunakan kurang mengekspresikan pikiran yang diungkapkan dan kurang membangun nilai estetis
3
SANGAT KURANG: pemajasan yang digunakan tidak mengekspresikan pikiran yang diungkapkan dan tidak membangun nilai estetis
2
5. Pemberda yaan Citraan
SANGAT BAIK –SEMPURNA: citraan yang digunakan dapat mengonkritkan penggunaan gagasan dan membangkitkan tanggapan imajinasi
5
CUKUP-BAIK: citraan yang digunakan cukup dapat pengonkritkan pengungkapkan gagasan dan membangkitkan tanggapan imajinasi
4
SEDANG-CUKUP: citraan yang digunakan kurang dapat pengonkritkan pengungkapkan gagasan dan membangkitkan tanggapan imajinasi
3
SANGAT KURANG: citraan yang digunakan tidak dapat pengonkritkan pengungkapkan gagasan dan membangkitkan tanggapan imajinasi
2
6. Pengguna an Rima
SANGAT BAIK –SEMPURNA: penggunaan rima membangkitkan nilai estetis puisi
5
CUKUP-BAIK: penggunaan rima cukup dapat membangkitkan nilai estetis puisi 4 SEDANG-CUKUP: penggunaan rima kurang
membangkitkan nilai estetis puisi
3
SANGAT KURANG: penggunaan rima tidak dapat membangkitkan nilai estetis puisi
2
7. Penyampa ian Amanat
SANGAT BAIK –SEMPURNA: amanat disampaiakan dengan jelas dan mudah dimengerti
5
CUKUP-BAIK: amanat disampaikan dengan cukup jelas dan mudah dimengerti 4 SEDANG-CUKUP: penyampaian amanat kurang jelas dan kurang dapat dimengerti
3
SANGAT KURANG: penyampaian amanat tidak jelas dan tidak dapat dimengerti
(47)
29
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Putri Aprilia Artanti (2012) dengan judul Upaya Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi dengan Menggunakan Strategi Tulis Kini pada Siswa Kelas VIIB SMP Negeri 1 Seyegan Sleman. Strategi yang digunakan pada penelitian tersebut menggunakan refleksi pengalaman-pengalaman yang telah siswa alami. Strategi ini mendramatisir proses pembelajaran guna meningkatkan perenungan 31 siswa secara mandiri dengan meminta siswa menuliskan apa yang telah dirasakan dengan pengalaman yang didapat dengan langsung menuliskan pada selembar kertas. Peningkatan ini dibuktikan dengan skor menulis puisi dari rata-rata pada pratindakan 16,64 menjadi 28,17 pada rata-rata pengambilan skor puisi terakhir. Penelitian tersebut relevan dengan penelitian ini karena sama-sama merefleksikan pengalaman siswa ke dalam sebuah puisi. Perbedaannya penelitian tersebut menggunakan strategi Tulis Kini, sedangkan penelitian ini dengan pendekatan SAVI.
Penelitian yang relevan selanjutnya adalah Welly Desi Prihantari (2010) dengan judul Keefektifan Pendekatan SAVI (Somatis, Auditori, Visual, dan Intelektual) dalam Pembelajaran Menulis Kreatif Puisi. Pada skripsi Welly diperoleh hasil perhitungan analisis uji-t data pretest dan posttest kemampuan menulis kreatif puisi kelompok eksperimen diperoleh thitung sebesar 15,763, ttabel sebesar 2,031 dengan db 31. Nilai thitung lebih besar daripada ttabel (15,763>2,031) pada taraf signifikansi 0,05 (5%) yang berarti signifikan. Hasil
(48)
uji-t tersebut menunjukkan bahwa pendekatan SAVI efektif digunakan dalam pembelajaran menulis kreatif puisi.
Persamaan skripsi ini dengan milik Welly yaitu sama-sama menulis kreatif puisi dengan pendekatan SAVI, namun perbedaannya yaitu pada skripsi ini penelitian kelas (PTK), sedangkan pada skripsi Welly yaitu eksperimen. Pada skripsi tersebut pendekatan SAVI untuk pembelajaran menulis kreatif puisi dinyatakan berhasil karena nilai menulis puisi peserta didik yang menggunakan pendekatan SAVI lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol.
