commit to user
Pada siklus ini, semua kegiatan guru terlihat lebih terarah dan rapi, akan tetapi ada beberapa fenomena yang terjadi secara alami yang tidak
berkaitan dengan pembelajaran. Hal ini menjadikan pelaksanan siklus II tidak 100 bisa dikatakan lancar, tetapi apabila dibandingkan dengan
siklus pertama bisa dikatakan jauh lebih baik.
d. Analisis dan Refleksi Tindakan II
Pada tahap ini seperti dalam kegiatan siklus I, diadakan analisis dan refleksi setelah dilakukan observasi. Secara garis besar pembelajaran
menulis puisi dengan menggunakan pendekatan SAVI di kelas VII-H MTs Negeri 1 Surakarta pada siklus II ini berjalan sesuai dengan rencana dan
cukup berjalan lancar. Antusias dan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran menunjukkan peningkatan. Siswa mampu merespons materi
yang disampaikan dengan baik. Kekurangan-kekurangan yang dialami pada siklus I pun sudah mampu teratasi pada siklus II ini. Secara kualitas,
kemampuan menulis siswa pun sudah menunjukkan peningkatan meskipun ada juga yang masih merasa kesulitan dalam menulis. Hal
terpenting dari kegiatan ini adalah bahwa pendekatan SAVI ternyata mampu membantu siswa dalam pembelajaran menulis puisi.
Berkaitan dengan hasil observasi di atas, peneliti dan guru
melakukan analisis dan refleksi bersama-sama. Adapun hasilnya sebagai
berikut. 1 Keaktifan siswa dari keseluruhan aktivitas pembelajaran menulis puisi
mengalami peningkatan, yaitu sebesar 22 dari 59. Ini berarti persentase keaktifan pada siklus II mencapai 81. Artinya, jumlah
siswa yang aktif dalam siklus ini bertambah 8 siswa dari 22 siswa yang aktif pada pertemuan sebelumnya siklus I. Aktivitas siswa yang
menjadi indikator keaktifan pada dasarnya telah dilakukan oleh sebagian besar siswa. Hampir semua siswa aktif memberikan respons
terhadap apersepsi yang diberikan guru, memperhatikan materi yang
commit to user
dijelaskan guru, aktif dalam kegiatan kerja sama kelompok, serta memiliki minat dan motivasi yang tinggi dalam pembelajaran.
2 Adanya peningkatan kemampuan siswa dalam menulis puisi. Sebagian besar siswa sudah mampu membuat puisi dengan memasukkan unsur
pembangun dalam puisi yaitu diksi, majas, kata konkret, pengimajinasian, dan rima. Peningkatan yang terjadi pada siklus II ini
sebesar 22 dari 65 menjadi 87. Artinya, jumlah siswa yang mampu menulis puisi dengan baik dalam siklus ini bertambah dari 24
siswa menjadi 32 siswa. Skor dalam tiap aspek pun mengalami peningkatan meskipun nilai yang diperoleh belum sepenuhnya
sempurna. Pada siklus ini, masing-masing skor siswa meningkat. Beberapa kelemahan yang masih ditemui dalam puisi siswa adalah
tentang penggunaan majas dalam puisi yang mereka tulis karena berdasarkan hasil analisis tiap aspek, pada aspek majas masih ada 8
3 siswa yang memperoleh nilai paling rendah yaitu 1. Kelemahan dan kekurangan yang terjadi pada siklus I telah diatasi dengan baik.
Berdasarkan hasil analisis dan refleksi di atas, tindakan pada siklus II dapat dikatakan berhasil karena hasil yang diperoleh sudah melebihi
target yang ditentukan yaitu keaktifan dan ketuntasan nilai menulis puisi sebesar 80. Peningkatan terjadi pada beberapa indikator dibandingkan
siklus sebelumnya. Para siswa telah berhasil mencapai nilai batas minimal ketuntasan belajar, walau ada tiga siswa yang belum mampu meraih nilai
sesuai KKM tersebut. Mengingat capaian pada siklus II ini telah melebihi dengan indikator yang dirumuskan, maka penelitian pun diakhiri. Adapun
hasil pelaksanaan tindakan pada siklus I dan II dapat dibuat rekapitulasi seperti pada Tabel 10 berikut ini.
