36
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas Classroom Action research. Wina Sanjaya 2009: 26
mengemukakan Penelitian Tindakan Kelas dapat diartikan sebagai proses pengkajian masalah pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri dalam
upaya untuk memecahkan masalah tersebut dengan cara melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam situasi nyata serta menganalisis setiap
pengaruh dari perlakuan tersebut. Pendapat lain tentang pengertian Penelitian Tindakan Kelas dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto 2010: 4 penelitian
tindakan kelas adalah pemberian tindakan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran. Penjelasan tersebut sejalan dengan tujuan Penelitian Tindakan
Kelas menurut Samsu Sumadayo, 2013: 23 yaitu untuk memperbaiki dan meningkatkan praktik pembelajaran di kelas secara berkesinambungan.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas PTK adalah proses untuk memperbaiki dan
meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas sesuai permasalahan yang diamati melalui tindakan yang sengaja dimunculkan. Pada penelitian ini
peneliti yang melakukan tindakan dan guru kelas kolaborator sebagai pengamat, hal ini dimaksudkan agar penelitian bersifat objektif. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan menulis permulaan melalui latihan graphomotor dengan cara berkolaborasi dengan guru kelas IV
di SLB G Daya Ananda, Kalasan.
37
B. Desain Penelitian
Model Penelitian Tindakan Kelas yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah model spiral dari Kemmis dan taggart. Dilakukan dalam dua siklus,
yaitu siklus I dan siklus II. Konsep pokok action research menurut Kurt Lewin terdiri dari empat komponen, yaitu perencanaan planning,
tindakanpelaksanaan acting, pengamatan observing, dan reflektif reflecting. Pada siklus selanjutnya, perencanaan direvisi dengan
memodifikasi sesuai dengan perbaikan yang dibutuhkan. Model tersebut dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 2. Desain Penelitian model Kemmis dan Mc Taggart
38
Desain penelitian tindakan kelas berbentuk spiral menurut Wina Sanjaya 2009: 78 - 90, meliputi 4 tahap :
1. Perencanaan planning
Perencanaan dalam setiap siklus disusun perencanaan pembelajaran untuk perbaikan pembelajaran. Dengan demikian dalam perencanaan
bukan hanya berisi tentang tujuan atau kompetensi yang harus dicapai akan tetapi juga harus lebih ditonjolkan perlakuan khususnya oleh guru
dalam proses pembelajaran, ini berarti perencanaan yang disusun harus dijadikan pedoman seutuhnya dalam proses pembelajaran. Ada dua jenis
perencanaan yang dapat disusun oleh peneliti, yakni perencanaan awal dan perencanaan lanjutan. Perencanaan awal diturunkan dari berbagai
asumsi perbaikan hasil dari kajian studi pendahuluan; sedangkan perencanaan lanjutan disusun berdasarkan hasil refleksi setelah peneliti
mempelajari berbagai kelemahan yang harus diperbaiki. 2.
Tindakan Acting Pelaksanaan tindakan adalah perlakuan yang dilaksanakan guru
berdasarkan perencanaan yang telah disusun. Pelaksanaan tindakan yang dilakukan guru adalah perlakuan yang dilaksanakan yang diarahkan
sesuai dengan perencanaan. Tindakan adalah perlakuan yang dilaksanakan oleh guru sesuai dengan fokus masalah. Tindakan inilah
yang menjadikan PTK sebagai upaya meningkatkan kinerja guru untuk menyelesaikan
masalah. Tindakan
dilakukan dalam
program pembelajaran apa adanya. Artinya, tindakan itu tidak direkayasa untuk
39
kepentingan penelitian akan tetapi dilaksanakan sesuai dengan program pembelajaran keseharian. Hal ini penting untuk dipahami karena PTK
tidak berangkat dari keingintahuan peneliti akan tetapi berangkat dari kebutuhan guru untuk meningkatkan kinerjanya.
3. Pengamatan observation
Pengamatan dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang proses pembelajaran yang dilakukan guru sesuai dengan tindakan yang
telah disusun. Melalui pengumpulan informasi peneliti dapat mencatat berbagai kelemahan dan kekuatan yang dilakukan guru dalam
melaksanakan tindakan sehingga hasilnya dapat dijadikan masukan ketika guru melakukan refleksi untuk penyusunan rencana ulang
memasuki putaran atau siklus berikutnya. 4.
Refleksi reflecting Refleksi adalah aktivitas melihat berbagai kekurangan dan kelebihan
yang dilaksanakan guru selama tindakan. Dari hasil refleksi guru mencatat berbagai kekurangan yang perlu diperbaiki dan berbagai
kelebihan yang dapat memperkuat hasil tindakan yang diberikan sehingga dapat dijadikan dasar dalam penyusunan rencana ulang.
Refleksi adalah kegiatan mengulas secara kritis tentang apa yang terjadi pada siswa suasana kelas dan guru. pada tahap ini, guru tim peneliti
sangat penting berkolaborasi dalam menentukan dan memutuskan judge the value tentang hasil tindakan.