C. Kerangka Pikir
Pembelajaran menulis puisi tidak selamanya sempurna dan mencapai hasil yang baik dan maksimal. Ada pun permasalahan dalam pencapaian tujuan pembelajaran dalam menulis puisi antara lain adalah tidak semua peserta didik dapat menulis puisi dengan baik. Peserta didik masih menganggap menulis puisi adalah hal yang sulit, karena mereka harus menemukan ide dan mengungkapkannya dengan bahasa yang menarik, padat, dan indah. Berdasarkan fenomena tersebut, perlu digunakan sebuah pendekatan atau metode yang dapat meningkatkan keterampilan menulis peserta didik.
Pendekatan SAVI dipandang sesuai untuk menangani kendala-kendala dan hambatan dalam proses pembelajaran menulis puisi. Pembelajaran menulis kreatif puisi dengan pendekatan SAVI akan melibatkan siswa secara aktif dan menciptakan lingkungan yang kondusif. Hal itu akan mengubah cara menemukan, mengalami, menciptakan, dan mengevaluasi sendiri materi yang dipelajari dengan perasaan nyaman dan aman. Pendekatan pembelajaran SAVI melibatkan peserta
(49)
31
didik secara langsung, sehingga sangat efisien. Pembelajaran menulis kreatif puisi dengan pendekatan SAVI yaitu Somatis belajar dengan bergerak dan berbuat, Auditori belajar dengan berbicara dan mendengarkan, Visual belajar dengan mengamati dan mendengarkan, dan Intelektual belajar dengan pemecahan masalah dan melakukan refleksi mampu menjadi alternatif pembelajaran yang menyenangkan. Melalui pendekatan SAVI, peserta didik dilatih untuk mengoptimalkan panca indera mereka agar mereka dapat menentukan poin-poin yang akan menjadi batu loncatan mereka saat mengembangkan menjadi suatu puisi yang utuh. Selain itu, pendekatan SAVI mengajarkan peserta didik menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran.
Penelitian tindakan kelas dengan pendekatan SAVI dalam pembelajaran menulis puisi ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menulis puisi peserta didik. Hasil penelitian ini dapat menjadikan solusi dalam meningkatkan minat dan motivasi peserta didik dalam pembelajaran menulis puisi, serta dapat meningkatkan kemampuan menulis puisi peserta didik SMP Negeri 2 Sanden.
D.Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka pikir di atas, hipotesis tindakan yang dapat diajukan
adalah sebagai berikut: “Jika pembelajaran menulis kreatif puisi pada peserta
didik kelas VIII E SMP N 2 Sanden, menggunakan pendekatan SAVI, sikap, proses dan hasil pembelajaran menulis kreatif puisi peserta didik kelas VII E SMP N 2 Sanden meningkat”. Peningkatan yang dimaksud meliputi peningkatan proses dan hasil pembelajaran
(50)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian
Penelitian tindakan ini dilakukan di SMP Negeri 2 Sanden Bantul SMP Negeri 2 Sanden yang beralamat di Jalan Samas, Srigading, Sanden, Bantul Yogyakarta. Waktu penelitian ini dimulai dari bulan April hingga bulan Mei 2016 pada semester 2 tahun ajaran 2015/2016.
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII E SMP Negeri 2 Sanden. Siswa dalam kelas ini berjumlah 28 orang yang di antaranya terdiri dari 16 orang siswa perempuan dan 12 orang siswa laki-laki. Objek penelitian ini adalah proses pembelajaran menulis kreatif puisi dengan pendekatan SAVI (somatis, visual, auditori, dan intelektual). Dalam pembelajaran menulis kreatif puisi di SMP Negeri 2 Sanden pada kelas VIII E guru masih menggunakan metode konvensional yaitu dengan model ceramah di depan kelas, sehingga banyak siswa yang merasa bosan dan jenuh sehingga mengurangi minat belajar siswa saat pembelajaran berlangsung.