commit to user
Tabel 10. Rekapitulasi Ketercapaian Indikator Penelitian Siklus I dan II
No. Indikator
Persentase yang Dicapai Siklus I
Siklus II
1. Keaktifan siswa selama
pembelajaran menulis puisi 59
81
2. Ketuntasan hasil belajar
menulis puisi 65
87
Berdasarkan data rekapitulasi di atas, dapat dinyatakan bahwa perbandingan persentase yang dicapai pada siklus I dan II menunjukkan
adanya peningkatan pada indikator yang ditetapkan. Peningkatan yang signifikan terjadi pada indikator 2, yaitu kemampuan menulis puisi siswa
sebesar 22 dari siklus I ke siklus II dengan keberhasilan mencapai 87. Secara keseluruhan ada peningkatan persentase yang dicapai pada semua
indikator dari satu siklus ke siklus berikutnya. Penyebab banyaknya siswa yang belum mencapai batas minimal
ketuntasan hasil belajar menulis puisi pada siklus I adalah siswa masih belum terlalu paham tentang beberapa aspek yang menjadi unsur
pembangun sebuah puisi seperti diksi, majas, kata konkret, imaji, dan rima.
Siklus II menunjukkan bahwa sebagian besar siswa sudah mampu mencapai batas KKM menulis puisi. Ketuntasan dalam menulis puisi
tersebut dilatarbelakangi oleh pembelajaran yang lebih baik dan terarah serta pemahaman siswa yang lebih bila dibandingkan dengan sebelumnya.
Selain itu, tema yang digunakan dalam kegiatan menulis puisi pada siklus II adalah keindahan taman sekolah. Tema tersebut sangat dekat dengan
siswa karena setiap hari mereka melihat keindahan dari taman sekolah tersebut. Hal yang lebih memudahkan lagi adalah karena media yang
commit to user
digunakan dalam siklus II adalah alam, yaitu siswa dibawa langsung untuk melihat taman sekolah mereka dan di sana mereka diminta langsung
menulis puisi. Dari 37 siswa, ada 3 siswa yang belum mencapai KKM menulis puisi dan dua siswa yang lain tidak hadir.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, deskripsi hasil pengamatan tindakan, tujuan yang ingin dicapai, dan paparan hasil penelitian, berikut ini dikemukakan
pembahasan hasil penelitian. Pembahasan ini meliputi peningkatan kualitas proses dan hasil pembelajaran menulis puisi dengan pendekatan SAVI pada siswa
kelas VII-MTs Negeri 1 Surakarta. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri atas empat tahap. Tahap penelitian tersebut
terdiri dari: 1 tahap perencanaan tindakan; 2 tahap pelaksanaan tindakan; 3 tahap observasi dan interpretasi; serta 4 tahap analisis dan refleksi.
Sebelum pelaksanaan penelitian, peneliti melakukan observasi awal terlebih dahulu guna mengetahui kondisi yang terjadi di lapangan, yaitu di MTs
Negeri 1 Surakarta. observasi dilakukan saat pembelajaran menulis puisi dilaksanakan di kelas VII-H MTs Negeri 1 Surakarta. Selain itu, dilakukan pula
wawancara dengan siswa dan guru, dan penyebaran angket. Dari kegiatan ini diketahui kondisi nyata yang terjadi pada pembelajaran menulis puisi di Kelas
VII-H MTs Negeri 1 Surakarta. Dari observasi awal ini juga diketahui bahwa terdapat masalah dalam pembelajaran menulis puisi.
Berdasarkan hasil observasi awal tersebut, peneliti menemukan bahwa keaktifan dan kemampuan menulis puisi siswa kelas VII-MTs Negeri 1 Surakarta
bisa dikatakan tergolong kurang apabila dibandingkan dengan nilai keterampilan berbahasa dan bersastra Indonesia lainnya menyimak, berbicara, dan membaca.
Dari sebab itu, peneliti berkolaborasi dengan guru kelas yang bersangkutan guna memperoleh solusi untuk mengatasi masalah tersebut. Setelah peneliti dan guru
mengadakan diskusi, akhirnya disepakati penggunaan pendekatan SAVI untuk memperbaiki pembelajaran menulis puisi di kelas VII-H MTs Negeri 1 Surakarta.