D. HIPOTESIS PENELITIAN
Hipotesis dari penelitian ini adalah bahwa ada perbedaan kepuasan kerja berdasarkan efektivitas kepemimpinan situasional. Apabila gaya
kepemimpinan situasional efektif, maka kepuasan kerja tinggi. Sedangkan apabila gaya kepemimpinan tidak efektif, maka kepuasan kerja rendah.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data
numerical angka yang diolah dengan metode statistika Azwar, 2009. Jenis penelitian ini adalah penelitian komparatif, yaitu penelitian yang
membandingkan dua kelompok yang independen, dapat berupa dua kelompok yang terpisah Priyatno, 2010.
B. Identifikasi Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang terlibat di dalamnya, yaitu variabel bebas dan variabel tergantung.
1. Variabel Bebas
Variabel bebas
adalah suatu
variabel yang
variasinya mempengaruhi variabel lain Azwar, 2009. Variabel bebas dalam
penelitian ini adalah efektivitas kepemimpinan situasional.
2. Variabel Tergantung
Variabel tergantung adalah variabel penelitian yang diukur untuk mengetahui besarnya efek atau pengaruh variabel lain Azwar, 2009.
Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah kepuasan kerja karyawan.
41
C. Definisi Operasional
1. Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja adalah suatu hal yang mencerminkan perasaan seseorang tentang pekerjaannya secara keseluruhan yang dilihat dari
berbagai sudut pandang. Dalam mengukur tingkat kepuasan kerja karyawan, subjek akan diberikan kuesioner yang berisikan 20 item, yang
terdiri dari 20 komponen kepuasan kerja. Alat yang digunakan untuk mengukur tingkat kepuasan kerja adalah dengan menggunakan Minnesota
Satisfaction Questionnaire MSQ. Apabila hasil kuesioner memiliki jumlah persentil 75 atau lebih, maka memiliki tingkat kepuasan kerja yang
tinggi. Sedangkan jumlah persentil kurang dari 25, maka mengindikasikan bahwa tingkat kepuasan kerja rendah. Kemudian jumlah persentil antara
25-75 memiliki tingkat kepuasan kerja rata-rata.
2. Efektivitas Gaya Kepemimpinan Situasional
Efektivitas gaya kepemimpinan situasional adalah kesesuaian antara perilaku pemimpin dengan kematangan bawahan. Alat yang
digunakan untuk mengambil data efektivitas kepemimpinan situasional adalah dengan menggunakan skala efektivitas kepemimpinan situasional
yang disusun oleh Hersey dan Blanchard 1960. Skala tersebut terdiri dari tiga skala, yaitu skala kematangan pekerjaan dan psikologis, skala perilaku
tugas, dan skala perilaku hubungan. Efektivitas kepemimpinan didapatkan ketika terdapat kesesuaian antara ketiga skala tersebut.
D. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini memiliki kriteria, yaitu subjek telah bekerja minimal dua tahun dalam perusahaan tersebut. Alasan pemakaian
subjek penelitian berdasarkan jangka waktu bekerja minimal dua tahun adalah bahwa karyawan yang telah bekerja minimal dua tahun sudah
merasakan dan mengetahui kondisi pekerjaan maupun lingkungan dalam perusahaan. Teknik pengambilan subyek dalam penelitian ini menggunakan
teknik convenience sampling, yaitu kelompok dari subjek dipilih atas dasar kemudahan akses McMillan dan Schumacher, 2006.
E. Metode Pengumpulan Data
1. Kuesioner Kepuasan Kerja
Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan metode kuesioner. Kuesioner merupakan
suatu bentuk instrumen pengumpulan data yang sangat fleksibel dan relatif mudah digunakan. Kuesioner kepuasan kerja akan dibagikan kepada
karyawan perusahaan dan bersumber pada Minnesota Satisfaction Questionnaire MSQ. Kuesioner terdiri dari 20 komponen dan berisi 20
item. Pada kuesioner tersebut, subjek telah disediakan lima alternatif jawaban, yaitu sangat puas very satisfied, puas satisfied, normal, tidak
puas dissatisfied, dan sangat tidak puas very dissatisfied. Kuesioner yang digunakan dalam pengambilan data merupakan
kuesioner adaptasi sehingga memerlukan proses untuk menerjemahkan ke
dalam Bahasa Indonesia terlebih dahulu. Dalam proses terjemahan tersebut, dibutuhkan 3 orang yang memiliki kompetensi dalam Bahasa
Inggris. Orang pertama adalah orang yang membantu menerjemahkan dari Bahasa Inggris ke dalam Bahasa Indonesia. Orang kedua adalah orang
yang membantu proses terjemahan dari Bahasa Indonesia ke dalam Bahasa Inggris. Orang terakhir bertindak sebagai supervisor dalam proses
terjemahan tersebut. Ketiga orang tersebut termasuk orang-orang yang berkompeten
dalam Bahasa Inggris. Orang pertama yang menerjemahkan kuesioner dari Bahasa Inggris ke dalam Bahasa Indonesia merupakan guru Bahasa
Inggris di sebuah SMP. Kemudian orang kedua yang menerjemahkan kembali dari Bahasa Indonesia ke dalam Bahasa Inggris atas bantuan
Lembaga Bahasa Sanata Dharma. Supervisor dalam proses penerjemahan ini adalah dosen bidang Bahasa Inggris di sebuah akademi.