Dalam pembelajaran menulis kreatif puisi siswa mengalami kesulitan ketika ditugaskan untuk menuangkan ide mereka yang dikaji dalam bentuk puisi. Mereka seperti kesulitan untuk menemukan ide sehingga menghambat kerja mereka dalam menulis puisi. Berdasarkan hal tersebut, peneliti memilih kelas VIII E untuk menjadi setting penelitian. Dengan adanya penelitian tentang upaya peningkatan keterampilan menulis kreatif puisi dengan pendekatan SAVI ini diharapkan dapat menjadi sebuah inovasi untuk pembelajaran menulis kreatif
(51)
33
puisi agar tidak membosankan lagi. Selain itu, dengan adanya penelitian ini dapat mengoptimalkan keterampilan menulis puisi siswa.
B. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian tindakan kelas Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang dilakukan oleh guru ke kelas atau di sekolah tempat ia mengajar dengan menekankan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praktis pembelajaran (Arikunto, 2006: 16).
Penelitian ini dilakukan secara kolaboratif, artinya peneliti melakukan penelitian ini dengan berkolaborasi atau bekerja sama dengan guru Bahasa Indonesia SMP Negeri 2 Sanden kelas VIII E, yang bernama Rusmini, S.Pd. Guru sebagai pelaku tindakan sedangkan peneliti sebagai pelaku pengamatan terhadap berlangsungnya proses tindakan. Tujuan dari penelitian tindakan ini adalah untuk meningkatkan keterampilan menulis puisi dengan pendekatan SAVI.
C. Prosedur Penelitian
1. Rencana Tindakan (Planning)
Pada tahap ini tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian yaitu meliputi prasurvei, menentukan tujuan pembelajaran, yaitu membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), merancang instrumen, membuat lembar observasi dan alat evaluasi untuk setiap pertemuan. Adapun rincian langkah-langkah yang akan dilakukan adalah sebagai berikut.
(52)
a. Observasi mengenai kondisi sekolah, kelas, peserta didik, sarana, dan prasarana yang mendukung pembelajaran serta pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran.
b. Merumuskan tujuan pembelajaran, yaitu untuk meningkatkan keterampilan menulis kreatif puisi dengan penerapan pendekatan SAVI.
c. Penyamaan persepsi antara mahasiswa observer dan guru kolaborator. Peneliti bersama kolaborator menyamakan persepsi dan berdiskusi untuk mengidentifikasi permasalahan yang muncul berkaitan dengan pembelajaran bahasa khususnya menulis puisi.
d. Mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). e. Membuat rancangan instrumen.
f. Menyiapkan lembar observasi aktivitas belajar siswa dan catatan lapangan. 2. Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan
Pada tahap tindakan ini, guru melakukan kegiatan pembelajaran seperti yang telah direncanakan, yaitu kegiatan pembelajaran menulis kreatif puisi dengan menggunakan pendekatan SAVI. Pengamatan merupakan upaya mengamati pelaksanaan tindakan. Pengamatan ini dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan lembar observasi. Penelitian ini akan dilaksanakan berdasarkan proses penelitian tindakan menurut Kemmis dan Mc. Taggart (Madya, 2011:67), yaitu sebagai berikut.
a. Merumuskan masalah dan merencanakan tindakan. b. Implementasi tindakan.
(53)
35
d. Perubahan atau revisi untuk perencanaan siklus berikutnya. 3. Refleksi
Refleski dilakukan secara sistematis selama proses pembelajaran berlangsung. Pada tahap ini dilaksanakan monitoring secara sistematis terhadap kegiatan yang dilakukan peserta didik selama proses pembelajaran. Monitoring dilakukan terhadap keaktifan siswa dalam pembelajaran dan hasil pekerjaan peserta didik. Monitoring bertujuan untuk mengenali dan mengevaluasi perkembangan yang terjadi dengan adanya tindakan yang telah dilaksanakan. Kegiatan ini berfungsi untuk mengevaluasi dua hal: (1) apakah pelaksanaan tindakan telah sesuai dengan rencana tindakan dan (2) apakah telah mulai terjadi atau sudah terjadi peningkatan, perubahan positif menuju ke arah pencapaian tujuan yang ditetapkan. Setelah siklus I selesai, kemudian dilanjutkan siklus II. Langkah kerja pada siklus II sesuai dengan langkah kerja pada siklus I. Siklus II diharapkan mampu memperbaiki kegiatan pada siklus I. Refleksi pada setiap pertemuan dirangkum kembali secara keseluruhan agar diperoleh gambaran secara umum dalam setiap siklusnya.
