Dimensi Pelaksanaan Supervisi Pengawas

50 e. Hubungan kerja informatif adalah hubungan kerja antar unit atau pejabat dengan tingkat atau bidang apapun untuk saling memberikan dan memperoleh keterangan. f. Hubungan kerja konsultatif, yaitu hubungan kerja antara pejabat yang karena jabatannnya berkepentingan melakukan konsultasi antar satu dengan yang lainnya. g. Hubungan kerja direktif adalah hubungan kerja antara pimpinan unit organisasi atau pejabat yang disatu pihak mempunyai wewenang dan kewajiban untuk memberikan bimbingan, pengarahan, pertimbangan, saran atau nasihat dalam bidang kerja hierarkis tertentu, sedang dipihak lain mempunyai kewajiban melaksanakan bimbingan, pengarahan, pertimbangan, saran dan atau nasihat tersebut. h. Hubungan kerja koordinatif adalah hubungan kerja antar pejabat yang dimaksudkan untuk memadukan mengintegrasikan, menyerasikan dan menyelaraskan berbagai kepentingan dan kegiatan yang saling berkaitan beserta segenap gerak, langkah dan waktunya dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran bersama. Sedangkan Taliziduhu Ndraha 1999: 163-179 secara ringkas menyatakan bahwa hubungan sumber daya manusia terdiri dari: a. Hubungan organisasional, yaitu hubungan antarposisi, tugas dan fungsi formal di dalam organisasi. b. Hubungan industrial, yaitu hubungan yang terbentuk sebagai akibat hukum kontrak kerja antara employee dengan employeer. Dalam hubungan industrial 51 terlibat beberapa pihak: pekerja buruh, pegawai, employee, majikan employer, pengusaha, pemerintah dan lembaga peradilan. c. Hubungan publik atau Public and Community Relations PCR. PCR adalah hubungan antara organisasi bisnis dengan publik dan masyarakat di sekitarnya, yang ingin dikontrol oleh organisasi melalui media, promosi, dan pembangunan citra image-building. d. Hubungan pasar, adalah hubungan timbal-balik antara SDM makro dengan pasker dan SDM mikro juga dengan pasker. Hubungan antara SDM makro dengan pasker terjadi oleh semakin meningkatnya pengorganisasian kerja dalam rangka mengoptimalisasikan nilai-tambah. e. Hubungan profesional, merupakan hubungan yang terjadi antar SDM seprofesi, dengan dasar profesionalisme. f. Hubungan Antar-Manusia Yoder, Dale et al Taliziduhu Ndraha, 1999: 177, berpendapat bahwa “human relation to emphasizes employee aspects of work rather than technical or economic aspects. In brief, human relations seek to make employment and worki ng conditions less impersonal.” Berdasarkan pendapat tersebut, guru dapat melakukan hubungan secara luas, baik hubungan kerja dalam satu organiasi sekolah maupun organiasi diluar sekolah seperti PGRI. Secara internal lembaga sekolah, hubungan kerja guru terdiri dari hubungan kerja vertikal dan hubungan kerja horisontal. Hubungan kerja vertikal terjadi ketika guru berinteraksi dengan kepala sekolah atasan dengan bawahan, sedangkan hubungan kerja horisontal merupakan hubungan 52 kerja antara guru dengan guru lain maupun dengan karyawan sekolah. Hubungan guru dengan guru disebut juga dengan hubungan dengan rekan kerja. Muhammad Zainur Roziqin 2010: 73 menyatakan bahwa “...rekan kerja yang ramah dan mendukung akan berpengaruh pada kepuasan kerja yang meningkat ” Hubungan atasan dan bawahan dapat bersifat fungsional, informatif, konsultatif, direktif maupun koordinatif. Sedangkan, hubungan antara guru dengan rekan kerja dapat bersifat fungsional, informatif, dan koordinatif.

3. Maksud dan Tujuan Hubungan Kerja

LAN 2008: 29 secara singkat menjelaskan bahwa hubungan kerja di organisasi dimaksudkan agar organisasi dapat: a. Membangkitkan kesadaran pada setiap orang dan setiap manajer bahwa kedudukan, fungsi dan pekerjaannya berkaitan dengan kedudukan, fungsi dan pekerjaan pihak lainnya sehingga tidak lepas dari yang lain. b. Memelihara dan mengembangkan saling pengertian diantara para pejabat di dalam organisasi sehingga dapat menumbuhkan kesadaran bahwa dirinya memerlukan bantuan pihak lain sehingga timbul semangat kerjasama dalam pelaksanaan tugas masing-masing. c. Memelihara dan mengembangkan semangat persatuan pada setiap orang karena tugas dirinya dan tugas pihak lain di dalam organisasi merupakan bagian-bagian dari tugas yang lebih besar yang berkaitan erat dan perlu saling mendukung.

Dokumen yang terkait

PENGARUH SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH, KEPUASAN KERJA, DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU SD NEGERI KECAMATAN MEDAN AREA.

0 3 38

HUBUNGAN SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA GURU DENGAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU SD DI KECAMATAN KABANJAHE KABUPATEN KARO.

0 2 72

PENGARUH SUPERVISI PEMBELAJARAN KEPALA SEKOLAH, KEPUASAN KERJA DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP SEMANGAT KERJA GURU SD NEGERI SE-KECAMATAN MEDAN AREA.

0 2 46

KONTRIBUSI SUPERVISI, MOTIVASI KERJA, DAN KOMUNIKASI GURU TERHADAP KINERJA GURU DI SEKOLAH DASAR DI UPTD KONTRIBUSI SUPERVISI, MOTIVASI KERJA, DAN KOMUNIKASI GURU TERHADAP KINERJA GURU DI SEKOLAH DASAR DI UPTD PENDIDIKAN KECAMATAN PULOKULON KABUPATEN GRO

0 2 14

PENGARUH KOMPETENSI DASAR GURU, KREATIFITAS, DAN MOTIVASI, TERHADAP KEPUASAN KERJA GURU SEKOLAH DASAR NEGERI DI KECAMATAN SUKOHARJO.

0 1 23

PENGARUH KELOMPOK KERJA GURU DAN SUPERVISI KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU SEKOLAH DASAR DI WILAYAH IV KABUPATEN SUMEDANG.

0 2 68

PENGARUH SERTIFIKASI GURU TERHADAP KOMITMEN GURU DAN KEPUASAN KERJA GURU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN UMBULHARJO KOTA YOGYAKARTA.

0 3 195

PENGARUH TIPE KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KEPUASAN KERJA GURU SEKOLAH DASAR NEGERI DI KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN GUNUNGKIDUL.

0 0 144

KEPUASAN KERJA GURU MATEMATIKA DITINJAU DARI PENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA GURU

0 0 10

PENGARUH SUPERVISI AKADEMIK DAN IKLIM KERJA TERHADAP KINERJA GURU SEKOLAH DASAR NEGERI DI KECAMATAN

1 4 14