99
sehingga rata-rata nilai yang diperoleh pada siklus II lebih tinggi daripada siklus I.
Hasil observasi kinerja guru siklus II pada pertemuan pertama, kedua, dan ketiga dari 11 aspek rata-rata guru mengajar sesuai dengan materi.
Hasil observasi partisipasi siswa siklus II pada pertemuan pertama dari 12 aspek rata-rata AGS dapat berpartisipasi dengan baik tanpa bantuan
guru pada 4 aspek, berpartisipasi dengan bantuan guru secara verbal dan non verbal pada 8 aspek. Pada pertemuan kedua AGS dapat berpartisipasi
dengan baik tanpa bantuan guru pada 8 aspek, berpartisipasi dengan bantuan guru secara verbal dan non verbal pada 4 aspek. Pada siklus II
ini, subjek mampu berpatisipasi dalam proses pembelajaran dengan baik sehingga subjek mampu melakukan semua kegiatan sampai selesai
walaupun masih ada beberapa aspek yang dibantu oleh guru. Hasil tes pasca tindakan siklus II meningkat dibandingkan dengan tes
pasca tindakan siklus I. Siswa sudah mampu mencapai KKM yang ditentukan yaitu 70. Subjek memperoleh nilai 87,5 dengan kriteria sangat
baik. Peningkatan kemampuan menulis permulaan dari siklus I ke siklus II disajikan dalam tabel berikut :
Tabel 15. Data pasca tindakansiklus I dan pasca tindakan siklus II kemampuan menulis permulaan pada siswa Cerebral Palsy
nama KKM
Nil
ai maks
Nil
ai pasca
tinda kan I
Kriteri
a
Nil
ai pasca
tinda kan II
kriteria Peningk
atan
AGS
70 100
65 Cukup
87,5 S
angat baik
22,5
100
Berdasarkan tabel 15 di atas, hasil belajar AGS mengalami peningkatan sebesar 22,5. Pada hasil tes tindakan siklus I subjek
memperoleh nilai sebesar 65 sedangkan pada tes siklus II subyek memperoleh hasil 87,5. Hasil pasca tindakan siklus I dan siklus II juga
disajikan dalam grafik berikut :
Gambar 8. Grafik nilai hasil tes pasca tindakan siklus I dan pasca tindakan siklus II kemampuan menulis permulaan pada
siswa cerebral palsy
G. Uji Hipotesis Tindakan
Indikator keberhasilan pada penelitian ini dinyatakan berhasil apabila :
a. Hasil pasca tindakan hasil pra tindakan
b. Hasil pasca tindakan kriteria ketuntasan minimal KKM yang telah
ditetapkan yaitu 70 Hasil penelitian menyatakan bahwa adanya peningkatan kemampuan
menulis permulaan melalui teknik latihan graphomotor pada subjek yaitu
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
AGS KKM
Nilai pasca tindakan siklus I
Nilai pasca tindakan siklus II
101
subjek memperoleh nilai pada pra tindakan sebesar 50 meningkat menjadi 87,5 pada pasca tindakan siklus II. Hasil pasca tindakan siklus II pada subjek
mengalami peningkatan dibanding dengan hasil pra tindakan dan pencapaian yang diperoleh subjek KKM yang telah ditetapkan yaitu 70.
Berdasarkan hasil tes pasca tindakan siklus I dan hasil tes pasca tindakan siklus II, maka hipotesis tindakan yang menyatakan bahwa tedapat
peningkatan kemampuan menulis permulaan melalui teknik latihan graphomotor pada anak Cerebral Palsy di SLB G Daya Ananda dapat
diterima. H.
Pembahasan Hasil Penelitian
Tindakan dalam penelitian ini adalah teknik latihan graphomotor untuk meningkatkan kemampuan menulis permulaan pada siswa cerebral palsy di
SLB G Daya Ananda. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus. Materi yang diajarkan dalam
penelitian ini adalah menulis permulaan. Pembelajaran menulis permulaan yang dilakukan oleh guru yaitu menghubungkan titik-titik dan menyalin huruf
kapital dan huruf kecil, kata, dan kalimat. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Purwanto 2000: 25 yang mengemukakan bahwa strategi
pengajaran dimulai dari mengeblat, menghubungkan titik-titik, menyalin, dan dikte.
Melalui latihan graphomotor secara bertahap dan berulang anak cerebral palsy tipe spastik quadriplegia memiliki kemampuan menulis yang jelas dan
mudah dipahami. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Sabarti Akhdiah dkk
102
1991: 75 yang menyatakan bahwatujuan menulis permulaan adalah mampu menulis dengan jelas, teliti, dan mudah dipahami. Anak cerebral palsy tipe
spastik quadriplegia telah memiliki kemampuan yang baik dalam menulis permulaan.
Teknik latihan graphomotor yang digunakan terdiri dari beberapa komponen untuk mengatasi masalah menulis permulaan yang disebabkan
oleh gangguan perkembangan motorik halus siswa cerebral palsy. Teknik yang digunakan pada penelitian ini adalah membuat garis lurus, garis miring
dan garis bergelombang yang bertujuan untuk melatih koordinasi mata dan tangan subjek agar lebih lentur. Teknik latihan graphomotor berupa
penggabungan 3 aspek yaitu koordinasi mata dan tangan, kontrol otot, dan diskriminasi visual. Ketiga aspek tersebut diaplikasikan dalam teknik latihan
yaitu menelusuri bentuk geometri dan barisan titik, membuat garis horizontal dari kanan ke kiri, membuat garis vertikal dari atas ke bawah dan dari bawah
ke atas, membuat bentuk-bentuk lingkaran, membuat garis miring, menyalin bentuk-bentuk sederhana.
Peningkatan yang terlihat pada siswa setelah diberikan tindakan adalah siswa menjadi lebih bersemangat karena siswa dapat memahami
penyampaian materi menulis permulaan melalui teknik latihan graphomotor. Hal ini sejalan dengan kelebihan teknik latihan graphomotor yang
dikemukakan oleh
Ferry Ibrahim 2013: 22
bahwa kelebihan teknik latihan graphomotor adalah sederhana, praktis, mudah di modifikasi atau disesuaikan