4. Pelaksanaan Evaluasi
Evaluasi dilaksanakan untuk menghimpun dan menganalisis data yang diperoleh. Adanya evaluasi pada setiap siklus akan bermanfaat dalam merencanakan siklus berikutnya.
(54)
D. Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi (pengamatan)
Kegiatan observasi (pengamatan) bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh efek tindakan yang telah dicapai. Pengamatan dilakukan dengan mengamati proses pembelajaran menulis puisi baik ketika pratindakan maupun ketika tindakan yaitu menulis puisi dengan pendekatan SAVI. Kegiatan pengamatan akan dilakukan oleh dua orang pengamat dan dibantu dengan menggunakan pedoman pengamatan. Pengamatan dilakukan untuk memperoleh data tentang penerapan pendekatan SAVI dalam pembelajaran menulis puisi di sekolah, sikap peserta didik dalam pembelajaran, dan hasil pembelajaran menulis puisi dengan pendekatan SAVI. Selain itu, pengamatan juga digunakan untuk mengonfirmasi data yang diperoleh melalui tes, dokumentasi, angket, wawancara, dan catatan lapangan
2. Wawancara
Wawancara merupakan suatu cara yang dipergunakan untuk mendapatkan informasi dari responden dengan melakukan tanya jawab sepihak (Nurgiyantoro, 2011: 96). Wawancara dilakukan kepada guru mata pelajaran Bahasa Indonesia Kelas VIII E SMP Negeri 2 Sanden. Jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara terpimpin. Penggunaan pedoman wawancara dalam teknik ini, dapat menunjukkan arah tanya jawab yang akan dilakukan.Wawancara kepada guru mata pelajaran Bahasa Indonesia Kelas VIII E SMP Negeri 2 Sanden dilakukan ketika survei dan setelah kegiatan penelitian berlangsung. Wawancara dilakukan untuk mengetahui kesulitan siswa dalam menulis puisi serta tanggapan siswa dan
(55)
37
guru mengenai penerapan pendekatan SAVI dalam pembelajaran menulis kreatif puisi.
3. Tes Menulis Puisi
Tes digunakan untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam kegiatan menulis puisi, baik sebelum dilaksanakan tindakan maupun seletah dilaksanakannya tindakan. Tes diberikan kepada peserta didik kelas VIII E SMP Negeri 2 Sanden, yang berjumlah 28 siswa. Tes digunakan untuk mendapatkan data tentang penerapan pendekatan SAVI dalam pembelajaran menulis puisi di sekolah, sikap peserta didik dalam pembelajaran, dan hasil pembelajaran menulis puisi dengan pendekatan SAVI. Bentuk tes yang digunakan adalah bentuk tes uraian yang disajikan dalam lembar kerja peserta didik.
4. Analisis Dokumen
Analisis terhadap puisi hasil karya peserta didik bertujuan untuk memperoleh data tentang proses menulis dan hasil tulisan peserta didik, baik sebelum maupun sesudah tindakan. Dengan demikian, dapat diketahui kualitas proses pembelajaran menulis yang telah terjadi, serta besarnya peningkatan kemampuan menulis puisi setiap peserta didik secara kuantitatif. Selain itu, dapat diketahui rerata peserta didik secara klasikal. Pada akhir proses pembelajaran, dokumen nilai ini dapat digunakan untuk mengetahui hasil peningkatan kemampuan peserta didik dalam menulis puisi.
5. Catatan Lapangan
Catatan lapangan digunakan untuk mendeskripsikan kondisi yang terjadi pada saat proses pembalajaran menulis puisi berlangsung. Segala aktivitas
(56)
pembelajaran menulis puisi dideskripsikan dalam catatan lapangan, mulai dari pratindakan hingga tindakan pembelajaran menulis puisi dengan pendekatan SAVI pada siklus I dan siklus II. Catatan lapangan digunakan dengan tujuan untuk memperoleh data tentang penerapan pendekatan SAVI dalam pembelajaran menulis puisi di sekolah, sikap peserta didik dalam pembelajaran, dan hasil pembelajaran menulis puisi dengan pendekatan SAVI.
