18 bekerja dapat ditunjukkan dengan sikap seperti sering melamun, mempunyai
semangat kerja rendah, cepat lelah dan bosan, emosi tidak stabil, sering absen dan melakukan kesibukan yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan yang harus
dilakukan. Guru yang memiliki kepuasan kerja maka akan tertarik pada pekerjaannya,
akan nyaman dalam bekerja, akan semangat dalam bekerja, dan senantiasa mengembangkan kemampuannya. Sebagaimana pendapat Istijanto 2005: 181
secara singkat karyawan yang memiliki dedikasi tinggi berupaya memprioritaskan apa yang menjadi tugasnya. Karyawan tidak memandang pekerjaan sebagai tugas
dan paksaan, tetapi hobi. Karyawan memiliki perasaan yang sangat positif terhadap pekerjaan, merasa tertarik kepada pekerjaan, memiliki antusiasme tinggi,
menyukai pekerjaan, merasa nyaman bekerja, dan secara keseluruhan puas terhadap pekerjaan.
3. Pengukuran Kepuasan Kerja
Pengukuran kepuasan kerja menggunakan sejumlah pertanyaan yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Judge et al 1998: 23 mengukur kepuasan
kerja dengan lima item dari Brayfield Rothe sebagai berikut:
...measured overall job satisfaction with five items taken from the Brayfield-Rothe 1951 measure of job satisfaction. These five items were
“I feel fairly well satisfied with my present job,” “Most days I am enthusiastic about my work, Each day of work seems like it will never
end reverse scored, I find real enjoyment in my work,and I consider my job rather unpleasant reverse scored.
Berdasarkan item dari Brayfield Rothe keseluruhan kepuasan terhadap pekerjaan diukur dengan perasaan puas terhadap pekerjaan saat ini, rasa antusias
19 dalam bekerja yang dirasakan setiap hari, merasakan bahwa pekerjaan tidak akan
berakhir, menikmati pekerjaan, dan ketidaksenangan terhadap pekerjaan. Indeks kepuasan kerja dapat digunakan untuk mengukur tingkat kepuasan kerja
seseorang diketahui dengan empat pertanyaan dan berisi tujuh jawaban dengan menggunakan skala interval dari yang paling setuju 7 ke jawaban yang paling
tidak setuju 1 yang telah dikembangkan oleh Hoppock Panggabean, 2002: 131- 132. Kemudian, Brayfield Rothe mengembangkan alat ukur The Brayfield-
Rothe Index BRI dengan 18 pertanyaan yang diukur menggunakan: a.
Job Descriptive Index JDI: dikembangkan oleh Smith, Kendall, dan Hullin yang menilai kepuasan kerja keseluruhan overall job satisfaction dengan
menggunakan: kepuasan terhadap pengawasan, kepuasan terhadap rekan kerja, kepuasan dengan pekerjaan itu sendiri, kepuasan terhadap pembayaran,
dan kepuasan terhadap promosi. b. Minnessota Satisfaction Questionnaire MSQ merupakan skala rating untuk
menilai kepuasan kerja yang menunjukkan kepuasan terhadap beberapa aspek pekerjaan misal kepuasan terhadap gaji dan kesempatan untuk maju. Skor
yang tinggi menunjukkan skor kepuasan kerja yang tinggi. c.
Pay Satisfaction Questionnaire PSQ merupakan daftar pertanyaan yang ditujukan untuk menilai kepuasan kerja terhadap beberapa aspek pembayaran
misal tingkat pembayaran, penambahan, fasilitas yang dapat dimanfaatkan. Hackman Oldman Panggabean, 2002: 131-132 juga mengembangkan
alat ukur kepuasan kerja dengan menggunakan Job Diagnostic Survey JDS yang mengemukakan bahwa kepuasan kerja berkaitan dengan lima dimensi inti dari