6. Dokumentasi Foto
Dokumentasi foto berfungsi untuk merekam data visual tentang proses kegiatan pembelajaran atau hasil pembelajaran. Dengan demikian, dokumentasi ini diambil mulai dari awal pelaksanaan penelitian tindakan ini berlangsung, hingga akhir kegiatan penelitian. Instrumen ini berguna untuk merekam peristiwa-peristiwa penting dalam aspek kegiatan kelas.
7. Angket
Angket merupakan instrumen untuk memperoleh data, yang berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis, dan memerlukan jawaban yang tertulis pula. Instrumen ini disusun berdasrkan indikator yang dapat mengungkapkan pengalaman, dan pengetahuan, dalam menulis puisi. Angket ini ditujukan kepada responen dalam hal ini peserta didik, untuk mengumpulkan tanggapan dari responden tersebut. Angket ini digunakan untuk memperkuat data yang telah diperoleh berdasarkan lembar observasi dan wawancara, terutama mengenai respon peserta didik terhadap pembalajaran menulis puisi baik sebelum, maupun setelah tindakan dengan menggunakan pendekatan SAVI. Adapun kisi-kisi teknik pengumpulan data yang disajikan dalam Tabel 5.
(57)
39
Tabel 5: Kisi-kisi Teknik Pengumpulan Data
No. Aspek Teknik Instrumen
1. Penerapan pendekatan SAVI dalam pembelajaran menulis puisi
Tes
Pengamatan Analisis dokumen Catatan lapangan Wawancara Dokumentasi foto Angket
Lembar kerja peserta didik
Pedoman pengamatan Pedoman wawancara Lembar catatan lapangan Foto dokumentasi
Angket 2. Sikap peserta
didik dalam pembelajaran menulis puisi
Tes
Pengamatan Analisis dokumen Catatan lapangan Wawancara Dokumentasi foto Angket
Lembar kerja peserta didik
Pedoman pengamatan Lembar catatan lapangan Pedoman wawancara Foto dokumentasi Angket
3. Hasil
pembelajaran menulis puisi dengan pendekatan SAVI
Tes
Pengamatan Analisis dokumen Catatan lapangan Wawancara Dokumtasi foto Angket
Lembar kerja peserta didik
Pedoman pengamatan Dokumentasi nilai tugas Lembar catatan lapangan Pedoman wawancara Foto dokumentasi Angket
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yaitu alat yang dipakai untuk mengumpulkan data dalam sebuah penelitian. Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan sebagai berikut.
1. Lembar Kerja Peserta Didik
Lembar kerja peserta didik yang digunakan sebagai alat pengambilan data melalui tes. Instrumen ini berfungsi untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam kegiatan menulis puisi, baik sebelum dilaksanakan tindakan maupun seletah dilaksanakannya tindakan. Lembar kerja peserta didik dibentuk berdasarkan indikator pencapaian kompetensi yang dikembangkan dari Standar
(58)
Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Pengembangan indikator dari Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar disajikan pada Tabel 6.
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar 16. Mengungkapkan pikiran dan
perasaan dalam puisi bebas.
16.1 Menulis puisi bebas dengan menggunakan pilihan kata yang sesuai. 16.2 Menulis puisi bebas dengan memperhatikan unsur persajakan.
Adapun kisi-kisi lembar kerja peserta didik yang disajikan pada Tabel 7.
Tabel 7: KIsi-kisi Lembar Keterampilan Menulis Kreatif Puisi Peserta Didik
Materi Pokok Indikator Soal
Nomor Jumlah Soal Bentuk Soal Menulis kreatif puisi menggunakan pendekatan SAVI
Menentukan ide dasar untuk menulis puisi
1 1 Uraian Menentukan kata pertama
terkait ide dasar puisi
2 1 Uraian Mengembangkan kata
pertama menjadi draf puisi
3 1 Uraian Mengembangkan draf puisi
menjadi teks puisi dengan memperhatikan unsur-unsur pembangun puisi
4 1 Uraian
Menyunting puisi 5 1 Uraian Merevisi puisi 6 1 Uraian
2. Pedoman Pengamatan
Pedoman pengamatan digunakan untuk mengamati jalannya tindakan pada siklus I dan siklus II. Pedoman pengamatan dikembangkan berdasarkan sikap peserta didik dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh efek tindakan yang telah dicapai terhadap proses pembelajaran. Pedoman pengamatan berbentuk tabel yang memuat banyaknya peserta didik terkait sikapnya dalam mengikuti pembelajaran. Adapun kisi-kisi pedoman pengamatan disajikan pada Tabel 8.
(59)
41
Tabel 8: Kisi-kisi Pedoman Sikap Peserta Didik No. Aspek
Pengamatan
Indikator Nomor
Butir
Jumlah Butir 1. Penerapan
pendekatan SAVI dalam pembelajaran menulis kreatif puisi
a. Banyaknya peserta didik yang mengikuti pembelajaran sesuai dengan ketentuan langkah pembelajaran
1, 2, 3 3
b. Banyaknya peserta didik yang mengikuti pembelajaran tidak sesuai dengan ketentuan langkah pembelajaran
4, 5 2
2. Sikap peserta didik dalam pembelajaran menulis puisi
a. Banyaknya peserta didik yang mengikuti pembelajaran dengan seksama
6 1
b. Banyaknya peserta didik tidak serius dalam mengikuti pembelajaran
7, 8, 9 3
c. Banyaknya pesserta didik yang aktif mengikuti pembelajaran
10 1
3. Hasil
pembelajaran menulis puisi dengan pendekatan SAVI
Banyaknya peserta didik yang mengerjakan tugas sesuai dengan penugasan
11 1
3. Dokumen Nilai Tugas Peserta Didik
Dokumen nilai tugas peserta didik yaitu tolok ukur indikator pencapaian kompetensi pembelajaran. Dengan demikian, keberhasilan pencapaian tujan pembelajaran dapat diketahui. Adapun nilai tugas peserta didik yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai yang diperoleh peserta didik dalam mengerjakan lembar kerja peserta didik.
4. Lembar Catatan Lapangan
Catatan lapangan digunakan untuk mendeskripsikan segala aktivitas, dan kondisi ketika proses pembelajaran menulis puisi berlangsung. Adapun segala hal
(60)
yang tercantum dalam catatan lapangan tersaji dalam kisi-kisi catatan lapangan pada Tabel 9.
Tabel 9: Kisi-kisi Catatan Lapangan No. Aspek
pengamatan
Indikator 1. Penerapan
pendekatan SAVI dalam pembelajaran menulis puisi
a. Proses pembelajaran menulis puisi di kelas VIII E SMP N 2 Sanden (pratindakan, siklus I, dan siklus II)
b. Pelaksanaan pendekatan SAVI dalam pembelajaran menulis puisi di kelas VIII E SMP N 2 Sanden 2. Sikap peserta
didik dalam pembelajaran menulis puisi
c. Aktivitas peserta didik dalam mengikuti pembelajaran
d. Respon peserta didik terhadap pembelajaran menulis puisi
e. Antusias peserta didik dalam mengikuti pembelajaran
3. Hasil
pembelajaran menulis puisi dengan pendekatan SAVI
Kinerja peserta didik dalam mengerjakan tugas menulis puisi
5. Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara digunakan untuk memandu kegiatan wawancara yang akan dilakukan. Oleh karena jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara terpimpin, penggunaan pedoman wawancara sangat diperlukan. Pedoman wawancara dikembangkan berdasarkan informasi yang hendak diperoleh terkait penelitian yang dilakukan. Berikut ini adalah tabel kisi-kisi pedoman wawancara kepada guru mata pelajaran Bahasa Indonesia Kelas VIII E SMP Negeri 2 Sanden ketika survei dan setelah tindakan.
(61)
43
Tabel 10: Kisi-kisi Pedoman Wawancara Survei dengan Guru Bahasa Indonesia Kelas VIII E SMP N 2 Sanden
No. Aspek Indikator Nomor
butir
Jumlah butir 1. Pembelajaran
menulis puisi
a. Pembelajaran menulis puisi dalam KTSP
1 1
b. Proses pembelajaran menulis puisi di kelas VIII E
2, 3 2
2. Sikap peserta didik Sikap peserta didik dalam pembelajaran menulis puisi
4 1
3. Hasil pembelajaran menulis puisi
Hasil pembelajaran menulis puisi
5 1
4. Sarana dan prasarana
Sarana dan prasarana sekolah yang mendukung kegiatan pembelajaran
5 1
Tabel 11: Kisi-kisi Pedoman Wawancara Pascatindakan Pembelajaran Menulis Puisi dengan Guru Bahasa Indonesia Kelas VIII E SMP N 2 Sanden
No. Aspek Indikator Nomor
butir
Jumlah butir 1. Penerapan
pendekatan SAVI dalam
pembelajaran menulis puisi
Penerapan pendekatan SAVI dalam pembelajaran menulis puisi
1, 2 2
2. Sikap peserta didik dalam
pembelajaran menulis puisi
Sikap peserta didik dalam pembelajaran menulis puisi
3 1
3. Hasil pembelajaran menulis puisi menggunakan pendekatan SAVI
Hasil pembelajaran menulis puisi dengan pendekatan SAVI
4 1
6. Angket
Angket disusun berdasrkan indikator yang dapat mengungkapkan pengalaman dan pengetahuan, dalam menulis puisi. Angket ditujukan kepada peserta didik dan terdidri dari dua macam angket. Angket pertama ditujukan kepada peserta didik ketika sebelum dilakukan tindakan. Angket pertama
(62)
bertujuan untuk mengumpulkan informasi awal mengenai pengetahuan dan respon pesaerta didik terhadap pembelajaran menulis puisi. Angket yang kedua merupakan angket pascatindakan. Angket ini bertujuan untuk mengumpulkan tanggapan dari peserta didik terkait pembalajaran menulis puisi dengan menggunakan pendekatan SAVI. Berikut ini adalah tabel kisi-kisi angket.
Tabel 12: Kisi-kisi Angket Pratindakan Pendekatan SAVI dalam Pembelajaran Menulis Puisi Peserta Didik Kelas VIII E
SMP N 2 Sanden
No. Aspek Indikator Nomor
Butir
Jumla h Butir 1. Penngetahuan dan
kemampuan
menulis peserta didik
Pengetahuan dan kemampuan menulis puisi peserta didik
1, 2 2
2. Sikap peserta didik dalam
pembelajaran menulis puisi
Antusias peserta didik dalam mengikuti pembelajaran menulis puisi
3, 4 2
Tanggapan peserta didik terhadap pembelajaran menulis puisi
5, 6, 7 3
3. Penerapan metode dalam
pembelajaran menulis puisi
Penerapan pendekatan SAVI dalam pembelajaran menulis puisi
(63)
45
Tabel 13: Kisi-kisi Angket Penerapan Pendekatan SAVI dalam Pembelajaran Menulis Puisi Peserta Didik Kelas VIII E SMP N 2 Sanden
No. Aspek Indikator Nomor
Butir
Jumlah Butir 1. Penerapan
pendekatan SAVI dalam pembelajaran menulis puisi
Penerapan penekatan SAVI dalam pembelajaran menulis puisi
1, 2, 3, 4
4
2. Sikap peserta didik dalam pembelajaran menulis puisi
Antusias peserta didik dalam mengikuti pembelajaran menulis puisi dengan pendekatan SAVI
5, 6 2
Tanggapan peserta didik terhadap pembelajaran menulis puisi dengan pendekatan SAVI
7, 8 2
3. Hasil
pembelajaran menulis puisi dengan pendekatan SAVI
Hasil pembelajaran menulis puisi dengan pendekatan SAVI
9, 10 2
7. Foto Dokumentasi
Foto dokumentasi diambil mulai dari awal pelaksanaan penelitian tindakan berlangsung hingga akhir kegiatan penelitian. Instrumen ini berguna untuk merekam peristiwa-peristiwa penting dalam aspek dan proses di dalam kelas. F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data pada penelitian ini dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif.
1. Teknik Analisis Data Kualitatif
Analisis data kualitatif dapat dilakukan dengan menggunakan teknik deskriptif kualitatif. Data kualitatif berupa peningkatan rasa senang, pengetahuan, dan pengalaman peserta didik dalam menulis puisi. Analisis data secara kualitatif ini dilakukan dengan tahap-tahap redukasi data yang telah dikumpulkan, paparan
(1)
(2)
(3)
(4)
183
LAMPIRAN 6
6a: Surat Perizinan(5)
(6)